TWOH : Chapter 8 - Aphrodite Jealous

1K 101 1
                                    

Playlist : Faouzia - RIP Love

Selamat sore!!

Chapter baru akhirnya update!!

Don't forget to vote and comment!

Selamat membaca💚

Selamat membaca💚

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

☘☘☘

"Apa yang sedang kau lakukan, Alexandro?" tanya Geovanni gemas saat melihat putra tunggalnya itu sedang bermain di kamar Hanelle.

"Aku? Sedang merindukan Hanelle," sahut Alexandro cepat. Bocah 7 tahun itu menjatuhkan dirinya di atas ranjang, lalu memeluk erat bantal Hanelle yang masih meninggalkan harum tubuh Hanelle di sana.

"Belum lama ia pergi dan kau sudah merindukannya?"

Alexandro memicingkan matanya.

"Ia adalah orang yang paling aku sayang dan percaya di istana ini. Tentu saja aku merindukannya!"

"Bukan seperti itu mak,-"

"Diamlah! Jangan mengangguku! Aku cukup senang ia pergi dari istana ini, hanya saja aku kesepian!"

Geovanni menghela nafas perlahan, pria paruh baya itu duduk di tepi ranjang lalu mengusap rambut hitam kecoklatan milik Alexandro dengan lembut.

"Masih ada adikmu, Tessa pasti senang jika kakak laki-lakinya mengunjunginy,-"

"Aku tidak sudi! Dia bukan adikku!"

Plak!

Geovanni menampar Alexandro. Pria itu tidak habis pikir, bisa-bisanya putranya berbicara seperti itu.

"Tessa adalah adikmu, darah dagingku!" terang Geovanni geram.

"Oh, memang benar. Ia anakmu, bukan adikku. Ibu saja berbeda, aku tidak sudi memiliki adik dari wanita perebut suami orang!"

"Alexandro?!"

"Apa? Aku tidak asal bicara, Your Majesty!" Alexandro memegang pipinya yang terasa nyeri. Lebih sakit ditinggal oleh Hanelle daripada tamparan ini, dan Alexandro semakin matang untuk membenci Geovanni.

"Kau sungguh keterlaluan, aku tidak pernah mengajarimu seperti ini?!"

"Memang tidak pernah! Kau lebih sibuk dengan duniamu bersama selir sialanmu itu?! Dalam mengurus keluarga saja tidak adil, bagaimana dengan rakyatmu?! Demi Zeua, aku sangat membencimu, Geovanni!" sergah Alexandro bangkit dari tidurnya, wajahnya memerah menahan kebencian yang semakin membara di hatinya.

"Hanelle pasti mengajarimu yang tidak-tidak! Setelah ia pergi masih saja membuat masalah,-"

"Tidak! Hanelle tidak seperti itu. Kakak perempuanku selalu mengajariku untuk menghormati yang lebih tua, namun aku tidak bisa jika melihat wajahmu terus-menerus! Aku muak! Ia yang mengajariku soal tata krama, menggunakan pedang, bela diri, dan hormat kepadamu sebagai seorang ayah. Namun aku tidak sanggup lagi pura-pura baik jika sudah tidak ada Hanelle di sisiku. Topeng yang selama ini aku kenakan terlepas, aku bukanlah bocah 7 tahun yang polos dan tidak tahu apa-apa!"

The Wife of HermesUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum