PART 33 || Memaafkan

1.6K 247 12
                                        

Kuroko, Kise, Aomine dan juga Momoi tidak ikut campur dalam urusan Kagami dan Aiko. Mereka memilih mengistirahatkan tubuh dan mental mereka di atas sofa. Momoi sengaja menutup tirai diantara mereka dan juga ranjang Aiko berada untuk membuat Aiko sedikit nyaman. Walau bibirnya mengukir senyum, Momoi tidak tahu kenapa jika hatinya berdetak sangat cepat.

Mereka terdiam dalam keheningan. Walau begitu, semua pembicaraan Kagami dan Aiko tidak pernah luput dari telinga mereka. Mereka semua menunduk terdiam dan merasa sakit dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut Aiko. Mereka benar-benar salah menorehkan luka pada orang yang benar-benar berharga bagi mereka.

“Tentu saja, baka! Aku sangat-sangat merindukanmu.” Ucap Aiko.

Aomine mengepalkan tangannya mendengar kalimat itu. Tidak jauh berbeda dengan keadaan Kise, Kuroko, dan juga Momoi yang terlihat gelisah di wajahnya. Mereka benar-benar hancur. Kesalahan yang mereka buat tanpa memeriksanya terlebih dahulu benar-benar sangat fatal.

Aku juga merindukanmu. Bahkan, setelah kau mulai berubah, hari-hariku selalu di liputi rasa bersalah. Baka! Kenapa aku tidak mempercayaimu. Batin Aomine.

Hinacchi... aku ingin memelukmu sangat erat ssu! Batin Kise sembari meremas pakaian bagian bawahnya dengan erat. Ia benar-benar tidah tahan.

Aiko chan, aku kembali. Batin Momoi.

“...”

Lalu, pembicaraan Kagami dan Aiko mengarah pada cerita Kagami pada awalnya masuk sekolah, masuk klub, dan tentang kejadian ring basket milik Kaijo yang rusak akibat ulah Kagami. Kise yang mengetahui kejadian itu tersenyum kecil. Bagaimana bisa ia lupa dengan kejadian itu? Bahkan, saat itu juga lah Kise mengalami kekalahan yang pertama.

“Cukup aku melihatmu menderita ketika berada di Amerika, disini jangan sampai. Masalah yang muncul dalam hubungan pertemanan itu sudah biasa. Sekarang yang harus kau dan yang lainnya lakukan adalah cara menyelesaikannya. Sulit, memang benar.”

Kini, tangan Momoi yang terkepal ketika mendengar itu, “Tenyata Aiko chan mengalami saat-saat yang berat saat itu. Tapi kenapa... kenapa dia tidak menceritakannya.” Guman nya.

“Bahkan pada kami.” Balas Kise.

“Aku mengetahui apa yang terjadi saat itu, gadis berambut pink yang menceritakannya padaku di kereta.” Ucap Kagami dengan serius.

Seketika, Momoi terlihat terdiam sejenak untuk memproses maksud Kagami tadi. Setelah beberapa lama, ia langsung menatap tirai yang menjadi pemisah itu dengan wajah kesal, “Namaku Momoi Satsuki, bukan gadis berambut pink!” serunya.

Setelahnya, pembicaraan itu mengalir begitu saja. Kata-kata bagai nasihat yang diberikan Kagami pada Aiko membuat gadis itu pada akhirnya menangis sejadi-jadinya. Kuroko, Kise, Aomine dan juga Momoi langsung tertunduk dengan sedih ketika mendengar suara tangisan yang begitu pilu.

Mereka semua egois. Tidak ingin saling mengerti. Kesalah pahaman yang timbul membuat benang hubungan mereka menjadi rapuh. Pertemanan yang sudah terjalin menjadi korbannya. Aiko tidak mengerti dengan hubungan teman. Yang ia tahu, semuanya berakhir ketika semua temannya tidak lagi membutuhkannya. Mereka membuangnya.

Dan bagi para Kiseki no Sedai, kesalah pahaman mereka membuat retakan ini terjadi. Mereka memandang kegunaan orang itu tanpa mau mengerti, sebuah pertemanan tidak membutuhkannya. Keegoisan yang ingin tetap memiliki tapi diperlakukan seperti sesuatu yang benar-benar sudah terbuang.

Kagami terlihat berjalan kearah Kuroko dan yang lainnya berada. Lelaki itu datang dari balik tirai. Ia duduk di sofa yang tersisa dan meneguk air minum disana. Wajahnya terlihat serius bercampur dengan sedih. Semua pasang mata langsung menatapnya dengan bertanya-tanya dan gelisah di wajah mereka.

Relationship Thread || Kuroko no Basket x Haikyuu (END) Where stories live. Discover now