BAGIAN 11

870 177 6
                                    

"Adek?"Wanita paruh baya itu segera melangkah menghampiri anak bungsunya yang kini tengah memindahkan beberapa makanan serta minuman yang ada di dalam kulkas dan lemari dapur─ke dalam keranjang mini yang berada di genggamannya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Adek?"Wanita paruh baya itu segera melangkah menghampiri anak bungsunya yang kini tengah memindahkan beberapa makanan serta minuman yang ada di dalam kulkas dan lemari dapur─ke dalam keranjang mini yang berada di genggamannya.

"Iya, ma?"

Sang ibu dengan raut wajah khawatir nya, mengelus dengan lembut pundak Yedam dengan ibu jarinya. "Adek bisa jujur sama mama, sebenarnya sekarang lagi ngerjain apa? Dan itu makanannya mau di bawa kemana? Adek tau kan, sekarang kondisi kota lagi gak aman."Ujarnya lembut, berusaha untuk tetap menampilkan senyum hangatnya.

Mendengar itu, Yedam dengan cepat menyelesaikan kegiatannya, setelah kemudian kembali menutup lemari makanan, lalu segera beranjak menuju meja makan dan meletakan keranjang nya di atas meja.

Dia mengambil duduk, tidak lupa mengisyaratkan pada ibunya untuk ikut duduk di bangku yang sudah dia tarik ke sampingnya.

Setelah sang ibu mengambil duduk di dekatnya, Yedam memperbaiki posisi duduknya sebentar, kemudian beralih menatap manik ibu nya dalam-dalam dengan sorot lembut berusaha meyakinkan."Mungkin mama gak bakal ngerti kalo Yedam jelasin, tapi percaya ya, ma, yang anak mama kerjain ini sekarang benar-benar serius dan berpengaruh penting."Tangannya bergerak untuk mengenggam kedua tangan halus milik ibunya, "bukan kriminal ko, ma. Yedam masih anak baik-baik. Percaya, 'kan?"

Memang raut wajah wanita itu sempat terlihat kebingungan dengan kening nya yang berkerut beberapa saat, namun itu tidak berselang lama, wajah nya kini sudah kembali terlihat cerah."Mama selalu percaya sama kamu, dek."

Yedam tersenyum lembut, lalu mencium lama punggung tangan ibu nya, sedangkan sang ibu sudah tersenyum penuh rasa sayang sembari mengelus surai anak termudanya.

"Anak mu ini lagi belajar buat jadi laki-laki yang bertanggung jawab."Gumam Yedam kali ini merendamkan wajahnya di punggung tangan sang ibu.

Sang ibu tersenyum, manik nya sedikit berair, menatap terharu ke arah sang anak. "Udah besar anak mama. Semoga berhasil, nak─"

"WOI YEDAM, UDAH BEL─"Demi tuhan!!─Refleks Haruto langsung mendekap mulutnya sendiri, malu saat melihat interaksi mendalam dari ibu dan anak itu, mampus! Hancur reputasi gue, bisa-bisanya gue salah timing.

Haruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat ibu Yedam sudah tertawa kecil memakluminya, berbeda sekali dengan Yedam yang sudah memalingkan wajah nya sembari menghapus jejak air matanya, malu kepergok. Jangan sampai manusia kelebihan tinggi badan itu mengolok nya nanti, awas saja.

Sekali lagi Haruto membungkuk sopan dan berkali-kali mengucapkan kata maaf, jujur dia sangat merasa bersalah.

Dasar Haruto, merusak suasana saja.





<< RIWAYAT DUNIA >>





Lelaki itu memandang lekat foto mendiang adik perempuannya  dengan manik yang sudah berair, bahkan benda bening itu lolos keluar melewati pipi tirusnya.

RIWAYAT DUNIA ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ