TWOH : Chapter 16 - Cerberus and Hades

700 109 21
                                    

Playlist : NewJeans - OMG!

Selamat malam!

Don't forget to vote and comment!

Selamat membaca 💚

☘☘☘

Hanelle mengelus perutnya, ia tersenyum manis pada Hermes yang tengah memeluknya.

"Kau berhasil, Hanelle. Terima kasih telah berjuang!!" Hermes mengecup bibir Hanelle, tidak peduli jika wajah Hanelle yang kotor. Ia terlalu bersemangat atas kemenangan Hanelle.

"Ya, setelah ini aku akan menjinakkan Ceberus. Agar aku bisa tinggal di sini selamanya dan memintamu membawaku ke masa depan seperti keinginanku sebelumnya," balas Hanelle sembari melepaskan pelukannya. Ia melirik ke arah Egidia dan kawan-kawan, mereka terlihat begitu bangga ketika menatapnya.

Hermes terdiam, ah ia melupakan keinginan Hanelle untuk membawanya ke masa depan. Ia ingin bertanya, namun saat ini bukanlah hal yang tepat.

Zeus tersenyum lebar ke arah Hanelle, kini ia yakin jika Hanelle memang dilahirkan untuk tinggal di Olympus. "Kau membuatku bangga, Hanelle."

"Terima kasih, Zeus. Aku melakukan yang terbaik agar kau tidak kecewa kepadaku."

Hera berjalan tergesa-gesa, tanpa aba-aba ia memeluk tubuh Hanelle. Ia benar-benar bangga, menantunya memang luar biasa hebat.
"Ibu sangat bangga padamu, Nak. Setelah ini aku akan membuat jamuan besar atas kemenanganmu, ak-"

"Syarat yang diberikan kepada Hanelle belum terlaksana semua, Hera. Kau tidak bisa mengadakan jamuan malam ini," sela Aphrodite. Wajahnya benar-benar memerah, ia begitu cemburu. Ia sudah mencuci otak Feith untuk membunuh Hanelle, namun malah wanita itu yang mati. Benar-benar bodoh!!

Hera berdecak kesal.
"Hanelle pasti kelelahan, kau tidak perlu ikut campur. Lebih baik urusi saja dirimu sendiri!" desis Hera, ia menatap tajam putri tirinya. Sangat kurang ajar!!

"Kau terlalu memanjakannya!! Jika ingin mengadakan jamuan, Hanelle harus menyelesaikan syarat terakhir!" Aphrodite balik menatap tajam Hera, tidak peduli jika wanita itu adalah istri dari sang ayah. Ia benci kepada Hera yang hanya menyayangi Hanelle, tidak dengannya!!

"Kenapa kau terburu-buru, Aphrodite? Apakah kau ingin melihat istriku cepat mati agar kau tidak memiliki saingan?" ledek Hermes, pria itu menarik pinggang Hanelle agar tubuh mereka merapat.

Aphrodite mengepalkan tangannya.
"Apa maksudmu, Hermes?!"

Hermes terkekeh geli.
"Tidak perlu pura-pura tidak tahu apa-apa, Aphrodite. Kau sungguh menjijikkan!!"

"Jaga mulutmu, Sialan!"

Hanelle memegang kepalanya yang mendadak pusing, pertengkaran Hermes dan Aphrodite mengganggunya.

"Apa kalian tidak bisa diam?! Apa belum puas melihatku kelelahan?! Apa perlu melihatku mati di sini agar kalian berdua diam, hah?!" sergah Hanelle. Kepalanya sangat pusing, mendengar pertengkaran Hermes dan Aphrodite membuatnya meradang.

Hermes menghela nafas kasar, ia menatap tajam Aphrodite lalu mencoba menyentuh tangan Hanelle, namun langsung ditepis oleh wanita itu.

"Zeus, aku ingin menjinakkan Cerberus sekarang." tutur Hanelle, ia melirik sinis ke arah Aphrodite yang menegang di tempatnya.

Zeus tentu tidak setuju, pertarungan dengan Feith telah menguras tenaga Hanelle dan itu tidak baik untuk kesehatan kandungannya.

"Aku tid,-"

"Aku tidak sedang meminta izin, Ayah."

Aura ketegangan menguar, Zeus dapat melihat kobaran kemarahan di mata Hanelle. Harga diri wanita itu tersentil ketika Aphrodite menyinggung tentang jamuan dan menganggap jika Hanelle terlalu dimanja oleh Hera.

The Wife of HermesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang