🍇 05 🍇

155 25 11
                                    

Sejak pulang dari sekolah, Jake tidak keluar dari kamarnya. Dia tidak sibuk belajar seperti biasanya. Dia hanya sedang galau karena mantannya, Oliv. Bahkan dia tidak makan sedikitpun. Jake benar-benar marah dan mencengkeram kertas kosong beberapa kali untuk melampiaskan kemarahannya.

Klek, pintu kamarnya terbuka. Sepertinya Jake lupa mengunci. Kakaknya datang, Jeno. Melihat beberapa kertas berserakkan di lantai, Jeno merasa heran dengan adiknya itu. Tidak biasanya kamar Jake kotor. Makanya Jeno heran.

"Kenapa?" Tanya Jeno yang bisa merasakan kalau Jake sedang ada masalah.

Jake tidak langsung menjawab dan memilih membersihkan kertas-kertas yang berserakkan di lantai. Hal ini membuat Jeno mengernyitkan dahi dengan tingkah aneh adiknya itu.

"Soal mantan lo?" Tebak Jeno yang seperti bisa membaca pikiran Jake.

"Kakak tahu?" Jake heran dengan ucapan Jeno.

"Mantan lo punya pacar?" Tebak Jeno lagi.

"Tahu darimana, Kak?" Heran Jake yang bahkan belum pernah menceritakan kalau Oliv punya pacar.

Jeno terkekeh. Dia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Mungkin baginya lucu tapi tidak untuk Jake.

"Saran gue, kalau lo masih suka ya kejar. Tapi kalau lo tahu diri, lupain" kata Jeno sambil celingak celinguk nyari sesuatu.

"Gue ngga bisa lupain dia" tegas Jake gusar.

"Bisa kalau lo ada kemauan" saran Jeno lalu mengambil kacamata yang ada di meja belajar Jake.

Setelah mengambil kacamata, Jeno pergi begitu saja. Sementara Jake masih memikirkan kata-kata Jeno.

•••

Jake terlihat sudah rapi dan wangi. Sepertinya dia mau pergi di hari Minggu ini. Yang lain mungkin jam segini masih rebahan tapi Jake sudah mandi bahkan mau pergi entah kemana.

Vespa GTS 300 berwarna kuning adalah motor Jake. Dia sangat menyukai motornya ini. Meskipun jarang dipakai dan lebih sering diantar pakai mobil, hari ini dia mau mengendarainya. Let's go!

Tujuan hari Minggu Jake adalah ke rumah Oliv. Benar-benar tidak bisa melupakan mantan rupanya. Dengan penuh percaya diri, Jake langsung mengetuk pintu rumah Oliv yang masih tertutup rapat. Beberapa saat Jake menunggu sampai seseorang membuka pintu.

"Pagi..." sapa Jake dengan ramah.

"Nyari Mas Heesung apa Mba Oliv?" Tanya Niki, adiknya Oliv.

"Mba Oliv. Masa kamu lupa sama aku, Nik" kata Jake agak kecewa.

"Emang kamu siapa?" Tanya Niki setengah sadar karena matanya masih kelihatan baru bangun tidur.

"Temannya mba Oliv, hehe"

Niki melihat Jake beberapa saat dan berusaha mengingat. Tapi ternyata dia tidak ingat sama sekali. Akhirnya Niki mempersilahkan Jake masuk.

"Mba lagi mandi, duduk dulu" kata Niki lalu ikutan duduk. Wajahnya benar-benar terlihat masih belum sepenuhnya sadar.

"Ngga main kamu?" Tanya Jake basa-basi.

"Ntar siangan mainnya. Masih pagi baru bangun aku" balas Niki dengan polosnya.

Jake melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Apa dia yang kepagian bangun ya, batin Jake.

•••

Jake sudah berboncengan bersama Oliv meskipun Oliv sempat menolak ajakannya untuk main bareng. Tapi karena Jake memaksa dan Oliv jadi tidak enak hati untuk menolak, akhirnya mereka main bareng.

Pamit | Jake ENHYPENHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin