🍯Honeymoon🍯

209K 14.1K 688
                                    

Readers jangan marah-marah
Nanti takut lekas tua
🌚🌝

Sayna memasuki ruangan Skala yang berada di lantai atas. Ia di temani seorang perempuan penjaga resepsionis, tapi bukan Erica.

Masih ingat Erica? Resepsionis yang lancang mendorong nya keluar? Perempuan itu sudah di pecat oleh Skala hari itu juga setelah ia mendengar kabar dari Roy. Bahkan Skala sudah memastikan perempuan itu akan kesulitan melamar pekerjaan di tempat lain nantinya.

Pintu terbuka menampilkan Skala yang tengah fokus pada laptop nya. Resepsionis tadi hanya mengantarnya sampai lift, atas permintaan Sayna.

"Tidak bisa kah kau ketuk pintu dulu sebelum masuk?! Dimana sopan santun mu!" Bentak Skala tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop dan berkas-berkas yang menumpuk.

Sayna terkejut mendengar bentakan itu. Ia juga yang salah tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. "Maaf" cicitnya pelan, namun mampu membuat Skala menoleh cepat.

"Sayang?" raut wajah kesal pria itu berubah menjadi senang saat melihat istrinya disana. Tak memperdulikan pekerjaan lagi, Skala beralih berjalan mendekati Sayna. Namun bukannya mendekat, Sayna malah mundur menghindar.

"Hey kenapa?" Tanya Skala heran.

"Sebentar" Sayna keluar dari ruangan itu, lalu menutup pintunya, membuat Skala kebingungan bukan main. Saat pria itu akan menyusul, ketukan pintu terdengar membuat Skala mengurungkan niatnya.

Sayna mengetuk pintu itu layaknya seorang karyawan. "Permisi, apa saya boleh masuk?" Tanyanya sambil membuka pintu.

"Kau sedang apa sayang, kau boleh masuk tanpa harus ijin" Skala menarik lengan Sayna lembut, membawa tubuh gadis itu kedalam pelukannya.

"Sayna masih punya sopan santun ka, gk baik masuk tanpa ijin dulu kan?"

Tak memperdulikan ucapan Sayna, Skala mengangkat tubuh gadis itu dan menurunnya di sofa. "Aku lelah Sayna,,, ingin tidur,," rengek Skala, menduselkan wajahnya di dada istrinya.

 "Aku lelah Sayna,,, ingin tidur,," rengek Skala, menduselkan wajahnya di dada istrinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Image: bayangin aja pake jas:v)

Pria itu mendongak, menatap wajah cantik Sayna. "Bukakan dasi ku" pintanya, yang langsung dituruti oleh gadis itu. "Usap-usap kepala ku sayang" Skala menuntun tangan Sayna agar mengusap rambutnya.

Pria itu memejamkan matanya saat usapan halus menyapa rambutnya. Jujur saja Sayna merasa tubuhnya sangat berat karna Skala yang menindih nya, namun ia tak tega menyuruh Skala untuk pindah.

Dengkuran halus terdengar dari pria itu. Skala terlelap dengan Sayna yang masih setia mengusap rambutnya. Satu jam kemudian, ketukan pintu terdengar dengan masuknya seorang pria.

"Nyonya, maaf mengganggu. Ini ada berkas yang harus ditandatangani oleh tuan" ucap Roy menyerahkan berkas itu kepada Sayna.

Gadis itu menerima nya dengan wajah sinis, ia masih mengingat perkataan Roy malam itu.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now