23

1.9K 144 5
                                    

Ringtone telepon Rumah.

Jungkook terbangun begitu mendengar telepon rumah yang berdering cukup kencang, ia langsung beranjak dari sofa dan menerima panggilan itu.

Dialog Telepon.

Satpam : Selamat siang, apa ini Jeon Jungsan?

JK : Iya itu nama adik saya, ada apa ya?

Satpam : Oh adik, begini Pak, ada pesanan makanan untuk bapak dari Restoran A, apa benar adik anda yang memesan?

JK : Iya benar... Adik saya sudah diluar kok...

Satpam : Maaf Pak, adik anda tidak ada diluar sama sekali, mau saya antarkan atau anda ambil sendiri?

JK : S-saya ambil sendiri, terima kasih atas informasinya.

Telepon mereka berakhir, perasaan Jungkook menjadi tidak enak begitu mendengar Jungsan yang menghilang secara tiba-tiba.

"Kemana anak itu? Kok pergi gak bilang-bilang sih? Bikin khawatir aja..." Terburu-buru keluar dan turun menuju lobby.

Sesampainya disana, Driver yang sedari tadi menunggu akhirnya bisa menyelesaikan pesanan Jungsan, ia segera meninggalkan Jungkook dengan senyum sumringah karena diberi uang tip tambahan. Jungkook keluar dari lobby Apartmen dan mengedarkan pandangannya, berharap bisa menangkap sosok Jungsan yang pergi tanpa kabar.

"Perasaanku gak enak banget... Jungsan kemana...." Berdiri dengan tidak tenang, ia mondar-mondir didepan lobby dengan perasaan kalut, matanya tanpa sengaja melihat serpihan kecil dari kayu dan pikirannya langsung memikirkan hal yang buruk.

"G-gak mungkin lah ya... Adikku dipukul pakai kayu? Dia anak yang peka, sudahlah jangan berpikir yang aneh-aneh." Menenangkan dirinya, ia berjalan masuk kembali ke Unit.
.
.
.
Pabrik terbengkalai.

Terlihat Jungsan diikat kedua tangannya kebelakang, ia masih belum sadarkan diri dan bibirnya juga terkunci rapat dengan lakban hitam. Kedua preman itu duduk dihadapannya sambil membicarakan kemiripan Jungkook dan Jungsan, sampai-sampai mereka tidak tahu cara membedakan keduanya.

Preman 1 : Yang kita tangkap itu benar, kan?

Preman 2 : Entahlah, mereka berdua terlalu mirip... Intinya kan Nyonya bilang yang Jungsan itu dahinya selalu terekspos... Sedangkan Jungkook sebaliknya, yaa berarti benar kali.

Mereka menatap foto Jungsan yang diberikan oleh Sungkyung sebagai perbandingan.

Mereka menatap foto Jungsan yang diberikan oleh Sungkyung sebagai perbandingan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Preman 1 : Yang bisa dilihat perbedaannya, kurasa tatapan matanya. Yang ini tajam, kalau Jungkook lembut.

Preman 2 : Aduh! Gak tau ah! Mereka berdua terlalu kembar identik jadi susah.

Kedua preman itu tak ingin ambil pusing, mereka menunggu Sungkyung yang katanya akan datang untuk mengatasi Jungkook dengan tangannya sendiri, sembari juga membawa uang untuk jasa mereka.
.
.
.
Jungkook terus berjalan mondar-mandir seperti setrika, sudah 2 jam sejak kepergian Jungsan yang tak kunjung menunjukkan batang hidungnya, ditambah ia tak mengabarinya sama sekali selama itu.

"Dia ini kemana... Kok gak pulang-pulang? Makanannya sudah dingin jadinya...." Menggigit bibir bawahnya sesekali.

Tiba-tiba saja telepon rumah kembali berdering, ia langsung mengangkatnya, siapa tahu itu adiknya yang kehilangan ponsel atau siapapun yang berhubungan dengan Jungsan.

Dialog Telepon :

Jungkook : Halo?

??? : Sajangnim, kenapa anda tidak mengangkat telepon saya? Ada hal—

Jungkook : Apa kamu Young Ho?

Youngho : Eh?? Iya... Apa ini Jungkook Hyungnim?

Jungkook : Kamu bisa bantu aku? Jungsan pergi selama 2 jam tanpa kabar sejak keluar menunggu driver.

Youngho : Sajangnim tidak pernah pergi tanpa mengabari selama itu... Dan baru kali ini juga beliau tak mengangkat telepon dari saya. Bagaimana cara saya membantumu, Hyungnim?

Jungkook : Jemput aku sekarang, kurasa aku tahu siapa pelakunya dan di mana dia disekap.

Youngho : Baik Hyungnim, 10 menit lagi saya sampai, mohon tunggu.

Sambungan terputus, Jungkook langsung bergegas mengambil jaket adiknya untuk ia pakai, ia mematikan seluruh lampu sebelum pergi, dan entah kenapa ia menatap sedih rumah Jungsan yang sepi.
.
.
.
Jungsan mengernyitkan dahinya, ia sedikit menggerakkan lehernya dan rasa sakit itu langsung menyerang sekujur tubuh, kedua preman itu langsung berdiri dihadapannya dan melihat kondisi Jungsan yang mereka kira adalah Jungkook.

"Sepertinya dia mulai tersadar tuh, kita harus apakan dia?" Preman 1 bertanya pada partner kerjanya yang juga bingung, sedangkan Sungkyung belum datang juga.

"Ya biarkan saja, lagipula dia tak bisa apa-apa karena terikat dan mulutnya ditutup." Preman 2 melipat kedua tangannya dan berdiri dengan angkuh.

Jungsan mengangkat kepalanya dan menatap mereka berdua, kemudian ia melihat kondisi dirinya sendiri yang terikat dan menghela napas.

"Sial, berarti kecurigaanku itu tadi benar!" Batinnya kesal, ia mencoba menggerakkan tangannya dan rupanya, tali itu terikat cukup kuat, ia mengumpat sekali lagi.

Orang yang ditunggu-tunggu datang, Sungkyung berjalan dengan wajah penuh kemenangan sambil membawa tas kulit mahalnya, suara ketukan dari sepatu high heelsnya terdengar bangga akan dirinya.

"Jeon Jungkook, inilah akibatnya karena kau mulai merepotkanku, apalagi kemunculan adikmu yang membuatku semakin jengkel!" Berdiri dihadapan Jungsan, ia melipat kedua tangannya dengan tatapan sombong.

Jungsan hanya terus menundukkan kepala dan ia menghela napas, karena pelakunya ternyata Ibu Tiri Kakaknya, sungguh malang nasib Kakaknya itu karena harus hidup bertahun-tahun dengan iblis berbentuk manusia itu.

Sungkyung menaikkan kepala Jungsan dengan jari telunjuknya dan menatapnya penuh kemenangan.

"Maaf ya sayang, Eomma selalu membuatmu menderita selama 12 tahun, tapi kali ini... Eomma akan membuatmu bersatu dengan kedua orang tuamu dan juga Suamiku." Ucapan itu dibalas dengan kerutan dahi. Sungkyung ikut mengerutkan dahinya, padahal biasanya ekspresi Jungkook pasti memohon ampun atau apapun itu untuk belas kasihan.

"Ohh... Sepertinya kamu sudah mulai berlagak karena ada adik kembarmu yang jauh lebih berani dan melindungimu ya? Heeyy! Tenangggg, aku akan menyerang kelemahannya dulu, yaitu membunuhmu! Lalu membunuhnya agar dia tak mengusik kehidupanku lagi!" Bentak Sungkyung sambil menyingkirkan wajah Jungsan dengan kasar setelah menjepit dagunya.

Sungkyung mengambil tongkat besi yang sedari tadi dipegang oleh Preman 2, ia langsung berjongkok dihadapan Jungsan dan menatap wajahnya dari bawah sambil tersenyum sinis.

"Kalau Jungsan tahu kau meninggal, dia pasti terpukul dan tak akan berani mengangguku lagi kan? Apalagi... Cahaya hidupnya telah pergi selamanya secara menyedihkan, ditambah aku membuatmu mati lebih cepat daripada diagnosa Dokter." Ucapan Sungkyung langsung dibalas tatapan marah dari Jungsan, Sungkyung hanya tertawa pelan sambil mengelus wajah Jungsan.
.
.
Mobil dalam perjalanan.

Jungkook duduk dengan wajah khawatir sambil sesekali menggigit bibirnya, ia bersama Youngho yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

"Anda yakin itu tempat yang benar? Akan gawat bila kita terlambat menolongnya." Youngho mengkhawatirkan Bosnya itu dan sesekali melihat ekspresi Jungkook yang terlihat meyakinkan akan pernyataannya.

"Seharusnya kita menambah orang untuk melindungi Jungsan, dia pasti diikat dan mulutnya ditutup... Aku harap kita sampai disana tepat waktu, ayo tambah kecepatannya!"

"Baik Hyungnim." Menuruti perkataan Jungkook dan semakin menambah kecepatannya diatas rata-rata, karena tempat yang dituju lumayan jauh dari tempat tinggal Jungsan hingga harus keluar kota.
.
.
.
To Be Continue.

Mianhae Jungkookie [END ✔️]Where stories live. Discover now