🍇 13 🍇

161 18 0
                                    

Jake dan Niki terlihat antusias saat bermain Dance Dance Revolution. Keduanya tampak lincah dan tidak berhenti tertawa. Apalagi Niki yang terlihat jiwa riang kanak-kanaknya keluar. Mereka asik sampai melupakan seseorang. Ya, Oliv.

Oliv mengamati adiknya dan mantan pacarnya sedang asik bermain. Sementara dia terlihat seperti ibu yang sedang menunggu anak-anaknya. Hari ini secara mengejutkan, Jake mengajaknya pergi bersama Niki. Awalnya Oliv menolak tapi saat melihat wajah Jake.. dia tidak bisa menolak dengan alasan apapun. Yah, begitulah Oliv yang masih terbayang-bayang akan masa lalunya.

"Hahaha..." seru Niki yang masih terlihat menikmati permainan.

Beberapa menit kemudian, mereka selesai bermain. Niki mengajak Jake berpindah ke permainan lain dan Jake menyetujui hal itu. Kedua orang ini sepertinya memang lupa kalau mereka datang bersama Oliv. Tanpa komentar apapun, Oliv ngikut saja.

Untuk menghilangkan rasa bosan, Oliv mengecek ponsel dan membuka pesan. Ada pesan masuk dari Sunghoon. Sepertinya dia mengirim foto dengan kata-kata.. 'Lagi ganteng 😎'. Membaca dan melihat foto pacarnya itu membuat Oliv tersenyum. Segera dia mengetik sesuatu untuk membalas pesan dari Sunghoon, tapi...

"Oliv.." seru Jake yang datang menghampirinya.

"Eh, iya?" Jawab Oliv yang belum sempat membalas pesan dari Sunghoon.

"Beli minum yuk" ajaknya.

"Terus Niki gimana?"

"Ngga bakal ilang kok. Beli minum bentar aja" ucap Jake sambil senyum.

"Ehm.. Oke. Niki, mba tinggal bentar yaa" pamit Oliv.

"Jangan ganggu aku, mba!" Sahut Niki yang terlihat fokus main game Animal Kaiser.

Kesal juga Oliv mendapat respon ketus dari Niki. Tapi yasudahlah, sabar menghadapi bocah.

Jake dan Oliv jalan bersama. Mereka mencari minuman yang akan mereka beli. Belum ada percakapan apapun. Mereka masih saling diam satu sama lain. Mungkin karena kejadian di sekolah tadi membuat mereka canggung. Sampai akhirnya mereka tidak sengaja mengambil minuman yang sama dan kedua tangan mereka saling bersentuhan. Deg... keduanya sama-sama merasakan getaran hebat.

"Maaf.." kata Jake mengawali percakapan mereka agar tidak canggung.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf soal kejadian tadi di sekolah" kata Jake.

Sepertinya Oliv sedikit ragu untuk menjawab. Dia hanya mengangguk-angguk saja. Sampai akhirnya Jake menatap Oliv. Tatapannya dalam dan terlihat tulus.

"Mungkin hubungan kita berakhir. Tapi gue harap kita masih bisa berteman baik" kata Jake sambil mengulurkan tangannya. Tak lupa dia tersenyum walau dengan mata berkaca-kaca.

Oliv merasa tenggorokannya ada yang menganjal. Dia sekuat tenaga berusaha tenang dan tidak menangis. Dia melihat uluran tangan Jake dan dengan perlahan dia menyambut uluran tangan itu. Jake tersenyum dan tanpa sadar Oliv meneteskan air matanya.

"Menjadi temanmu saja sudah cukup"

"Jake?"

"Gue belajar melupakan semuanya. Kata putus yang gue ucapkan waktu itu adalah kesalahan awal yang seharusnya ngga perlu gue ucapin" kata Jake mencoba untuk menguatkan diri.

Oliv meremas tangannya kuat-kuat. Dia kehilangan kata-kata dan mencoba menahan diri untuk tidak menangis.

"Gue egois. Lo udah milik orang lain bukan gue lagi..." Jake berhenti sejenak dan menatap Oliv lalu tersenyum.

"Semoga bahagia, Oliv"

•••

Oliv duduk termenung di meja belajarnya. Dia memikirkan kata-kata Jake dan membayangkan wajah Jake saat tersenyum kepadanya. Kata 'teman' terngiang-ngiang di telinga Oliv. Sejujurnya dia tidak menyukai hal itu. Masih ada nama Jake di dalam hatinya. Tanpa ia sadari, matanya mulai mengeluarkan air matanya secara perlahan dan lama-lama membasahi pipinya. Isak tangisanya pun beberapa kali terdengar.

Pamit | Jake ENHYPENWhere stories live. Discover now