2 Tahun Yang Lalu

730 96 10
                                    

2 tahun yang lalu...

"Kakak, ayo kita pergi ke taman dekat sini!" seru Thorn. "Maksud kamu taman tempat Kakek Gara berjualan es krim?" tanyaku.

Thorn mengangguk lucu sambil tersenyum manis. "Iya kak, aku juga mau beli es krimnya Kakek Gara," jawab Thorn. "Boleh kan?"
"Hmmm, boleh tidak yaa?" ujarku pura-pura berpikir.

"Ayolah kak, aku sudah lama tidak makan es krim Kakek Gara," mohon Thorn dengan tampang melasnya. Matanya yang bulat berbinar, pipi chubby, dan bibir yang sedikit dikerucutkan membuat dia terlihat seperti bayi mungil.

"Gemes banget sihh, adiknya siapa ini?" gemasku seraya bertanya. "Adiknya Kakak Taufan, Kak Hali, Kak Blaze, Kak Ice, dan Kak Gempa!" jawab Thorn.

"Oh ya, aku juga punya Adik Solar! Yeayy!" lanjutnya. Thorn berputar kesana kemari dan sesekali melompat.

"Anak ini terlalu lincah," batinku

***

Sekarang sudah memasuki pukul 1 siang dan aku belum saja pulang ke rumah. Hujan sudah berhenti, hanya meninggalkan rintik hujan. Ingatan masa lalu semakin menjadi-jadi di pikiranku. Aku menggigil kedinginan, badanku juga terasa panas. Sepertinya aku sakit...

Di lain tempat...

"Kak," panggil Solar. Halilintar membuka matanya lalu menatap Solar yang duduk di sampingnya. "Apa?" tanya Halilintar. "Eumm, Kak Taufan sudah pulang?" tanya Solar.

"Oh iya, bagaimana aku bisa lupa kalau Taufan belum pulang dari tadi," batin Halilintar. "Gempa!" panggil Halilintar. Gempa yang baru saja keluar dari kamar menoleh dan mendekati Halilintar serta Solar yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Iya kak, kenapa?" jawab Gempa seraya duduk di samping Halilintar. "Taufan sudah pulang?" tanya Halilintar. Gempa menundukkan kepala, "Belum."

***

"Kakek Gara!" panggil Thorn dengan semangat. "Wah, si kecil Thorn datang! Sudah lama kakek tidak bertemu denganmu," sambut Kakek Gara.

Thorn tertawa dan berhambur ke pelukan Kakek Gara. "Kakek, aku mau es krim!" ujar Thorn. "Siap tuan kecil!" Kakek Gara menurunkan Thorn yang berada di pelukannya dan segera membuatkan es krim untuk Thorn.

"Es krimnya sudah siap!" teriak Kakek Gara. "Yeayy!" Thorn langsung menyambar es krim itu dan memakannya dengan lahap. "Terima kasih kek!" ucap Thorn.

Lihatlah... Badan saja sudah besar, tetapi makan es krim saja masih belepotan. "Kamu ini sebenarnya umur berapa sihh," batinku.

"Kakak, boleh tidak aku bermain bersama teman-teman yang ada disana?" tanya Thorn. "Boleh dong," jawabku. Thorn pun berlari kencang menghampiri teman-temannya. "Huuh, Thorn..Thorn.. Kenapa sifatmu sangat kekanakan sekali. Jauh berbeda dari teman-temanmu yang bersifat dewasa," gumamku.

"Eh, tapi aku juga seperti itu ya. Aduhh, ngaca Taufan ngaca," ucapku kepada diriku sendiri. Sifatku 11/12 dengan sifat Thorn dan Blaze. Tapi mungkin karena aku adalah kakak ketiga, jadi sifat bobrok dan kekanakannya akan muncul di waktu tertentu saja.

"Hei, bro! Gak ikutan?!" teriak Ryan, temanku sekaligus teman Thorn. "Gak! Kalian saja yang main!" jawabku.

***

Ingatan masa laluku buyar ketika ada tangan seseorang yang menepuk bahuku. "Pulang, badan kamu panas. Saudara-saudaramu juga sedang khawatir menunggumu," ucap Gempa.

Aku menoleh dan sedikit terkejut melihat kedatangan Gempa. "Tapi, bagaimana dengan Thorn?" tanyaku. "Dia sudah sembuh," jawabnya. Aku hanya mengangguk kecil lalu berjalan mengikuti langkah kaki Gempa.

Aneh.. biasanya Thorn akan kesakitan terus menerus jika aku belum memberikan energi kuasaku kepada 'pria' itu.

Tapi, kenapa dia malah sembuh?

Ah, sudahlah.. yang terpenting Thorn kembali sehat. Besok aku akan menyalurkan energi kuasaku kepada 'pria' itu. Aku tidak mau Thorn terluka lagi.


Tbc.

Jangan lupa vote, comment, & follow yaa

Makasii banyakk buat yg udh baca n vote cerita akuu^^

Aku harap kalian gak bosen sm cerita aku yaa

See u next!

Painful Life [END]Where stories live. Discover now