🍇 03 🍇

174 31 12
                                    

Jake melempar sebuah plastik ke tempat sampah. Plastik itu adalah roti dan susu kotak dari Sunghoon yang diberikan kepada Oliv. Tadi dia merampas dan akhirnya dibuang. Sayang banget padahal masih bisa di makan.

Jake terlihat kesal karena gagal jalan sama Oliv. Bahkan beberapa pembantu yang ada di rumah diacuhkan saat berusaha menyapanya. Suasana hatinya sedang tidak baik. Dia cemburu dan ingin marah.

Brakkk, Jake membanting pintu kamarnya dan melempar tasnya ke depan. Lalu dia menjatuhkan tubuhnya di kasur.

"Harusnya lo sama gue, Liv"

•••

Ducati Scrambler Sixty2 Urban Enduro, itu merk motor yang dipakai Sunghoon saat pergi ke sekolah. Harganya udah bukan puluhan juta lagi tapi ratusan juta. Hari ini motor kesayangannya dipakai buat jemput Oliv. Selesai turnamen Sunghoon langsung ke sekolah dan nungguin Oliv.

"Gue menang" kata Sunghoon di saat motor itu berjalan lambat.

Sunghoon menunggu respon Oliv tapi sepertinya tidak ada respon. Sunghoon melirik Oliv dari kaca spion motornya. Ternyata Oliv lagi melamun. Entah apa yang sedang dia pikirkan, Sunghoon hanya bisa menyunggingkan senyum sinis.

"Oliv!" Suara Sunghoon sedikit meninggi agar di dengar. Tapi tetap aja tidak ada sahutan.

Terpaksa Sunghoon langsung mengerem mendadak karena kesal. Udah capek eh di cuekin, kesal kan jadinya. Oliv tersentak kaget dan langsung meluk Sunghoon karena takut jatuh.

"Hoon, kenapa?" Oliv terlihat panik.

"Lo nyesel ngga jadi jalan sama mantan lo?"  Sunghoon mulai berbicara dengan nada kesal.

"Engga. Kenapa bahas Jake terus? Gue kan udah bilang kita sekarang hanya teman" jelas Oliv panjang lebar.

Sunghoon tak merespon lagi dan langsung menghidupkan mesin motornya. Tanpa berbicara sepatah kata apapun, Sunghoon menjalankan motornya. Sementara Oliv terlihat merutukki kebodohannya sendiri. Harusnya dia ngga kepikiran Jake. Ayolah, Oliv harus sadar kalau sekarang ada Sunghoon.

Sunghoon membawa Oliv ke sebuah kafe outdoor yang tempatnya lesehan dan disuguhi dengan pemandangan yang cantik. Sunghoon keliatan masih kesal sampai Oliv dibiarkan jalan di belakangnya.

"Hoon?" Panggil Oliv yang masih melihat wajah jutek Sunghoon.

"Apa?" Jawab Sunghoon agak nyolot.

"Tambah ganteng ya kalau marah" Oliv mencoba mencairkan suasana.

"Kesempatan kan tadi pas gue ngga ada di kelas" sindir Sunghoon sambil bolak-balik buku daftar menu.

"Tadi full tugas, Hoon. Kerja kelompok juga tadi eksperimen balon" kata Oliv jujur.

"Pasti satu kelompok sama dia kan?" Tebak Sunghoon tanpa menyebut nama Jake.

Jujur, Oliv capek kalau Sunghoon mode begini. Apalagi kebiasaan Sunghoon kalau bahas Jake pasti hawanya panas terus. Padahal kan Oliv juga sudah menekankan kalau dia hanya berteman dengan mantan pacarnya itu. Tidak lebih.

"Nih" Oliv mengambil yoghurt dari Jake yang belum dia minum.

"Seharusnya lo nolak kalau dikasih, jangan diterima. Dia ngarep lagi kalau lo gitu terus" omel Sunghoon mode kumat.

"Hoon, niat dia kan baik" bela Oliv lagi.

"Niat baik apa? Alasan" Sunghoon tak mau mengalah.

"Gue ngga bisa jauhin Jake, Hoon. Gue putus sama dia secara baik-baik dan gue juga menjaga hubungan kita tetap baik" jelas Oliv ingin meluruskan kesalahpahaman ini.

Pamit | Jake ENHYPENWhere stories live. Discover now