TWOH : Chapter 4 - Message for Geovanni

1.3K 136 1
                                    

Playlist : Alessia Cara - How Far I'll Go

Selamat malam!
.
Don't forget to vote and comment!

Selamat membaca💚

Selamat membaca💚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘☘☘

Beberapa hari sebelumnya

Geovanni terkejut saat mendapati pria yang berpakaian layaknya dewa tengah duduk diambang jendela. Pria itu terlihat masih muda dan memiliki wajah yang sangat rupawan.

"Siapa kau?! Pengawal!!" teriak Geovanni sembari mengambil pedang yang berada di sisi tempat tidurnya.

"Tenang, Geovanni. Aku Hermes, kau jangan takut. Aku bukan Hades yang ingin mengambil nyawamu," ujar Hermes terkesan bercanda. Namun raut wajahnya berbanding kebalik dengan ucapannya tadi. Wajah Hermes penuh keseriusan dan Geovanni terimindasi dengan tatapan itu.

Geovanni senantiasa mengacungkan pedangnya ke arah Hermes. Tidak mungkin! Tidak mungkin seorang Dewa mendatanginya!

"He-hermes?"

"Ya, Dewa yang selama ini putrimu sembah."

"Jangan berbohong! Tidak mungkin! Kau bukan dewa! Kau hanya berpura-pura, kau itu penyusup! Pengawal, cepat kemari!" teriak Geovanni geram. Namun tidak ada suara sahutan atau pergerakan dari balik pintu. Geovanni gemeteran, tubuhnya tiba-tiba menggigil.

Hermes terkekeh lalu dengan santai ia berjalan menuju sofa berbulu di samping ranjang Geovanni dan mendudukkan bokongnya di sana.

"Untuk apa aku berbohong? Ah, aku lupa. Tadi aku membuat para pengawalmu tertidur."

Geovanni membulatkan kedua matanya. Pedang di tangannya yang ia pegang terjatuh ke lantai karena gemeteran di tubuh nya semakin meningkat. Pasokan udara terasa menipis, tenggorokannya tercekat.

Tidak mungkin! Pria itu pasti penyusup bukan Dewa!

"Masih tidak percaya? Baiklah, Geovanni."

Hermes mengangkat tongkatnya yang mengeluarkan sinar keemasan dibarengi datangnya manusia berkaki kambing dari dalam cahaya keemasan tersebut.

Satyr.

Geovanni memukul dadanya untuk meredakan sesak napas yang menerjang. Tidak ada seseorang selain dirinya dan pria yang mengaku dewa tadi dan kenapa tiba-tiba datang manusia berkaki kambing?!

"Si-siapa kau sebenarnya? Penyihir?!"

Hermes mengusap dagunya yang berjambang lalu tersenyum kecut.

"Aku Hermes putra Zeus," sahut Hermes santai lalu melirik Satyr yang ia panggil tadi.

"Tidak mungkin! Untuk apa kau mendatangiku?! Aku tidak pernah berurusan dengan Dewa!"

"Tenanglah, Geovanni. Kau lancang sekali berteriak kepada orang yang lebih tua darimu," kekeh Hermes lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju Satyr yang sedari tadi menundukkan kepala.

The Wife of HermesWhere stories live. Discover now