BAGIAN 20

913 145 4
                                    

"Senjata, bom, sama barang tajam lainnya, udah punya masing-masing, 'kan?"Tanya Junkyu meyakini, seraya merapikan peralatan tajam miliknya di atas meja

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Senjata, bom, sama barang tajam lainnya, udah punya masing-masing, 'kan?"Tanya Junkyu meyakini, seraya merapikan peralatan tajam miliknya di atas meja.

"Pistol gue kaya nya gak fungsi."Sela Jeongwoo memperhatikan benda yang dia maksud.

Junkyu mengambil salah satu pistol dari dalam koper senjata."Nih," lelaki itu langsung melemparnya ke arah Jeongwoo dan tentunya langsung dengan sigap Jeongwoo tangkap.

"Jangan lupa besok pake lapis anti peluru."Peringat Junghwan, sembari membagikan lapisan anti peluru itu kepada teman-temannya.

"Bom nya kalo mau di aktifin, tinggal tarik ke atas aja ujungnya."Sela Jihoon.

Jaehyuk menyandar pada meja, fokus mengelap pisau tajamnya dengan sapu tangan."Guys, kalo gue mati besok, sampein kata maaf gue ke orang tua gue di rumah ya. Jihoon, lo juga bisa jujur ke mama, kalo pelaku yang ngambil uang receh di atas kulkas itu gue."

Jihoon memutar bola mata malas."Gak bakalan gue bilang, lo harus bilang sendiri, jadi lo harus hidup!"

Ceklekkk

"Barang-barang kalian, apa sudah siap?" Detektif Namjoon bertanya masih dengan tangan yang mengenggam kenop pintu.

Serempak anak-anak harta karun itu mengangguk.

"Oke, jika seperti itu kita langsung saja kembali berkumpul ke ruang diskusi, kita akan membahas ulang strategi, mungkin ada beberapa yang di ganti."

Mendengar itu, mereka langsung melangkah keluar ruangan bersama.

Sesampainya di ruang diskusi, seluruh anggota mengambil duduk ke bagian tempat masing-masing.

"Ada tambahan lagi, jika pasukan yang kalian bawa banyak yang gugur, langsung lapor ke pasukan angkatan udara. Lapor angka titik koordinatnya, agar nantinya bisa langsung masuk pada sesi pengeboman."Jelas wanita berpangkat sebagai Mayor itu, Shin Ryujin.

"─Ketetapan baru," Asahi masuk membawa amplop berstempel, milik presiden.

"Semua warga negara, wajib ikut pertempuran."

<< RIWAYAT DUNIA >>

07-AGUSTUS-2021

Hari ini, hari yang telah di nantikan.

Seluruh warga negara berkumpul di tengah-tengah kota untuk pembagian pasukan. Laki-laki, maupun perempuan. Terkecuali anak-anak.

Untuk anak yang masih di bawah umur, sudah di amankan.

Seluruh pasukan sudah berkumpul sejak sore kemarin untuk mempersiapkan keperluan yang mereka butuhkan masing-masing, seperti senjata untuk melindungi diri dari serangan musuh.

Dan sekarang, sudah pukul lima subuh. Sebentar lagi matahari akan terbit, seluruh warga negara, maupun pasukan resmi pertahan negara, kini sudah siap.

"Nanti kalo pelurunya udah di masukin, dorong aja."Jelas Haruto pada ibunya dengan telaten.

RIWAYAT DUNIA ✔️حيث تعيش القصص. اكتشف الآن