Pergi

729 68 22
                                    

Selamat Membaca













"CUKUP!" Teriak Gempa lalu meninju muka Halilintar berkali-kali.

Thorn, Taufan, Blaze, Ice, dan Solar terkejut melihat perlakuan Gempa. Selama ini Gempa tidak pernah main kasar dengan saudaranya. Dan ini pertama kalinya Gempa berani melukai saudaranya.

"KURANG AJAR! BERANI-BERANINYA KAMU MENGHAJAR KAKAK!!" Marah Halilintar lalu ikut memukul muka Gempa dengan kuat.

"Hentikan, jangan kekanakan bisa?" Ucap Ice tenang tapi menusuk.

"HENTIKAN?! UNTUK APA?! DIA YANG MULAI DULUAN! LAGIPULA HIDUP KITA SUDAH HANCUR!!" Marah Halilintar yang kembali melayangkan pukulan kepada Gempa untuk yang kesekian kalinya.

"Tanpa sadar, kamu juga kejam, kak," ujar Ice sambil tersenyum miring.

Halilintar terdiam dan menatap kedua tangannya. Sejenak dia merutuki dirinya karena telah berbuat kasar sedari tadi. Tapi, emosinya tumbuh kembali ketika mengingat perbuatan Taufan selama ini.

Gempa menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya. "Bodoh," ucap Gempa lalu menghampiri Taufan.

Halilintar memalingkan mukanya ke arah lain dan mengatur emosinya.

"CEPAT SEMBUHKAN ANAK SAYA!!" Teriak Destro.

"Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan mereka berdua?" Tanya Gempa.

"Tidak ada! Jika dia memang tidak bisa menyalurkan energinya sendiri, maka saya saja yang akan menyerap energinya untuk Akai!" Jawab Destro.

"Tapi dia bisa mati kalau seperti itu caranya!" Gempa tidak menyetujui saran yang diberikan oleh Destro.

"Biarkan saja, lagipula dia memang pantas untuk mati bukan? Ingat kata kakakmu itu, Taufan adalah saudara yang tidak becus!" Ujar Destro.

"Apakah kalian tidak sadar bahwa semakin lama ikatan persaudaraan kalian semakin hancur? Lihatlah, segala siksaan telah kalian berikan. Itu yang dinamakan saudara?"

Mereka diam. Tidak ada yang menyahut.

"Lebih baik saya ambil energi saudaramu itu supaya dia bisa mati. Lalu hidup kalian bisa jauh lebih tenang nanti," ujar Destro.

"Ayah.. jahat," ucap Rio yang sedari tadi menyaksikan pertengkaran mereka.

"Benar," ucap Destro menyetujui ucapan Rio.

Rio menggeleng kepalanya tidak percaya. "Tidak, ayah pasti orang baik," ucapnya tidak setuju.

"Kumohon jangan lakukan ini, yah. Ayah sayang kita berdua kan? Jadi, tolong turuti permintaan kami. Kita bisa memikirkan cara lain untuk menyembuhkan Akai," ujar Rio sambil merangkul Akai.

"Saya hanya sayang dengan Akai, bukan kamu," ucap Destro pelan tanpa melihat Rio.

Sakit. Hatinya sakit mendengar ucapan menyakitkan dari Destro.

"M-maksud ayah? Ayah cuma bercanda kan?" Tanya Rio tidak percaya.

"Kamu adalah bencana bagi saya. Selama saya hidup denganmu, saya tidak pernah merasakan kebahagiaan. Jadi saya memutuskan untuk membuang kamu jauh-jauh dari hidup saya dan membawa Akai pulang bersama saya," ujar Destro panjang lebar.

Bahu Rio merosot mendengar penuturan dari ayahnya. Tidak disangka dia akan dibenci oleh ayah kandungnya sendiri. Dibenci oleh sosok ayah yang selama ini ia cari..

"Kenapa ayah semudah itu benci denganku? Aku minta maaf atas semua kesalahanku selama ini, hiks," Rio menatap Destro dengan mata berkaca-kaca. Dirinya menangis dengan kuat dan memohon agar ayahnya memaafkannya.

Painful Life [END]Where stories live. Discover now