#12

2K 318 165
                                    

2 tahun pun telah berlalu.

Hari dimana Bangchan telah selesai dengan ujian nasional nya, dirinya lalu di tuntut untuk mulai mengurus hotel yang memang akan menjadi haknya dari salah satu bisnis kekuarga turun temurunnya.

Tidak bisa Bangchan untuk menolak karena ia masih bersekolah, melainkan kedua orang tuanya berdalih mulai ia menginjak sekolah menengah atas maka segala sesuatu kebutuhan dirinya serta istrinya ya harus dia yang menanggungnya. 

Mendengar kalimat tersebut tentu membuat Chan mengiyakan tuntutan sang orang tua untuk mulai mengelola hotel meski masih tahap belajar.

Untunglah, talent ayahnya yang pintar mengelola sebuah bisnis turun kepadanya, sehingga ia yang memang terlahir pintar jadi tidak terlalu tertekan dengan segala sesuatu yang ia hadapi selepas pulang sekolah. 

Di SMA yang ia kenyamipun Bangchan memilih untuk masuk kedalam kelas IPS agar bertemu dengan pelajaran ekonomi yang membahas administrasi.

Dari sanalah, Chan jatuh lebih dalam untuk memikirkan segala sesuatu yang bersangkutan dengan pekerjaan dan mengenyampingkan Hyunjin yang sedia setiap saat untuk menemani dirinya. 

~~~

Hujan lebat mengguyur sebagian besar kota tempat Hyunjin kini berpijak, menatap keluar jendela dari salah satu toko yang sedang di singgahinya seorang diri. 

Andai saja tadi ia tidak jadi pergi, mungkin dirinya tidak akan terjebak seperti ini sungguh ia menyesal juga tidak membawa hpnya sendiri, atau payung atau bahkan tidak menolak tawaran pak Supri yang hendak mengantarnya. 

Mana sekarang dirinya juga tidak mengenakan jaket atau baju yang sedikit tebal. Bukan kaos tipis seperti ini, lagian tadi sebelum pergi cuaca di luar benar benar panas. 

Tapi saat ia membayar apa yang ia beli tiba-tiba hujan deras turun begitu saja, sampai sampai sore hari pukul 16.30 ini terlihat seperti sudah malam saja. 

Tunggu!!

Hyunjin kembali melirik jam tangan miliknya dengan membelalakan matanya saat tau ini jam pulangnya sang suami dari sekolah. 

Kebetulan, hari ini suaminya tidak ada jam tambahan untuk belajar seperti hari hari lainnya. 

"Duh gimana ini masih Hujan." gumamnya yang tanpa sadar lalu menggigit kuku jari tangannya. 

"Terobos aja gitu ya?" pikirnya sambil melihat langit yang terlihat sedikit dari sana. Kepalanya lalu menggeleng karena mana mungkin ia menerobos hujan saat sesekali ada kilat yang terlihat jelas disana. 

Buk

Hyunjin sontak melihat seseorang yang tadi menabraknya dari belakang, entah di sengaja atau tidak. 

"Eh sorry gak sengaja." ucapnya saat melihat Hyunjin yang menatapnya dengan tatapan kesalnya. 

"Hmn gapapa." Jawab Hyunjin sedikit dingin, sedangkan lelaki yang tadi menabraknya tersenyum kikuk.

Kembali Hyunjin menatap rintik hujan di luaran sana, namun lelaki tadi malah menatap Hyunjin yang mampu membuatnya sesekali tersenyum entah kenapa. 

"Kejebak hujan ya?" Tanyanya membuat Hyunjin kembali menengok orang di sampingnya dengan wajah datar miliknya. 

"Iya." Meski berwajah dingin untuk orang lain, tetap saja saat ada orang yang bertanya padanya Hyunjin akan menjawab orang tersebut.

"Rumahnya dimana?  Siapa tau satu arah." Hyunjin mengerutkan dahinya saat orang tersebut malah bertanya dimana rumahnya berada.  Hey jaman sekarang jangan terlalu percaya dengan seseorang yang baru ditemui meski orang tersebut terlihat baik.

Young Married // Chanjin (end) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin