🍁Sayang🍁

166K 11.5K 1K
                                    

Mengandung unsur 🔞
•••

Beberapa bulan kemudian,,

Kini usia kandungan Sayna sudah menginjak sekitar empat bulan. Saat melakukan USG, dokter mengatakan jika kandungannya sehat. Dokter itu memberikan vitamin penguat kandungan saat Skala menanyakan sesuatu yang membuat Sayna malu bukan main.

Kedua janinnya berkelamin laki-laki, membuat perutnya terlihat lebih besar dari kehamilan biasanya. Yap, ia mengandung anak kembar dari hasil bercocok tanam dengan Skala.

Dilain tempat, Skala tengah membuatkan susu untuknya di dapur. Pria itu tidak mengijinkan para maid yang menyiapkan nya. Sikap posesif Skala semakin hari semakin bertambah, membuat Sayna terkadang merasa sebal pada pria itu.

Bayangkan saja, ia tidak boleh kemana-mana tanpa di gendong oleh pria itu. Hanya ke kamar mandi saja, suaminya sudah heboh dan langsung sigap menggendongnya. Bahkan yang paling gilanya lagi, Skala sampai membelikan kursi roda untuknya.

Entahlah ia harus merasa beruntung atau tidak memiliki suami seperti Skala. Tapi ayolah,,,,, dia hanya HAMIL bukan LUMPUH!

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan Skala yang tengah tersenyum dengan membawa segelas susu rasa coklat dan beberapa cemilan bergizi khusus bumil. Pria itu kembali menutup pintu dan menghampiri istrinya yang tengah memasang wajah cemberut.

"Hari ini jadwal susu hamil mu rasa coklat sayang" Skala menyodorkan segelas susu yang telah ia buat kepada Sayna, dan langsung di terima oleh gadis itu dengan wajah malasnya.

Memang setiap harinya, rasa susu hamil Sayna berbeda-beda. Skala yang membeli, takut istrinya bosan jika setiap hari minum dengan satu rasa yang sama katanya.

Sayna menatap lekat gelas itu, seperti ada yang aneh. "Ko tinggal setengah" Tanya wanita itu heran.

Skala menyengir, menampakkan deretan gigi putihnya. "Aku meminumnya sedikit sayang hehehe" ujarnya tanpa dosa.

Skala juga merasa aneh dengan dirinya yang tiba-tiba menjadi suka dengan susu, apalagi susu khusus ibu hamil. Jadi sepanjang ia berjalan dari dapur menuju kamar, pria itu akan meminum sedikit-sedikit sampai tak sadar ternyata ia sudah menghabiskan setengah gelas.

Terkadang Sayna heran, apa mungkin suaminya yang hamil? Karna jujur saja, ia kurang nafsu meminum susu akhir-akhir ini. Rasanya mual saat air itu mulai mendekat pada bibirnya, namun Skala slalu memaksanya dengan ancaman mesumnya yang membuat Sayna tak bisa membantah.

Sayna menahan rasa mual saat meminum susu itu. Ia meletakkan gelas di atas nakas setelah berhasil menghabiskannya.

"Utututu anak-anak daddy,,,,," Skala merebahkan tubuhnya tepat di atas perut Sayna. Tidak menindih, hanya mengusapkan wajahnya disana.

Pria itu menyibakkan baju Sayna yang langsung memperlihatkan tubuh buncit istrinya. "Uh,, perut mu seperti bola Sayna,,," gemas Skala, mengecup perut itu berkali-kali.

Mendengar ucapan suaminya, lantas Sayna langsung membulatkan mata tajam. Apa katanya? Seperti bola? Tidak bisa di biarkan.

"Aakkhh,,, sa—sakit sayang...." Jerit Skala memegang lengan Sayna yang menjewer telinganya. Pria itu mengusap-usap kupingnya yang terlihat memerah.

"Ayo ngomong sekali lagi hah!" Ujar Sayna yang merasa kesal kepada suaminya ini. "Ngatain perut Sayna apa tadi hah!"

"Ti—tidak sayang. Perutmu sangat indah" jawab Skala menatap kearah bawah, tak berani menatap Sayna jika dalam mode seperti ini.

Not Perfect Husband || END  Where stories live. Discover now