🍁cantik🍁

229K 19.7K 640
                                    


Sudah dua hari Sayna tinggal di rumah Intan. Jujur saja ia tak berani pulang ke apartemen Skala, takut jika pria itu akan berbuat kasar lagi padanya. Banyak notifikasi pesan masuk di ponsel yang nomornya tidak terdaftar di kontaknya, namun ia tau pemilik nomor itu yang tak lain adalah Roy.

Asisten suaminya itu selalu membujuk agar Sayna pulang dan menemui Skala, dengan alasan Skala yang selalu merindukannya.

Sayna tak habis pikir, bagaimana bisa Roy menyuruh nya pulang dan menemui Skala. Padahal pria itu tau jika Skala berbuat kasar padanya. Dan apa katanya? Merindukannya? Cih, bagaimana bisa suami kasarnya itu merindukannya, sedangkan banyak wanita-wanita yang slalu menemaninya setiap hari. Pikirnya.

ーーーーーーーーーーーーーーーーーーー

+62*****

Selamat siang nyonya,
Ini saya Roy

"Bahkan pria itu sudah memperkenalkan dirinya berulang kali saat awal-awal mengirim pesan" gerutu Sayna.

Tolong lah Nyonya apa anda tidak kasihan kepada tuan?
Pulang lah ke apartemen, tuan menunggu mu.
Semenjak anda pergi, tuan tak pernah berangkat ke kantor. Tuan selalu berdiam diri di kamar dengan minuman-minuman yang membuat kesehatannya terganggu

Jika terus begini, perusahaannya akan hancur. Sudah banyak cibiran dari rekan bisnisnya karna tuan tidak benar dalam bekerjasama dengan mereka. Apa anda tega membuat karir tuan hancur?

Kenapa pak roy seolah menyalah Sayna yang menjadi penyebab hancurnya karir ka Skala?
Sayna bahkan gk ngelakuin apapun

Sayna sebenarnya sedikit emosi dengan chat terakhir Roy. Kenapa juga dirinya yang di salah kan.

Akhirnya kau membalas Nyonya
Pulang lah nyonya tolong,
tuan membutuhkan mu

Apa yang ka Skala butuh dari Sayna?
Hanya pemuas nafsunya saja?

Nyonya, tuan tidak bermaksud seperti itu,
bagaimana jika saat pulang sekolah
temui saya di taman terdekat.
Saya akan menceritakan kondisi tuan yang sebenarnya

Sayna mengerutkan keningnya, kondisi yang sebenarnya? Apa maksudnya? Apa suaminya itu memiliki penyakit berat? Dengan ragu Sayna membalas pesan Roy.

Baik lah

ーーーーーーーーーーーーーーーーーーー

Setelah mengirim balasan itu Sayna memasukan kembali ponsel kedalam sakunya. Ia masih ada di sekolah, sebentar lagi jam menunjukkan waktu istirahat. Beruntung tadi gurunya sedang ada keperluan, jadilah ia mendapat jamkos di waktu-waktu menjelang istirahat.

Untuk makan siang, ia masih punya uang saku yang di beri Skala beberapa hari lalu. Karna memang uang yang diberikan pria itu cukup banyak, membuat Sayna tak mungkin menghabiskannya dalam waktu sehari. Tak lama, suara bel istirahat berbunyi. Sayna berjalan berdampingan bersama intan ke kantin.

"Ko muka lo lesuh gitu na, semangat doang" ujar Intan yang ada disampingnya.

"Efek laper mungkin" balasnya berbohong.

"Ayo" Intan mencekal lengan Sayna dan membawanya lari agar lebih cepat sampai di kantin.

"Pelan-pelan Tan, nanti nabrak" Sayna jadi takut sendiri karna Intan yang berlari sangat kencang. Sahabatnya itu memang tidak perlu di ragukan lagi dalam berlari, karna dirinya memang suka mengikuti perlombaan lari cepat.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now