24

2.1K 167 6
                                    

Rumah Jeon.

Seluruh anak-anak Jeon Jungki berkumpul di ruang tengah, Seokjin yang mengepalai perkumpulan itu. Mereka membicarakan tentang kesalahan dan perbuatan buruk yang mereka lakukan terhadap Jungkook.

"Jadi bagaimana? Kalian sudah menyiapkan permintaan maaf pada Jungkook?" Ucap Seokjin dengan wajah datar. Mereka yang tidak dekat dengan Jungkook langsung menunjukkan salah tingkah dan bingung, karena mereka tak pernah berbicara secara baik-baik terhadap Jungkook.

"Yaa... Hyung harap kalian semua sudah siap, jangan sampai kalian menyesal di kemudian hari." Menghela napas lelah.

"Masalahnya.... Kita tak pernah meminta maaf satu sama lain apalagi padanya... Jadi itu canggung buat kita semua." Jawab Yoongi, dibalas anggukan setuju oleh Namjoon, Hoseok dan Jimin.

"Terus?? Apa dengan begitu kalian akan terus mempertahankan pemikiran kalian itu? Yaaa gak masalah sih... Toh, nanti kalian sendiri yang merasakannya." Jawab Taehyung setelah memutar bola matanya malas.

"Merasakan apa?" -Jimin.

"Ancaman dari Jungsan, kalian sendiri dengar juga kan? Kalau dia akan menghancurkan disaat kalian lebih sukses di kemudian hari." Taehyung.

"Sudah-sudah, ini sudah malam, pokoknya Hyung harap kalian besok harus meminta maaf dengan tulus pada Jungkook, supaya adiknya juga memaafkan kalian. Hyung bilang begini agar kalian tidak menyesal di kemudian hari, masuk ke kamar dan renung kesalahan-kesalahan yang selama ini kalian perbuat selama 12 tahun terakhir." Seokjin langsung memutuskan pembicaraan saat Taehyung dan Jimin sudah mulai ada perdebatan, mereka semua menuruti ucapan Seokjin dan berlatih mengucapkan maaf berkali-kali di kamar masing-masing, kecuali Seokjin dan Taehyung.

Kamar Seokjin.

Seokjin duduk dikasurnya dengan wajah sedih, ia melirik bangku kerjanya dan seketika terbayang kenangan saat Jungkook memberinya kue dan juga mencium pipinya tanpa izin. Dipikir-pikir, ia senang melihat senyum Jungkook yang merekah karena terlihat menggemaskan. Tanpa sadar, air matanya menggenang dan memburamkan pandangannya.
.
.
Pabrik terbengkalai.

Sungkyung duduk dihadapan Jungsan sambil tersenyum, ia ingin melihat wajah itu untuk terakhir kalinya sebelum ia bunuh dengan tangannya sendiri, ia bahkan mengeluarkan pisau lipat kecil dan memperlihatkannya secara terang-terangan.

"Kamu mau tau rasanya ditusuk berkali-kali seperti Jungki? Rasanya sangat menyenangkan bagiku melihat wajah kesakitannya dan memohon padaku untuk berhenti menusuknya." Ucapnya sambil membayangkan ekspresi Jungki saat itu.

Jungsan hanya bisa mendengarkan dalam diam, ia sedikit menertawakan Sungkyung yang mengaku dihadapannya, sedangkan ia menggunakan kalung pasangan yang ia berikan pada Jungkook, keduanya memiliki kamera di liontin JJ masing-masing. Disisi lain ia juga sedih karena kematian Pamannya itu sungguh menyiksa hingga akhir, lebih baik mati sekali tusuk dibanding harus merasakan tusukan berkali-kali sampai mati.

Sungkyung berdiri dan kedua mata mereka saling menatap satu sama lain, Sungkyung dengan ekspresi membunuh sedangkan Jungsan yang pasrah bila dirinya akan ditusuk, yang penting ia memiliki barang bukti yang tidak diketahui siapapun selain dirinya dan Kakak tersayangnya itu.

"Kau tidak akan memohon seperti dulu lagi ya? Ohh atau kau punya kata-kata terakhir sebelum mati?" Membuka lakban di mulut Jungsan dengan kasar.

"Apa kata-kata terakhirmu? Jungkook sayang?" Mengarahkan telinganya ke samping wajah Jungsan.

"Dasar wanita bodoh." Jawabannya langsung membuat Sungkyung tersentak dan mendidih, ia menjauhkan wajahnya dan menatap mata Jungsan lamat-lamat.

"Kau.... Jungsan??" Tanyanya dengan suara menggeram tertahan, ia menatap tajam kedua preman itu yang juga sama terkejutnya karena mereka ternyata salah tangkap.

Mianhae Jungkookie [END ✔️]Where stories live. Discover now