PART 09 || Nostalgia

2.8K 370 17
                                    

Jalanan yang masih ramai dengan kendaraan itu, Kagami dan Kuroko akhirnya keluar dari Maji Burger. Kedua lelaki itu saling diam dengan pikiran mereka masing-masing. Kagami memasukkan kedua telapak tangannya pada saku celana untuk menahan udara malam yang dingin. Ditambah lagi, matanya sedari tadi tidak kuat untuk terpejam saking lelahnya menghadapi hari ini.

"Hoaaaam." Kagami menguap ketika tidak bisa menahan kantuknya.

"Maafkan aku karena mengajakmu berbicara serius ketika sudah malam begini, Kagami kun." Tiba-tiba Kuroko berucap tanpa memandang wajah Kagami di sampingnya.

Kagami menatap Kuroko sebentar lalu kembali fokus pada jalannya. "Tidak apa-apa, lagi pula aku tidak keberatan."

"Ngomong-ngomong soal Hinata san, aku benar-benar minta maaf atas nama diriku dan teman-temanku karena telah berbicara tidak baik tentangnya."

"Ah, sudahlah. Aku tidak ada urusan dengan kalian menyangkut Aiko. Mungkin saat itu Aiko memang sengaja tidak menonjolkan dirinya. Bahkan di Amerikapun dia memang tidak menonjol dalam kemampuannya itu." Balas Kagami kesal ketika kembali mengingat bagaimana masa lalu Aiko yang didengarnya.

Kuroko terdiam. Pikirannya tengah berfikir apa yang telah Kagami katakan tadi dan apa yang telah mereka berdua bicarakan di Maji Burger. Sebenarnya Kuroko tidak pernah menganggap kehadiran Aiko di tim basket Kiseki no Sedai sebagai beban. Dan mungkin juga teman-teman yang lainpun tidak menganggapnya seperti itu. Hanya saja, keterlibatan Aiko yang semakin ikut campur dalam tim membuat Akashi akhirnya tidak sabar.

Mengingat apa yang telah diucapkan Kuroko pada Kagami memang benar. Ia dan teman-teman Kiseki no Sedainya tidak pernah menganggap Aiko beban. Tapi karena keterlibatannya itu membuat diri Aiko malah menghancurkan dirinya sendiri. Akashi yang seorang absolut selalu berusaha memenuhi keinginan Aiko terkecuali dalam hubungan basket. Ditambah sifat Aomine yang tidak bisa menjaga rahasia dan berakhirnya hal itu terbongkar.

"Aku jadi merasa bersalah pada Hinata san. Kami sudah menjadi teman bahkan sahabat dekat saat SMP dulu. Tapi kami malah mengahncurkannya saat hari mendekati kelulusan." Kuroko menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Itu bukan urusanku karena masalah ini tidak ada sangkut pautnya denganku. Tapi jujur saja, aku sedikit marah saat mendengar Aiko di masa lalu diperlakukan seperti itu." Balas Kagami.

"Gomen."

"Jangan padaku, katakan itu pada Aiko."

"Ha'i, kau benar."

Hening diantara mereka berdua. Kagami dan Kuroko berhenti di sebrang jalan saat lampu menunjukkan lampu merah. Mereka berdua akan berpisah disana. Kagami tingal menyebrangi jalan ini dan lalu jalan lurus. Sedangkan Kuroko, lelaki itu tidak perlu menyebrang jalan dan hanya perlu berbelok di sana.

"Lupakan saja tentang semua ini. Kita sudah lelah setelah menghadapi Kaijo." Kagami melirik kearah Kuroko yang juga sedang terdiam disampingnya. "Istirahatlah, Kuroko. Kepalamu terluka dan sebaiknya kau tidak memikirkan ini semua dulu."

"Ha'i, aku mengerti."

"Bagus, aku akan memberikan nomer Aiko padamu nanti. Selesaikan masalah kalian dan buat Aiko kembali ke Tokyo, Kuroko."

Kagami menepuk bahu orang disampingnya itu lalu segera menyebrangi jalan setelah lampu sudah berwarna hijau. Kuroko menatap Kagami yang berjalan menjauh sembari melambaikan tangannya singkat lalu kembali memasukkannya kedalam saku celana. Kuroko tersenyum kecil dan berbelok untuk menuju ke rumahnya. Apa yang dikatakan Kagami memang benar.

Selesaikan masalah ini dan kembalilah seperti dulu lagi.

🏐🏀🏐

Relationship Thread || Kuroko no Basket x Haikyuu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang