Always Be Mine [END]

22❤️

Gaun hitam sebatas dada di atas lutut. Polesan make-up yang tipis, serta high heels yang senada dengan gaun. Dengan anggun, Diana menuruni anak tangga. Tidak lupa membawa sebuah topeng hitam, yang harus digunakan untuk pesta nanti.

Netra biru Diana memandang ke arah bawah, lebih tepatnya ke arah Reynald yang juga sedang menatap dirinya.

Reynald terlihat tampan dengan tuxedo berwarna hitam, warna yang senada dengan gaun Diana.

Diana berdiri tepat di depan Reynald, "You look so sexy." puji Reynald kepada Diana.

"You too." balas Diana.

Pria itu mengeluarkan sebuah kalung dari saku celana. Kalung yang begitu indah, terdapat foto wajah Diana di mata kalung itu.

Reynald memakaikan kalung itu di leher jenjang Diana. Wajah Pria itu sangat dekat dengan leher Diana, bahkan Diana dapat merasakan deru nafas Reynald yang teratur.

"Perfect." bisik Reynald di telinga Diana.

"Diana." Panggil seorang Pria paruh baya. Wajahnya terlihat mirip dengan Diana, tetapi versi Pria.

"Papa, Mama, Grandma." ucap Diana menghampiri ketiga orang yang berbeda usia itu.

"Long time no see, Sweetie." ucap Papa Diana. Pria itu memeluk putrinya setelah sekian lama.

"I miss you, Pa." Diana membalas pelukan Papanya. Lalu memeluk Grandma dan Mamanya secara bergantian.

"Siapa dia, Ana?" tanya Mama Diana.

"Dia, Reynald Mahendra. CEO di perusahaan MH Crop, tempat aku bekerja." jawab Diana.

"Reynald Mahendra." ucap Reynald memperkenalkan dirinya.

"Nama mu terdengar tidak asing." ucap Papa Diana.

"Tentu saja, namanya tidak asing. Dia sudah mendapat gelar CEO termuda dan pengusaha yang begitu sukses selama lima tahun berturut-turut." ucap Devano yang datang dari arah belakang mereka bersama Elena.

"Bahkan perusahaan MH Crop banyak memiliki cabang di benua Asia dan Eropa, jadi tak bisa dipungkiri bahwa nama Reynald begitu terkenal di kalangan pengusaha." sambung Devano.