TWOH : Chapter 15 - Death Whisper

836 95 22
                                    

Playlist : PRETTYMUCH - Phases

Selamat malam!

Don't forget to vote and comment!

Selamat membaca 💚

Selamat membaca 💚

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘☘☘

Rakyat Olympus telah berkumpul di lapangan besar di depan kediaman Zeus. Mereka semua sangat antusias untuk melihat istri dari Hermes bertarung dengan kesatria amazon.

"Apa kau bersedia bertarung dengan salah satu kesatria amazon terbaik, Hanelle?" tanya Zeus, ia dan para dewa yang lain duduk di singgasana masing-masing termasuk Hermes.

"Saya sangat bersedia, Zeus." Hanelle membungkukkan tubunhnya, memberi hormat kepada pemimpin Olympus. Ayah dari para dewa.

Zeus menutup matanya, kini ia berada tepat di depan Hanelle.

"Aku tahu kau sangat mampu untuk mengalahkan lawanmu, Hanelle." Zeus membawa Hanelle kedalam pelukannya, memberikan kasih sayang yang tidak pernah didapatkan oleh Geovanni.

Hanelle mengigit bibirnya menahan air mata yang kapan saja siap mengalir. Zeus sangat peduli padanya, bahkan pria baya itu menjenguknya ketika ia tidak sadarkan diri, dan yang paling membuatnya terharu adalah Zeus membiarkan Athena dan burung hantunya membantu Hanelle dalam misi mengalahkan singa nemea.

"Terima kasih, Zeus." Hanelle melepaskan pelukan mereka, ia terisak lalu tersenyum lebar. Ternyata disayangi oleh seorang ayah sangat membahagiakan.

Zeus mengangguk, ia mencium kening Hanelle dengan lembut sembari mengelus pipinya. "Bertahanlah, Hanelle. Aku harap kau tidak terluka parah seperti sebelumnya." Zeus tersenyum, lalu kembali ketempat semula.

Egidia merangkul bahu Hanelle. Ia mencoba memberi semangat kepada wanita itu.

"Saya selalu mendoakan kemenangan ada di tangan anda, Your Highness!"

Hanelle tersenyum haru. Ia mengelus tangan Egidia yang bertanggar di bahunya.
"Terima kasih, Egidia. Setelah semua ini usai, aku ingin kau dan kedua anak hermes menjadi kesatria milikku."

"Lalu dengan drew dan justin?"

"Mereka tetap menjadi kesatriaku. Aku butuh banyak perlindungan, bukan?"

Egidia tersenyum lebar.
"Dengan senang hati melayani anda, Your Highness."

"Apa aku bisa bicara dengan istriku sebentar, Egidia?" Hermes menyela perbincangan mereka berdua.

Egidia terkekeh.
"Tentu saja bisa, My Lord. Anda sangat berhak kepada her highness."

Egidia sontak melepaskan rangkulannya dari bahu Hanelle, ia menunduk memberi hormat lalu segera pergi dari sana.

"Aku pasti akan membantumu jika kau meminta pertolongan, Hanelle. Ingat, aku adalah suamimu. Jangan pernah ragu untuk meminta tolong, zeus akan memaklumi bantuan yang akan aku berikan nanti." Hermes mengusap pipi Hanelle dengan lembut, lalu menciumnya. Dengan sangat hati-hati ia mengusap perut Hanelle yang sedikit membuncit.

The Wife of HermesWhere stories live. Discover now