Painful Life

1.3K 112 68
                                    

Selamat Membaca







"KAKAK!"

Halilintar jatuh ke tanah dengan wajahnya yang pucat. Dia menghalang diri Taufan dengan tubuhnya sehingga membuat Destro tidak sengaja menyerap energi Halilintar.

"K-kakak," lirih Taufan ketika melihat Halilintar jatuh tak berdaya.

Taufan, Thorn, Blaze, Gempa, Solar, dan Ice duduk melingkari Halilintar yang terbaring lemah.

"K-kakak, kenapa kakak melakukan ini?" Tanya Taufan sambil menangis tersedu-sedu.

"K-kakak hanya mau menyelamatkanmu s-saja," jawab Halilintar terbata-bata.

"Tapi kenapa harus seperti ini?!! Kenapa kamu menyelamatkanku?! Aku adalah seorang pembunuh! Seharusnya aku yang mati, kak!! Hiks!" Teriak Taufan histeris.

"Kakak tidak mau kamu pergi. Biar kakak saja, kakak mau menebus kesalahan kakak selama i-ini," ujar Halilintar sambil tersenyum tipis.

"Kakak tidak ada salah denganku! Aku yang punya salah dengan kakak! Dan aku yang seharusnya menebus kesalahanku!!" Taufan terus saja teriak dan menangis. Perasaannya semakin hancur dan pikirannya semakin kacau.

"Jangan seperti ini, kak," lirih Thorn.

"Kakak hanya mau minta maaf kepada kalian semua terutama kamu, Taufan. Maaf karena kakak selalu bersikap jahat belakangan ini. Maaf karena kakak tidak bisa mengendalikan emosi dan amarah kakak. Maafkan kakak karena tidak bisa membuat kalian merasakan sosok seorang kakak yang sebenarnya. Kakak jahat, kakak kejam, kakak kurang ajar. Bahkan kata maaf pun tidak bisa menebus semua kesalahan kakak," ujar Halilintar sembari menatap satu persatu adik-adiknya.

Halilintar menarik napasnya sebentar dan melanjutkan kalimatnya.

"K-kakak harap kalian selalu bersatu. Jangan ada pertengkaran lagi, ya. Gempa, kakak mau kamu menjadi pengganti kakak nanti. Tolong pegang tanggung jawab kakak. Rangkul adik-adikmu ini."

"Tidak. Kakak baik-baik saja. Kami akan menyembuhkan kakak. Kakak harus tetap ada di samping kami dan selalu menjaga kami," ujar Gempa.

"Uhuk, kakak akan selalu ada di samping kalian. Hanya saja.. tidak terlihat."

"Jangan bebicara seperti itu, kak," lirih Taufan.

"Kakak sudah tidak kuat. Sekali lagi kakak minta maaf," ucap Halilintar pelan lalu memejamkan kedua matanya perlahan.

"Jangan tinggalkan kami, kak!!"

🥀🥀🥀

"Hah!!"

Halilintar membuka kedua matanya kembali. Tunggu dulu, kenapa dia masih hidup? Padahal dirinya sudah melemah tadi. Tubuhnya juga merasa sangat sehat. Tidak ada rasa sakit yang dirasakannya.

Halilintar melihat ke bawah. Terdapat Taufan yang memeluk dirinya erat dengan wajahnya yang pucat pasi. Thorn, Blaze, Gempa, Solar, dan Ice menangis tak henti-hentinya.

Halilintar memegang tangan Taufan. Dingin.

Halilintar bangkit dari tidurnya dan segera meletakkan kepala Taufan di pangkuannya.

"Astaga! Kamu kenapa Taufan?!" Kaget Halilintar.

"Ssh," Taufan hanya meringis. Tubuhnya sangat dingin. Bibirnya memutih dan bergetar.

"Taufan kenapa?" Tanya Halilintar kepada Gempa.

"D-dia.. dia tadi menyelamatkan nyawamu, kak," jawab Gempa.

Painful Life [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora