17

2.1K 173 4
                                    

Sepeninggal Jungsan,

Suasana rumah menjadi hening. Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Aku.... Selama ini...." Ucap Jimin yang merasa sangat bersalah, apalagi dialah biang kerok memanasi suasana atau menjadi pemicu.

"Sudah kubilang hentikan dan mengingat umur, tapi masih kau lakukan Jimin Hyung. Sekarang apa?" Ucap Taehyung menatap Jimin dengan malas, ia menatap Seokjin karena Kakak tertuanya ini banyak berubah belakangan ini dan sepertinya dimulai saat itu.

"Kenapa kau membelanya? Biasanya kau juga tidak peduli" -Seokjin,

"Karena aku sudah dewasa, tidak seperti kalian yang masih kekanakan, umur kita sudah hampir menginjak 30, masih dan mau sampai kapan seperti ini? Kita susah maupun senang siapa yang akan membantu? Keluarga kan?" -Taehyung,

"Kau–" -Jimin

"Dan kita tidak tau cerita sebenarnya, hanya melihat yang kadang dapat membuat seseorang salah paham, kesalahan kita adalah tidak mau menelisik lebih jauh dan berakhir kita seperti orang bodoh yang mempercayai cerita tanpa kita tahu yang sebenarnya, Walaupun melihat dengan mata sendiri" -Taehyung,

"Jadi maksudmu kita semua bodoh hah?!" -Yoongi,

"Ya.. Termasuk diriku yang menjadi salah satunya.. Karena itulah aku sekarang bukanlah Taehyung yang dulu, aku akan berubah menyayangi Kookie, jadi kalau kalian melukainya... Aku yang akan bertindak.. Aku tidak peduli umur kalian yang lebih tua.. Karena kita semua disini sudah tidak ada kehormatan sama sekali karena kekanakan tetaplah kekanakan tanpa memandang umur, ingat itu" -Taehyung,

"Jeon Taehyung!! Kau kurang ajar sekali!!" Bentak sang ibu yang emosi sudah diubun-ubun,

"Maaf aku kurang ajar karena tidak satu tim lagi denganmu eomma... Karena aku sudah mempelajari ini sejak 2 hari kemarin.. Dan aku tidak akan berusaha merubah kalian untuk menyayangi Kookie... Karena kalian pun juga tidak akan sudi... Tidak apa.. Biarlah aku saja yang menyayanginya, sedangkan kalian tetaplah seperti itu, karena penyesalan akan datang diakhir.. Dan sungguh aku akan menertawakan kalian Jika hal itu benar-benar datang" -Taehyung, kata-kata Taehyung yang telah ia lontarkan di episode 6.

Ya, sepertinya Seokjin mulai berubah tidak ikut campur lagi secara bertahap mulai dengan tidak membela Ibunya saat Taehyung membela Jungkook, menghentikan ucapan Ibunya dengan tindakan seperti mendentingkan sendok ke Piring, sampai ke menemani Jungkook belanja dan membawakannya, serta memberi perhatian saat Jungkook sakit di tengah jalan, Jungkook sudah menceritakan semuanya dan anak itu juga bilang bahwa tatapan Seokjin benar-benar khawatir saat itu.

"Apa Hyung berubah saat aku bilang seperti itu? Di saat itu?" Taehyung menatap Seokjin dengan hati-hati takut menyinggung.

"Ya." Seokjin menjawab setelah terdiam cukup lama, mereka semua tak menyangka perubahan Seokjin mampu mengelabuinya hingga mereka tak menyadarinya kecuali Taehyung yang selalu memperhatikan pergerakan Seokjin.

Seokjin memang pandai bertindak hingga ia bisa mengelabui siapapun dan takkan ada yang menyadarinya, hanya saja Taehyung peka karena tindakan Seokjin menyangkut Jungkook, jadi ia tak melewatkan apapun dari Seokjin.

"Benar juga.... Kalau tidak, bagaimana Tuan Seokjin tahu dan memanggil saya dan Youngji untuk menceritakan sebenarnya... Berarti... Apa saat itu Tuan Seokjin mendengarkan kami bicara di dapur?" Jiyeon memberanikan diri bertanya meski gugup. Jiyeon baru ingat saat dirinya dan Youngji membicarakan Jungkook, Seokjin masuk ke dapur untuk mengambil sesuatu di kulkas.

"Ya, tapi saat itu aku masih dalam keadaan bodoh dan sempat tertawa." Menghela napas.

"Tapi ternyata aku sendiri yang bodoh disini, aku benar-benar gagal membimbing keluargaku ke arah yang benar untuk menggantikan Appa sebagai anak pertama." Menyisir rambutnya ke belakang dengan wajah memerah karena sedih.

"Aku sudah berjanji pada Appa untuk menggantikannya sebagai Kakak pertama yang baik." Berkaca-kaca dan sangat kecewa pada diri sendiri.

"T-tuan, itu tidak benar!"

"Hyung, jangan begini! Ini bukan salahmu, kau memang gak tau apa-apa! Jangan menyalahkan dirimu sendiri." Taehyung memeluk Seokjin dengan erat takut Seokjin Depresi dan berakhir menyalahkan diri sendiri selamanya.

"Ngga Tae, ini—"

"Hyung berhentilah! Hyung tidak salah apapun, sadarlah Hyung!" Taehyung menangkup kedua pipi Seokjin karena matanya kosong, seperti Seokjin memaki dirinya sendiri dalam hatinya.

"Dan ini juga bukan salah kita berdua Hyung, karena kita sudah sadar di waktu yang tepat. Hyung benar-benar mengambil tindakan yang tepat, apa Hyung tau perhatian kecil itu membuat Jungkook senyum berhari-hari? Itu tandanya Jungkook benar-benar memaafkanmu karena kau sudah berada di sisinya."

"Bahkan ia merasa sudah sangat cukup dengan mendapatkan aku dan kau Hyung, dia bilang sendiri. Bahwa kehadiran kita berdua sudah cukup dan dia tak berharap kepada mereka, artinya kehadiran kita berdua sudah memenuhi hatinya ditambah Jinyoung sahabatnya."

"Jangan salahkan dirimu, kau tidak salah. Jungkook begitu senang denganmu karena anak itu mengagumimu sejak kecil."

Ucapan Taehyung langsung membawanya ke masa lalu, dimana saat itu ia berumur 15 tahun, Jungkook yang masih berumur 10 tahun mencoba mendekatinya dengan mengajaknya bermain, saat Seokjin merespon, Jungkook sangat senang dan terus menempelinya kemana-mana serta manja.

Lalu ingatannya terputar lagi saat hari itu terjadi, Jungkook langsung menatap Seokjin dan berusaha menyampaikan ucapannya lewat tatapan mata yang sangat menyedihkan di kala itu, tapi Jungkook tetap tak mengatakannya dan hanya bisa menatapnya dengan tatapan sedih terus menerus sampai 12 tahun. Dari situlah ia paham, bahwa seharusnya Seokjin yang menanyainya untuk mengetahui kebenarannya. Ia sungguh tak peka pada tatapan sedih Jungkook terhadapnya. Mulut Jungkook tak sanggup berkata tapi menyampaikan lewat mata.

Jantung Seokjin terasa diremas kuat, ia benar-benar merasakan apa yang Jungkook rasakan, dan sepertinya jauh lebih menyakitkan karena di tambah rasa penyesalan. Ia langsung menangis saat itu juga dan Taehyung memeluknya, ia membiarkan Seokjin menangis di pundaknya.

Para maid dan anak buah Jeon memilih pergi dari sana karena mereka juga tak sanggup membayangkan perasaan Jungkook dan Seokjin bersamaan. Mereka memilih berdiam diri di Ruang kamar masing-masing dengan ekspresi wajah sedih.

Taehyung menepuk-nepuk punggung Seokjin dengan lembut, dirinya juga menangis karena ia juga termasuk kejam selama 12 tahun.

Ibunya tak bisa berbuat apa-apa, ia menatap ke 4 anaknya yang sekarang mulai meninggalkan Ruang Keluarga dengan tatapan kecewa padanya sekaligus sedih. Mereka tidak tahu harus bagaimana di hadapan Jungkook ketika nanti berjumpa, mereka sungguh malu. Nyonya Jeon memilih ke kamarnya berusaha menenangkan dirinya.

"Sudah Hyung, jangan menangis. Ayo aku antar kamu ke kamar." Taehyung mengantar Seokjin ke kamarnya dan membiarkannya sendiri, ia pergi setelah memastikan Kakaknya berbaring di ranjang, kemudian ia kembali merenungkan sikap kejamnya pada Jungkook selama 12 tahun terakhir.

To Be Continue 💜

Mianhae Jungkookie [END ✔️]Where stories live. Discover now