#57

1.4K 204 49
                                    

"Berpisah pilihan yang baik untuk kita a."

Saat itu, Hyunjin ingin berlari namun tidak bisa. Hyunjin ingin cepat pergi dari gedung ini tapi perutnya menghalangi. Banyak orang berpandangan heran kepada dirinya yang tengah berjalan tergesa gesa dengan wajah sembab bahkan terdengar suara isakan dari mulutnya. 

Ia tidak peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya, ia ingin memperdulikan tentang bagaimana perasaan hati mulai saat ini. Percuma iya terus bersabar dengan kelakuan suaminya itu, yang ada hanya makan hati. Masih mending makan hati ayam atau sapi, ini?  Hah memang Hyunjin bukan manusia?!

Bruk

"Eh Hyunjin!"

Hyunjiin menoleh setelah tadi bahunya tertubruk tidak sengaja oleh Seungmin yang sama sama ada disana. 

"Lu kenapa?" tanya Seungmin saat melihat wajah Hyunjin yang banyak mengucurkan air matanya. Ditanya, Hyunjin tidak menjawab malah semakin memperderas airmatanya. 

"Ayo sini duduk dulu." ajak Seungmin saat Hyunjin tak kunjung menyahuti pertanyaan, dengan perut besar lalu wajah yang tak karuan ya mana tega Seungmin hanya berkata 'kalo gitu gua duluan' edan gak punya hati.

"Gak mau!" tolakan Hyunjin saat Seungmin hendak menariknya dan menyuruh Hyunjin duduk di salah satu sofa di lobi hotel. "Aku mau pergi." Lanjutnya.

"Pergi kemana dengan keadaan kayak gini?" tanya Seungmin mulai khawatir jika Hyunjin bertengkar dengan Bangchan, diakan manusia tercengeng dari ke ketiga temannya itu. 

"Kemana aja, asal jangan disini, aku capek." jawabnya kembali.  Membuat Seungmin bertatap serius pada Hyunjin. 

"Hyun!" panggil Seungmin saat Hyunjin hendak pergi dari sana. "Capek kenapa? Sini ngomong sama gua lu kenapa?  Si kak Chan bikin lu kayak gini?"

Ah sudahlah, Seungmin lalu menyeret Hyunjin dari sana karena sedari tadi hanya jadi bahan pandangan orang lain yang ada disana saja.  Dengan begitu, iapun membawanya keluar dari gedung. 

"Seungmin, si aa ciuman sama cewek dikantornya." adunya dengan kepala menunduk berjalan mengikuti Seungmin.  Langkahpun terhenti, Seungmin lalu menoleh kepada Hyunjin dengan pandangan tidak percaya. 

"Lu liat mereka gitu?" tanya Seungmin memastikan dan Hyunjin mengangguk disana. Tangan yang tidak menggandeng tangan Hyunjin terkepal marah akibatnya.  "Dasar buaya buntung!!  Gua bikin bonyok lu monyet!!" kesalnya yang langsung di gelengi oleh Hyunjin disana. 

"Jangan, aku mohon jangan Seugmin nanti takutnya dia marah sama aku." lagi, Hyunjin seperti membela Bangchan membuat pemuda yang berada di dekat Hyunjin merasa gemas. 

"Terus lu mau kayak gini terus?  Di buat sakit tanpa mau dia mandang elu?  Udah berapa kali dia sakitin elu Hyun, gak mikir banget itu lutung bini lagi hamil tua malah enak enak main kayak begitu." kesalnya dan Hyunjin malah terdiam tidak tau lagi harus berkata apa.  Di hati kecilnya ada rasa sayang juga kecewa, namun apakah harus terus menerus seperti ini apa yang di laluinya pasti juga lambat laun ingin menyerah saja. 

"Sebutin keinginan tersadis lu buat si Bangchan, biar gua bantu!" itu bukan tawaran, tapi menjurus ke pemaksaan Hyunjin untuk mengatakan kekerasan apa yang ingin dirinya lakukan. 

Hyunjin lagi lagi menggeleng karena jalan pikirannya buntu dan seperti kaset rusak yang hanya menampilkan suatu adegan tertentu dalam ingatannya. Dan itu adalah kegiatan suaminya yang menyatukan mulut dengan wanita lain. 

"Hyun, jangan terus terus jadi manusia baik. Inget, jahat juga harus dilakukan agar lu gak terlalu dimanfaatin atau dibikin sakit hati terus kayak gini. Liatkan?!  Karena lu orang sabar, si Bangchan malah ngelakuin kesalahan terus menerus karena dia pasti berpikir, kalo lu bakalan maafin lagi dan lagi meski kesalahannya besar. Kayak gua jadi selingkuhannya lu maafin, kayak Felix yang bunuh anak lu dulu tapi lu juga maafin. Sekali sekali Hyun, jadi orang jahat atau egois." kesal Seungmin karena Hyunjin hanya menangis dan berdiri diam mematung. 

Young Married // Chanjin (end) Where stories live. Discover now