#10

2.5K 206 13
                                    

Di Supermarket

Seokjin dan Jungkook berjalan beriringan dengan Seokjin yang memegang trolly nya, sedangkan Jungkook sibuk mengambil kebutuhan bulannya dengan wajah senang. Baru kali ini sejak pertama kali ia berbelanja bersama Hyung tertuanya, Hyung  yang satu ini adalah orang yang sulit di dekati karena sikap dan sifatnya yang pendiam.

Dan yah, Kalau dipikir-pikir kembali.. Seokjin memang selalu membela Jungkook meski tidak terlalu ketara sehingga sikapnya itu tidak diketahui oleh sang Ibu, meski Seokjin hanya bisa menghentikan keadaan yang sudah memanas. Ia juga lebih banyak diam jika melihat Jungkook di pukuli.

Seokjin juga merupakan orang yang tidak suka berdebat hanya karena masalah sepele, karena itu ia tidak menghentikan Ibunya ketika beliau memukuli Jungkook di depannya. Ia memilih pergi tanpa kata karena tidak ingin mendengar suara Ibunya yang terkesan mencari-cari kesalahan Jungkook agar masalah tambah besar, Di tambah adik-adiknya juga ikut terpancing memanasi suasana.

Satu Trolly sudah terlihat penuh hingga menggunung, Seokjin heran dalam hati bagaimana bisa Jungkook membawa semua belanjaan sebanyak itu selama ini, pantas saja tubuhnya kuat dan berotot. 

"Hyung! aku boleh ambil cemilanku dulu ngga? Soalnya ini jatahku juga dari Eomma~" Ucapnya riang, hanya dibalas anggukan oleh Seokjin dan dirinya meluncur pergi mencari cemilan favoritnya, sedangkan Seokjin berdiam diri menunggu Jungkook.

Kediaman Keluarga Park.

Ruang Makan

Saat Ini Jinyoung berada di ruang makan bersama keluarganya yang terdiri dari Jaebum sang Kakak, Ibu dan Ayahnya. Ia berekspresi murung dan terlihat tidak selera makan, hal itu memancing atensi Jaebum yang terlihat mengerutkan keningnya karena merasa aneh dengan tingkah adiknya yang biasanya ceria setiap mau berangkat Kuliah.

"Ada apa denganmu? Biasanya kamu selalu senang setiap mau berangkat Kuliah." Tanya Jaebum sambil mengelap mulutnya dengan tisu, Ibu dan Ayahnya juga ikut menyadari tingkah aneh anaknya yang biasanya periang.

Jinyoung tidak menjawab, yang ada matanya berkaca-kaca mengingat hari kemarin dengan hasil diagnosis yang di alami Jungkook.

"Kau menangis? Kenapa sayang? Jangan bikin Eomma khawatir." Langsung memeluk anaknya yang membuat Ayah dan Jaebum terkejut.

"Kenapa kamu nangis? Siapa yang membuatmu menangis? Bilang sama Appa." Ayahnya sampai berhenti makan dan mencoba menenangkan anak bungsunya.

"Apa cerita keluarga Jungkook membuatmu nangis lagi?" Tanya Jaebum.

Jinyoung memang selalu bercerita kepada keluarganya tentang masalah keluarga Jungkook karena saat itu ia meminta izin untuk membawa Jungkook ke keluarga mereka agar tidak di siksa lagi, dan mulai saat itulah ia selalu menceritakan Jungkook hingga membuat mereka tidak tega, tapi anak itu tidak kunjung datang ke keluarga mereka karena baru mendapat kabar bahwa Jungkook sudah ada yang mempedulikannya yaitu Taehyung.

"Kali ini Jungkook yang membuatku menangis."

"Kenapa?" Tanya mereka kompak.

"Dokter memvonisnya tumor otak ganas dan hidupnya tinggal satu bulan lagi dari sekarang." Menutup setengah wajahnya sambil menahan isakannya meski sudah terdengar kecil.

Pernyataan itu berhasil membuat Keluarga Park terdiam membeku dengan ekspresi kaget, 

"Itu karena Ibunya memukuli kepalanya dengan botol wine dan sama sekali tidak di obati, karena itulah tumor nya muncul akibat benturan kepala yang terlalu keras dan pukulan berulang-ulang di lain waktu." Kembali melanjutkan ucapannya sambil mengusap terus-menerus air matanya dan suara yang bergetar hebat.

Mianhae Jungkookie [END ✔️]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora