#22

2K 287 34
                                    

Ting tong!

Hyunjin yang tadi tengah menangis lantas mengusap cepat air matanya dengan punggung tangannya. Tarikan napas agar ia sedikit lebih tenangpun ia lakukan, setelah itu ia bangkit untuk menuju pintu rumah.

Lagi dan lagi, Hyunjin kembali berjalan menuju pintu rumah yang tertutup rapat namun belum ia kunci karena suaminya juga belum pulang kerumah.

Tepat ia di depan pintu rumah, Hyunjin lagi lagi menarik napas dalam dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

Tangan yang sudah memegang knop pintu ia tarik dengan pelan, hingga terbukalah pintu dan menampilkan pria tinggi dengan sebuah kantung kresek yang Hyunjin yakini itu adalah bolu pisang.

Yap.

Pria yang berada di depannya kini adalah Lino si tetangga satu kompleknya yang datang dengan satu kresek yang ia pegang.

"Nih pesanan bumil, kata mami gratis gak usah bayar buat si utun." Hyunjin malah memandangi kresek yang di pegang oleh Lino lalu beralih menatap wajah tampan Lino yang 2 tahun lebih tua darinya.

"Kok beneran gratisnya?" tanya Hyunjin membuat Lino terkekeh.

"Iyalah, kan gua sendiri yang minta si mamih bikinin kue nya, terus di bilangin ini yang mau bumil yang lagi ngidam. Jadilah mami dengan berbaik hatinya bikin lagi kue spesial buat lu. Nih ambil pegel tangan gua jinjing terus kresek ini."

Hyunjin dengan senang hati menerima kue bolu pisang yang gratis dari pria di depannya ini. Meski hatinya sedikit tidak enak lantaran katanya tadi Lino maminya bikin lagi. Lagi, adalah sebuah kata yang berarti sebelumnya udah selesai pembuatan bolunya. Sungguh ia jadi merepotkan maminya si Lino ini.

"Hyunjin ngerepotin banget ya, sampe di bikinin gratis gini." ucapnya tidak enak hati.

"Gak apa apa, lagian si mami pernah ngalamin ngidam. Jadi dia dengan senang hati bikinin apa yang bumil bumil mau, tapi yang deket deket aja."

Hyunjin mengangguk, lalu tersenyum pada pria di hadapannya.

"Makasih kuenya, bilangin sama mami juga makasih. Maaf ya kak, si aa lagi gak ada bukannya gak mau nawarin masuk." Hyunjin berucap dengan mengusap leher belakangnya.

"Gak apa apa Jin, gua ngerti kok. Lu tuh bener bener ya jadi bini idaman banget, untung aja si bangchan udah kagak selingkuh lagi. Kata si Jisung pas tau lu hamil si Seungmin mutusin laki lu, sekarang tinggal lu jaga dia baik baik. Cuma milik lu kok tenang aja, baik baik lu rumah tangganya. Dah ya gua balik kucing gua nungguin soalnya." Lino alias pria bernama Minho melambaikan tangan lalu melenggang dari sana meninggalkan Hyunjin yang masih terdiam mendengar penuturan Lino.

"Aa putus sama Seungmin? Kenapa Hyunjin gak tau?" Guman Hyunjin tidak percaya.

"OI MASUK RUMAH JAN BENGONG! BUMIL GAK BAIK BENGONG DI LUAR RUMAH!" Hyunjin tersadar kala suara Lino lagi lagi membuatnya tersadar dari kegiatannya ditempat yang sama seperti saat tadi siang.

Dengan senyum manis yang ia lemparkan pada Lino, akhirnya ia pun segera masuk kedalam rumah.

Blam

Hyunjin menutup pintu seadanya, tangannya yang bebas dari memegang kresek lantas mengusap perutnya. Perasaan yang tadi tak karuan lalu berubah menjadi sebuah perasaan yang senang.

Tentu saja, bukankah berarti selama ini suaminya hanya terpokus padanya, mengayomi apapun yang ia mau, berpikir suaminya bukan kehotel tetapi pergi dengan Seungminpun itu salah. Jadi selama ini Chan benar benar pergi ke hotel untuk bekerja.

Berjalan kecil di dalam rumahnya, Hyunjin benar benar berubah perasaannya. Ini benar benar sebuah kabar baru yang baik untuknya.

Tes

Young Married // Chanjin (end) Where stories live. Discover now