TWOH : Chapter 3 - Hermes Wife

1.5K 168 0
                                    

Playlist : Christina Aguilera - Reflection

Selamat hari kemerdekaan indonesia yang ke 76❤🇮🇩

Bagi yang suka cerita Fantasy - Historical yang ada unsur Dewa, terlebih tentang Yunani boleh merekomendasikan The Wife of Hermes ke teman kalian.

Selamat membaca💚

Don't forget to vote and comment!

Don't forget to vote and comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☘☘☘

Hanelle tersenyum haru ketika menyentuh lukisan sang ibu. Ia rindu dengan dekapan hangat Asteria, ibunya, Hanelle rindu mendengar ucapan sayang dan cinta yang terucap dari bibir kecil Asteria.

"Apa aku tidak bisa hidup bahagia? Kenapa sepertinya cobaan selalu datang padaku, Bu?" ujar Hanelle kepada lukisan Asteria . Hanelle sering melakukan hal ini beberapa tahun belakangan, berbicara dengan lukisan Sang Ibu.

Hanelle mencium lukisan itu lalu membawanya ke dalam pelukan. Hanelle selalu saja tidak tahan untuk tidak menangis saat memeluk lukisan Asteria. Entah hanya perasaannya saja atau memang betul bahwa Hanelle merasakan kehangatan ketika memeluk lukisan Asteria.

"Your Highness, His Majesty ingin anda hadir di aula. Beliau ingin membicarakan hal penting pada anda," ujar Justin sembari tersenyum kecil.

Hanelle tersenyum miris.
"Baiklah. Aku akan mengganti pakaianku terlebih dulu, Justin."

"Baiklah, Your Highness!"

"Justin, kau semakin tampan!" celetuk Hanelle sembari tersenyum genit kepada Justin. Menggoda pengawal pribadinya lumayan menghibur diri.

Justin menghela nafas tertahan, ia mencoba menenangkan debaran jantungnya yang berdetak dengan cepat. Pernyataan Hanelle membuat tubuh Justin merinding dan merasakan ribuan kupu-kupu terbang di perutnya.

"Te-terimakasih, Your Highness!"

Hanelle tersenyum lalu mengangguk.
"Lain kali panggil saja namaku jika kita hanya berdua. Kita sudah sangat dekat, tidak asik jika berbicara formal."

Justin menganga.
"Te-tetapi anda seorang Putri, sedangkan hamba hanya seorang pengawal."

"Kau mau membantah perintahku, Justin!?!"

"Saya tidak berani."

Hanelle tersenyum lebar.
"Bagus! Panggil Hanelle saja jika kita sedang berdua."

Justin tersenyum lebar lalu mengangguk. Selama ini hanya Hanelle yang memperlakukan mereka para pengawal, pelayan seperti teman. Dari anggota kerajaan yang lain hanya Hanelle dan mendiang Ratu Egidia yang memperlakukan mereka dengan baik.

Tanpa bisa dicegah perasaan suka kepada Hanelle telah tumbuh di hati Justin. Apakah boleh ia mencintai seorang anak Raja? Tidak ingin maruk. Justin hanya ingin berada didekat Hanelle tanpa harus mengungkapkan perasaannya. Justin cukup tahu diri karena seorang pengawal rendahan seperti dirinya tidak akan pernah bisa memiliki Hanelle, Sang Putri pertama dari kerajaan Makedonia.

The Wife of HermesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang