#29

1.8K 248 29
                                    

Berjalan beriringan dengan tangan yang bertautan satu sama lain. Ini kali pertama bagi mereka kembali berjalan bersama berdua tanpa ada yang mengganggu. 

Dua tahun di lalui dengan kehampaan tangan diantara masing-masing, kini terisi penuh dengan begitu hangat rasa hati mereka tentu senang, belum lagi mereka saat ini berada di tempat penangkaran hewan hewan dari berbagai negara. 

Ya, mereka ada di kebun binatang kota yang memakan waktu satu jam berkendara dari rumah mereka untuk sampai disana. 

Hanya berdua, tidak ada yang lain seperti keluarga lain yang beramai ramai datang kesana. Tidak membawa bekal agar makan bersama seperti yang lainnya karena Bangchan sang kepala keluarga yang genap berusia 20 tahun itu melarang Hyunjin untuk membawa perbekalan dan lebih memilih untuk membeli makanan di kios kios yang ada dalam kebun binatang. 

Sebagai istri, Hyunjin patuh menjadikannya ia tidak begitu kerepotan saat bangun juga telah begitu siang. Biasa, setelah melakukan rutinan Hyunjin akan begitu nyenyak saat tertidur sampai dimana waktu untuk bangun terlewat begitu saja dengan Bangchan yang bangun lebih dulu namun tidak pernah membangunkan Hyunjin. 

Kini terik panas matahari membuat Hyunjin sesekali mengangkat tangannya untuk di letakan tepat di bagian alisnya guna menghalau sinarnya merengsek masuk kedalam retinanya. 

Sedangkan Bangchan yang memakai sebuah topi tentu tidak terganggu sama sekali bahkan tangan yang bebas dari bergandengan di masukan kedalam saku celana jeansnya. 

Setiap Hyunjin melihat hewan dalam kandang, dia terlihat antusias karena ini pertama kalinya melihat hewan yang setaunya di lindungi oleh negara. Apalagi tadi saat ada seekor monyet yang mengangkat tangannya pada Hyunjin meminta sesuatu untuk di masukan kedalam mulutnya.

Kaget?  Tentu saja. Namun lebih dominan rasa gemas melihatnya.  Teringat sebuah kacang cemilan di dalam tas yang ia pakai dengan mudahnya ia membuka bungkusannya lalu berbagi bersama si monyet disana. 

Untunglah, tidak ada larangan berbagi makanan yang baik baik saja untuk hewan hewan disana. Setelah berbagi untuk satu monyet, monyet monyet yang lain mengikuti temannya tersebut dengan bersuara u'u a'a.

Disanalah Hyunjin merasa kaget sampai ia sedikit mundur karena merasa takut. Bangchan tertawa, bahkan beberapa ikut tertawa apalagi anak kecil saat mendengar suara monyet disana. 

Dengan begitu, Hyunjin sedikit kasar memberikan bungkusan kacang miliknya pada suami. Bangchan mengerti, ia mengambilnya lalu membagikan kacang tersebut membuat monyet monyet disana terdiam tanpa suara setelah diberi makanan. 

Kembali lagi,  kini mereka menuju penangkarang hewan reptil yang kerap sekali menjadi pelaku manusia tercobak cabik menjadi santapannya di rawa rawa.

Buaya. 

Hyunjin serta Bangchan kini berhenti melangkah saat berada tepat di perbatasan pengunjung dengan penangkaran buaya. 

Hyunjin membaca sederet tulisan yang ada disana. Buaya rawa.  Lalu ia kembali menatap beberapa buaya disana yang seolah tengah berjemur dengan mulut yang terbuka lebar.

Menurutnya melihat gigi buaya yang berderet rapi serta runcing membuatnya merinding, pantas saja manusia yang lebih besar dari bibir buaya dapat terkoyak koyak sampai mati. 

"Nyeremin banget." gumannya yang malah terdengar oleh Bangchan sampai ia terkekeh. 

"Kenapa?" tanya Chan mengundang perhatian Hyunjin disana untuk menatapnya sebentar. 

"Itu a liat giginya ih serem." tunjuk Hyunjin sambil bergidik ngeri bahkan tanpa sadar badannya mendekati suaminya, mengikis jarak dari samping. 

Tangan yang awalnya bergandengan di ganti dengan merangkul tangan suaminya yang lebih besar dari lengannya tentu saja. Sedikit mengerat bagi Bangchan, disaat dirinya baru tau jika Hyunjin begitu menakuti hewan reptil yang satu ini. 

Young Married // Chanjin (end) Onde histórias criam vida. Descubra agora