🍁Keturunan🍁

183K 12.3K 347
                                    

Sayna mendatarkan wajahnya saat melihat Skala tengah duduk dengan seorang wanita di ruang tamu. Apa maksud Roy tadi? Padahal ia cepat-cepat menuruni lift untuk melihat keadaan suaminya yang kata Roy mengalami kecelakaan.

Tapi lihatlah, pria itu terlihat baik-baik saja. Bahkan senyum dibibir nya tak luntur saat pertama kali menatapnya.

"Sayang kemari" panggil Skala semangat. Sayna tak dapat melihat wajah wanita yang tengah duduk di sofa, karna posisi duduk wanita itu membelakangi nya.

Tanpa ekspresi, ia mulai berjalan mendekati suaminya yang terlihat senang. Apa hanya karena wanita itu suaminya bisa sesenang ini? Siapa sebenarnya wanita itu.

"Lihat Sayna, ini mommy ku. Kau pasti kenalkan sayang"

Deg

Sayna langsung menghentikan langkahnya. Apa katanya tadi? Jadi wanita itu mamahnya Skala. Astaga apa yang sudah ia pikirkan tadi. Cepat-cepat Sayna menyalami punggung tangan wanita paruh baya itu, yang berpenampilan sangat glamor.

"Tante" sapa Sayna sopan, setelah menyalami tangannya.

"Ini istri kamu boy?" Skala mengangguk antusias. Pada saat pernikahan, mamahnya memang tidak bisa hadir karna harus menjalani pengobatan di luar negeri. Hanya daddy-nya yang bisa datang, itupun hanya sebentar untuk ijab qobul, dan setelahnya pria itu harus pergi lagi untuk menemani istrinya.

"Kau dapat dari mana gadis secantik dia" puji mamah Skala, mengusap lembut rambut menantunya.

"Tante Alice?" Ucap Sayna ragu-ragu.

"Eh, dia sudah tau namaku boy?" Tanya mamah Skala senang, namun mampu membuat Skala menyatukan alisnya bingung.

"Ini Sayna tante, teman ka Skala waktu kecil"

Jangan tanyakan raut wajah Skala, jelas pria itu sangat terkejut dengan pernyataan istrinya. Apa Sayna sudah tau semuanya?

Alice menyipitkan matanya, mencoba mengingat wajah Sayna dalam-dalam. "Ya ampun jadi kau Sayna, gadis yang slalu diceritakan oleh Skala karna selalu mengejeknya? Astaga Ska,,, jadi kau dulu merengek ingin pulang ke Indonesia untuk menemui gadis ini"

Skala masih terdiam dengan wajah cengonya. Ia terkejut dan bingung, apa istrinya mengingat kejadian dimasa lalu?

"Kamu apa kabar sayang, pantes saja Skala tiba-tiba memberi kabar ingin menikah. Dan itu sangat mendadak, ternyata dia berhasil menemui gadisnya" Alice memeluk tubuh Sayna erat, menyalurkan rasa rindunya yang sudah sekian lama tidak bertemu.

Sayna sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Dulu mereka sangat dekat karna Sayna sering main kerumahnya. Dekat dengan Alice, mampu membuat Sayna bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah ia dapat.

"Hallo boy" sapa daddy-nya Skala yang barus aja masuk. Meskipun sudah berumur 50 tahun, namun tak mampu menghilangkan otot kekar yang sudah melekat pada tubuhnya. "Kenapa kau bengong seperti itu"

Skala tersentak dari pikirannya, saat suara daddy-nya terdengar. Cepat-cepat pria itu memasang ekspresi wajah santainya.

"Oh,,, jadi dia menantuku?" Pria paruh baya itu hendak bergabung dalam pelukan istri dan juga menantunya, namun tarikan pada bajunya mampu membuat pergerakan nya tertahan.

"Jangan macam-macam dad" peringat Skala tajam. Membuat pria paruh baya itu terkekeh geli.

Alice melepaskan pelukannya pada Sayna. "Dia Sayna, gadis yang membuat Skala menangis saat akan pindah keluar negeri" ucap Alice antusias kepada sang suami.

"Sayna yang selalu mengejek Skala?" Tanya pria paruh baya itu terkejut.

"Iya om" Sayna tersenyum canggung, malu juga jika mengingat kelakuan nya dimasa lalu.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now