Lelah

605 66 18
                                    

Selamat Membaca










"A-Ayah?" Tanya Rio pelan.

Ada rasa tersentuh di hati Destro ketika mendengar Rio memanggil dirinya dengan sebutan ayah.

Ya, Rio adalah anaknya sekaligus kakaknya Akai. Anaknya yang terpaksa ia tinggalkan karena suatu hal yang mendesak.

"K-kamu.. ayah saya kan?" Tanya Rio sekali lagi.

Destro mengangguk kaku.

Rio langsung menghamburkan pelukannya kepada Destro dengan erat. Setelah sekian lama dia bertahan dan hidup sendiri, akhirnya dia bisa menemukan keluarganya kembali. Keluarga yang hangat.. ini yang dia inginkan selama ini.

"A-Ayah... Akhirnya aku bisa bertemu ayah dan adik. Setiap hari aku selalu mencari keberadaan keluargaku karena aku yakin bahwa aku pasti memiliki keluarga. Dan akhirnya aku bisa memeluk seorang ayah. Akhirnya aku bisa merasakan kehangatan yang diberikan oleh ayah. Akhirnya aku bisa merasakan mempunyai seorang ayah, hiks," Isak Rio.

Rio pun melepaskan pelukannya dan menghampiri Akai yang terbaring lemah.

"Akai?" Panggil Rio lembut sambil menggoyangkan bahu Akai pelan.

Akai membuka matanya dan melihat seorang Rio yang sedang menatap dirinya.

"Kamu s-siapa?" Tanya Akai.

"Aku kakakmu, Kai," jawab Rio.

"Kakak?! Aku punya kakak?!" Seru Akai.

Rio mengangguk. Seketika sakit yang dirasakan Akai menghilang begitu saja. Dia langsung memeluk erat Rio.

"Kakak.. aku senang bisa bertemu dengan kakak.. aku kira aku tidak akan mempunyai kakak, tapi ternyata aku salah, hiks," ujar Akai.

"Kakak juga, Kai. Kamu tenang saja, your hero has come now," ucap Rio sambil mengelus pucuk kepala Akai dengan lembut.

Nafas Taufan tercekat melihat Rio dan Akai yang berpelukan hangat di depannya. Sesak kembali ia rasakan. Tersenyum miris muncul di wajahnya yang penuh darah itu.

"Selamat Akai. Kamu mendapatkan kakak yang penuh dengan kasih sayang," batin Taufan.

Blaze yang melihat kejadian itu langsung membuang muka. Itu hanya membuat hatinya sakit saja. Tidak sengaja dia melihat Taufan yang tengah menyaksikan Rio dan Akai.

"Kakak... can i get my hero again?" Batin Blaze.

"Aku hanya ingin pahlawanku kembali lagi. Hanya itu.. tapi kenapa sangat susah sekali untuk mendapatkannya kembali? Rasa benciku seketika hilang begitu saja ketika melihat dirimu ini tak berdaya, kak," batin Blaze sambil menahan sakit di hatinya.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya Halilintar pelan sembari menahan emosinya.

Destro menatap nyalang Halilintar. Dia menghampiri Halilintar dan mencengkram kerah baju Halilintar.

"Adikmu.. adikmu itu telah mengingkari janjinya!!" Bentak Destro sambil menunjuk Taufan.

Gempa mengambil alih Thorn yang berada di gendongan Halilintar. Halilintar pun mendorong kuat kedua bahu Destro sehingga membuat Destro mundur beberapa langkah.

"APA MAKSUDMU?!"

"THORN MELUKAI ANAKKU SAAT 2 TAHUN YANG LALU! DAN TAUFAN BERJANJI UNTUK MENYEMBUHKAN ANAKKU DENGAN MENYALURKAN TENAGANYA! TAPI APA?! DIA MENGINGKARINYA SELAMA SEBULAN!" Bentak Destro.

"Lihat, Thorn tidak berdaya.. karena apa? Karena saudara sialanmu itu, Taufan!" Lanjutnya.

Kedua mata Halilintar menatap tajam Taufan yang terbaring lemah. Rasa bencinya terhadap Taufan semakin memuncak.

Painful Life [END]Where stories live. Discover now