BAGIAN 8

854 197 2
                                    

"GUE HARUS PULANG!!"Haruto memberontak dari cengkraman teman-temannya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"GUE HARUS PULANG!!"Haruto memberontak dari cengkraman teman-temannya.

Sedangkan yang lainnya kini tengah berusaha dengan sekuat tenaga menahan tubuh pemuda itu agar tidak lepas kendali. Pikirannya hanya sedang kacau, dan itu yang membuat nya tidak bisa berfikir secara jernih, mereka hanya tidak mau Haruto sampai salah mengambil keputusan dalam kondisi seperti ini.

"WATANABE HARUTO DENGERIN GUE!!"Tegas Asahi nyalang, beralih untuk meraih kedua pundak lelaki Jepang itu dan berusaha menatap matanya, untuk menyadarkan Haruto.

Namun yang di tegaskan malah menggeleng ribut dengan maniknya yang masih berair."GUE─hkt, G─GUE MAU PULANG, NYINGKIR LO PADA BEG─"

"LO JANGAN EGOIS BANGSAT!!"

Seketika seluruh nya terdiam bungkam, hening.

Ini pertama kali nya mereka melihat Asahi memiliki emosi─lepas kendali, melontarkan kata umpatan dengan nada kasar miliknya.

Bahkan Haruto sendiri sudah sampai mematung, dia terpaku, manik nya mendadak menatap kosong. Hingga pada akhirnya tubuh tinggi itu langsung merosot, terduduk lemas.

Menghela nafas kasar, Asahi berjongkok, kembali menyentuh kedua pundak Haruto yang semakin terlihat kacau.

Detik berikutnya dia dapat melihat bibir yang lebih muda perlahan mulai terangkat ke atas, Haruto tertawa hambar menatap manik Asahi remeh. "Lo bilang gue egois? Lo gak sadar Sa. Di sana keluarga gue lagi kena musibah, dan lo nahan gue buat tetap di sini? Demi nolongin lo buat jalanin misi. Sekarang gue yang tanya, siapa yang egois. Lo, atau gue?"Tuturnya kecewa.

Asahi menutup matanya sejenak sembari kembali menghela nafas kasar, setelah beberapa menit kemudian kembali membukanya dan langsung menatap dalam-dalam manik Haruto.

"Sekarang gue tanya sama lo. Kalo kita gak jalanin misi ini, apa yang bakal terjadi? Gue yakin lo gak lupa, cepat atau lambat semuanya bakalan lenyap─itu berarti termasuk keluarga lo, dan selanjutnya dunia yang bakal hancur. Gak akan ada lagi kata damai, gak akan ada lagi keluarga, gak akan ada lagi kehidupan yang normal, ─percaya, adek lo bakal mati sia-sia. Kakak nya gagal nyelamatin apa yang dia cintain selama ini, ya keluarga lo, Watanabe."

Haruto mendadak bungkam, entah kenapa ucapan dari Asahi sangat membanting perasaannya.

Asahi menatap serius, "adik lo udah jadi korban, jangan sampai orang tua lo juga jadi korban. Setiap tindakan yang kita ambil pasti selalu berisiko. Waktu, lo harus bisa ngerelain waktu lo mulai sekarang," dia menarik nafas dalam-dalam."Kita harus bertindak buat ngehapus selama nya insiden ini, bukan nya nganggurin. Lo ke kota buat ketemu keluarga lo bisa aja gak ngerubah apapun. Bisa aja lo jadi salah satu korban selanjutnya kalo emang lo gegabah kaya gini. Secara gak sadar lo malah bikin kacau semuanya...."

"....kita setim. Kita ke sini sama-sama, itu berarti kita pulang juga sama-sama. Tujuan kita berjuang sama-sama, menang sama-sama. Jangan pernah berhenti sebelum sampai di titik yang kita tuju─sama-sama. Itu nama nya ksatria," Asahi mengguncang sedikit tubuh Haruto yang masih terasa tak bertenaga, berusaha menyadarkan lelaki itu. "Sekalipun itu ada yang gugur dan kita gak bisa sama-sama lagi, itu bukan masalah. Itu risiko, percaya, semakin besar yang dia ambil, semakin besar juga apa yang dia beri. Ingat, di dunia ini gak ada yang gak adil, cuman kitanya aja yang terlalu munafik gak bisa nerima kenyataan takdir sesungguhnya."

Asahi menghela nafas pelan. "Ini bukan tentang egois To, tapi tentang mempertahankan sesuatu biar tetap kokoh, demi mereka, demi dunia, demi kalian dan bukan demi gue aja. Ini bukan masalah gue, tapi masalah dunia. Kalaupun itu masalah gue, gue gak akan ngelibatin kalian."

"Lo yakin kita berhasil?"Haruto berujar dengan raut wajah putus asa nya, sangat sangat putus asa.

"Jawaban nya ada di diri kita sendiri. Kalo kita punya tekat, pasti harapan itu gak akan pernah hilang. Karna nyata nya jalan hidup itu tergantung sama apa yang kita pilih...."

"....bukan semata-mata karna takdir."





<< RIWAYAT DUNIA >>





"Jangan mentang-mentang gue punya kemampuan lebih gini lo pada jadi babuin gue! Mana gak elit banget posisinya!"Protes Junghwan tidak terima sembari mengeratkan pelukannya di pinggang Jaehyuk, ─oke ini terlihat sedikit berlebihan dan tidak wajar.

"Lo jangan bacod deh, gue juga mana mau kaya gini."Sungut Jaehyuk tidak mau kalah memeluk tubuh Junghwan dengan tampang terpaksa nya, takut-takut tubuhnya akan jatuh nantinya yang nyatanya sedang melayang di udara bersama si iblis.

"Lagian cuman luka gitu doang, masa gak bisa jalan. Cemen banget jadi cowok."

Jaehyuk langsung memukul dengan kuat punggung Junghwan. "Gue lepas nih!"

"Yaudah lepas aja, yang jatuh juga lo, bukan gue."Ujar Junghwan santai dengan tampang tidak pedulinya membuat Jaehyuk semakin di buat kesal.

"Angel nya galak amat."Seru Jihoon setengah berteriak mendongak ke atas memperhatikan Junghwan dan Jaehyuk yang berada di ketinggian sedang.

Pemuda Yoon itu sudah melotot, dia benci situasi seperti ini, rasanya Jaehyuk ingin menangis saja. Sebenar nya dia bisa saja berjalan, tapi teman-temannya yang tidak mengizinkan.

Berhubung mereka sedang buru-buru, dan pastinya kaki Jaehyuk masih belum bisa di bawa berjalan dengan cepat karena lukanya yang masih baru, jadilah mereka meminta tolong pada Junghwan.

Tadinya Mashiho ingin mengobatinya, tapi seketika dia lupa dengan mantera nya, ya ampun.

"Serem amat."Jeongwoo berujar pelan, menatap was-was sebuah gua yang tengah mereka hampiri.

"Lo dari kemaren serem serem aja terus, penakut sih."Sinis Yedam menyikut lengan Jeongwoo.

Jihoon melangkah mendekati pintu masuknya, pada permukaan pintu  terdapat sebuah lubang segel berbentuk telapak tangan serigala.

Dalam sekejap tangan kanan si werewolf Park seketika berubah menjadi wujud tangan serigala, lalu di letakan nya pada segel selama beberapa saat, sampai di mana setibanya pintu gua berukuran tebal itu seketika terbuka secara perlahan.

Jihoon menoleh ke belakang mengisyaratkan pada teman-teman segerombolan nya untuk mengikutinya masuk.

Singkat nya saat sudah sampai di ruang utama─setelah durasi panjang kegiatan terkagum-kagum mereka di sepanjang jalan─

"JUNKYU!!"

Tidak ada sahutan.

"KIM JUNKYU!!"

Tidak berselang lama dari Jihoon berteriak, si pemilik nama datang menghampiri dengan raut wajah muak nya."Gue gak ada kasih izin lo bawa anak-anak manusia ini masuk."

"Please, Kyu. Kali ini tolong ngerti sama situasi."

Raut wajah Junkyu masih tidak berubah, dingin.

Yoshi mengerutkan keningnya, segera memperjelas penciumannya."Gue nyium aroma manusia lagi di sini."

"Ah iya,"Junkyu seketika memejamkan mata nya sejenak─stres, mengingat banyak nya beban di tempat tinggal nya yang selama ini tenang-tenang saja, nambah masalah aja, "gue mau minta tolong deh, bawa manusia penakut itu buat pergi dari sini, nyusahin."

"Dobby?"Seru Yedam langsung bertanya.

Junkyu mengangkat bahu acuh, tanpa berkata sepatah kata pun segera melangkah pergi, namun sebelum benar-benar hilang di telan pintu, Junkyu menghentikan langkah nya dan kembali menoleh ke belakang."Gue kasih waktu lima menit, lebih dari itu kalian masih ada di sini bakal tau akibatnya."

"JAGA SOPAN SANTUN LO JUNKYU!!"Tukas Jihoon tidak habis pikir, memperhatikan kepergian sang adik yang sudah tidak terlihat lagi.

"PARK JIHOON, PERNAH PUNYA SOPAN SANTUN?"Suara Junkyu kembali terdengar.

Jihoon mengerang kesal, kenapa adiknya jadi membangkang.

<< RIWAYATDUNIA >>

RIWAYAT DUNIA ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora