#61.

3K 268 57
                                    

Hyunjin termerenung menatap selembar kertas untuk memdaftarkan dirinya dikantor agama ada di tangannya. Menjadi salah satu pasangan yang mengangtri untuk berpisah. 

Selembar kertas yang kedepannya akan mempengaruhi kehidupan anak-anaknya, sedangkan mereka terlihat sangat bahagia ketika bersamaan. Belum lagi Bangchan berujar ingin memperbaiki rumah tangganya. 

Sedari dulu, Yeji selalu menepati ucapannya. Jika a ya a bika b ya jika c ya c, maka jika ingin membantunya untuk berpisah Yeji melakukannya. Bukankah juga Hyunjin dulu pernah berujar memohon untuk membantu agar bisa berpisah dari Bangchan? 

Dan saat inilah, Yeji telah membantunya dengan membawakan sebuah dokumen yang harus diisi. Ada beberapa pilihan agar perceraian ini bisa kuat untuk dilakukan.

Kurangnya nafkah batin, finansial, KDRT dan yang lainnya. Manakah yang harus di pilih oleh Hyunjin jika dia memang akan bercerai. Karena hatinya kini ingin mengutamakan kebahagiaan kedua anaknya. Jika bercerai, apakah anak anaknya akan tetap bahagia? Lalu hak asuh akan jatuh pada siapa? Bangchan dan Hyunjin sama sama baru menampakan diri sebagai orang tua. 
















Tok tok tok

Kala itu, pintu di ketok oleh seseorang dari luar dan tentu Hyunjin yang baru berada disana membukakan pintu kamar yang rupanya dibalik sana ada Lia yang tengah tersenyum kepadanya. 

"Boleh masuk?" Hyunjin mengangguk lalu memperlebar daun pintu untuk terbuka sehingga Lia kini telah masuk kedalam kamar itu. 

"Yeji jadi demam gara-gara shock ternyata kamu belum meninggal." Hyunjin meredup mendengarnya menjadi tidak enak hati sampai membuat kembarannya sendiri sakit akan kehadirannya ini. 

"Maaf." sesal Hyunjin yang malah digelengi oleh Lia disana. 

"Hyun, dia nyuruh aku buat ngasih ini. Sebenernya udah lama dia simpen ini, tapi karena udah ada kamu disini jadi dia mau ngasih ini, cuma untuk menepati ucapannya." ucap Lia sambil menyodorkan secarik kertas, yang mana Hyunjin lalu menerimanya. 

Dibaca terlebih dahulu dan itu membuatnya menatap Lia sedikit terkejut. 

"Hyun, Yeji ingin yang terbaik buat kamu. Dia cuma ngasih ini sesuai janjinya sama kamu, terserah mau bercerai atai tidak itu menjadi pilihan kamu juga Hyun." lagi Lia berujar.

"Apa harus Li?" tanya Hyunjin pelan membuat Lia menghela napas disana. 

"Pilihana ada di tangan kamu mau berhenti atau tetap berlanjut. Yeji cuma mau menepati janjinya aja Hyun, jika kamu masih ingin bersama dia ya gak apa apa buang aja kertasnya. Ikuti kata hati kamu, renungkan dengan pikiran kamu. Aku tau kamu masih sayang sama dia, buktinya kamu tetap kembali meski sudah ditampar keras dia tadi siang."

Hyunjin lalu menatap Lia dengan wajah yang tidak bisa di artikan oleh Lia.

"Apa aku iya kan saja?" tanya Hyunjin yang lalu Lia tersenyum disana. 

"Jangan asal pilih, pikirin dulu sesuai tidak antara hati dan pikiran. Aku gak mau nanti kamu menyesal setelah mengambil keputusan yang salah Hyun, karena kalian sudah mempunyai anak ya nanti takutnya malah berimbasnya pada anak kalian." Hyunjin diam dan kembali menatap sendu kertas yang berada di tangannya. 

"Tapi maaf Hyun, keputusan kamu sampai akhir desember. Yeji bilang tanggal 1 kita harus sudah pulang, dan kalo kamu memilih untuk tinggal ya cuma aku sama Yeji nanti yang pulang."

Sesingkat itu ia mempunyai waktu untuk berpikir? Malam tahun baru tinggal 5 hari lagi, dan dirinya harus kembali berpisah dengan anak anaknya? Dunia memang jahat memang pada kehidupannya. 


















Young Married // Chanjin (end) Where stories live. Discover now