“Egh.”
Perlahan-lahan, mata itu terbuka dari tidurnya. Aiko merasa cukup lama tertidur di atap sekolah ketika kenangan masa lalu lagi-lagi datang ke otaknya. Merasa sedikit aneh, gadis itu mendongak ke sampingnya. Disana ada Kageyama yang juga sedang menatapnya. Sontak hal itu membuat Aiko mengambil jarak dengan lelaki itu.
“Ka-Kageyama?!” ucap Aiko terkejut.
“Ha’i, ini aku.” Balas lelaki itu dengan cuek.
“Se-sejak kapan kamu disini?! Kenapa tidak membangunkanku? Dan lagi, sudah jam berapa sekarang?” Aiko menjadi tidak bisa mencerna situasi yang sedang dialaminya.
Kageyama hanya bisa menghela nafa lelah dan memegang pundaknya dengan agak kaku, “Saat aku datang kesini untuk makan siang bersamamu, kamu sudah tertidur disini. Hinata tidak bisa ikut bergabung jadi aku menemanimu. Entah sejak kapan kau tertidur di pundak ku.” Jelasnya.
Mendengar apa yang dikatakan lelaki didepannya membuat Aiko menjadi malu luar biasa. Gadis itu memalingkan wajahnya yang sangat merah. Ia benar-benar malu sekarang jika harus melihat wajah Kageyama. Tertidur di pundak seseorang membuat pundak orang itu akan pegal dan Aiko khawatir jika pundak Kageyama merasakan itu juga.
Kageyama melihat Aiko bertanya. Pandangannya tidak sengaja menangkap bagian telingan Aiko yang berwarna merah. Langsung saja Kageyama menarik pundak gadis itu dan memaksa wajah yang berpaling itu menatapnya. Ia meletakan punggung tangannya di dahi Aiko mencoba mengecek suhu badannya.
“Tidak panas. Tapi kenapa wajahmu memerah?” Kageyama menatap bertanya kearah Aiko dengan wajah lugu dan polosnya.
Dasar gak peka! Batin Aiko berteriak.
“It-itu... lupakan saja, Ka-Kageyama kun.” Jawab Aiko tergagap.
“Apa kau sakit?”
“Ti-tidak, tenang saja. A-aku baik-baik saja.”
Kageyama menarik kembali tangannya. Ia mencuri-curi pandang kearah Aiko yang bergerak agak kaku dengan wajah yang masih merah. Didalam dirinya yang paling terdalam ada rasa khawatir melihat Aiko dengan keadaan seperti itu. Tapi jika gadis itu sendiri mengatakan baik-baik saja, Kageyama hanya bisa mengalah.
“A-ano, Kageyama kun. Jam berapa sekarang?” tanya Aiko.
“Tenang saja.” Kageyama menyenderkan punggung pada tembok dan memejamkan matanya sesaat, “Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Aku tidak tega membangunkanmu yang saat itu sedang tidur, jadi aku memilih menemanimu bolos.” Jawabnya dengan tenang.
“Eh?” Otak Aiko masih memproses informasi itu.
“...”
“Eh?! Maafkan aku, Kageyama kun! Karena menamaniku disini, kau juga ikut bolos sepertiku!” Aiko menundukkan kepalanya sampai keningnya menyentuh tanah. Rasa bersalah menjalar pada tubuhnya mendengar Kageyama yang ikut terseret karenanya.
“Tidak apa-apa.” Kageyama memalingkan wajahnya karena malu melihat itu, “Lagi pula itu tidak masalah.” Lanjutnya dengan lirih.
Diantara mereka hening. Aiko masih duduk di samping Kageyama dengan gugup. Pikirannya masih penuh dengan rasa bersalah pada lelaki itu. Entah mengapa, dengan ia tidur di atap sekolah saja, Kageyama harus menanggung semua ini. Padahal lelaki itu bisa saja meninggalkannya disini sendirian dan masuk ke kelas.
Sedangkan Kegeyama, lelaki itu masih diam membisu. Jantungnya berdetak dua kali lipat. Ia tidak paham dengan apa yang terjadi, tapi semua ini adalah pengalaman pertamanya. Bekal makan siang dari perempuan, makan berdua di atap, dan dia yang tertidur di pundaknya. Kageyama benar-benar baru pertama kali merasakan semua hal ini.

YOU ARE READING
Relationship Thread || Kuroko no Basket x Haikyuu (END)
FanfictionHinata Aiko adalah mantan manager tim basket SMP Teiko yang beranggotakan pemain Kiseki No Sedai. Karena masalah dengan teman-teman satu klubnya, Aiko menutup dirinya dari mereka. Setelah lulus SMP, Aiko memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di Mi...