-Shoot three-

573 114 28
                                    

Warning,this story 21+ area and fiktif
---

Mengenakan dress warna merah yang berpadu alas sepatu kets putih. Sohyun tiba di sebuah restoran yang menjual khas makanan Jepang bersama kakaknya-Seokjin. Sesuai permintaan ayahnya. Kali ini mereka akan menikmati makan siang bersama tamu spesial katanya. Gadis itu tidak tahu siapa. Hanya saja,kakaknya tadi bilang dia salah satu sahabat ayah mereka. Seorang pengusaha sukses di bidang agensi modeling. Pemilik tempat dimana nama Lee Taeyong di besarkan hingga menjadi model pria nomor satu di negaranya.

"Chanyeol. Kenalkan,ini putra sulungku Seokjin dan putriku satu-satunya Sohyun," ujar Suho-ayahnya saat mereka tiba di meja tempat kedua pria paru baya itu menunggu. Langsung menyambut dan langsung memperkenalkannya.

Pria dengan kacamata yang membingkai bola mata lebarnya tersenyum lebar. Dengan ramah langsung mengulurkan tangan untuk berjabat dengan keduanya. Ganti memperkenalkan diri.

"Kalian boleh memanggilku paman Chan." Ujarnya bergantian menyalami Seokjin dan Sohyun yang mengangguk dengan sopan.

Dengan kompak menjawab." Baiklah paman."

Pria itu mengangguk puas  lalu meminta mereka segera ikut duduk. Sempat menanyakan Namjoon yang sudah lebih dulu mengenalnya. Tapi sayang. Pria itu hari ini harus terbang ke Amerika menghadiri undangan sebuah acara fashion week sahabat designer-nya yang baru saja menyelesaikan rancangan-rancangan barunya untuk musim dingin nanti.

"Anak itu sangat sibuk," keluh Suho sambil menyumpit sepotong tuna yang siap di cocol ke kecap asin.

Chanyeol tertawa kecil." Bukankah dulu kau juga begitu?"

"Sampai-sampai sering melewatkan undangan reuni teman lama," sindirnya kemudian. Dan cerita nostalgia mulai mengalir mewarnai santapan makan siang hari itu.
.
.

"Kita terlalu asyik mengenang masa muda Suho." Chanyeol meraih sehelai tisu dan mengusapkan ke bibir. Selama menghabiskan pesanan mereka, kedua pria paru baya itu  larut pada cerita masa sekolah. Tanpa sadar membiarkan dua anak muda di meja mereka, hanya untuk datang sebagai pendengar dan penikmat kisah usang itu saja.

"Maaf ya..,jika yang tadi itu membosankan." Katanya pada Sohyun dan Seokjin.

"Tidak masalah paman. Berkat itu,kami jadi tahu bagaimana ayah di masa muda dulu he.he.he," Sahut Sohyun dengan terkekeh.

"Benar." Dukung Seokjin menambahi.

Suho tau setelah ini kedua anaknya itu memiliki bahan untuk sesekali mengejeknya. Setelah kisah soal asmara dirinya dengan ibu mereka dulu. Dimana saat itu dia sempat mengalami beberapa kali penolakan. Karena Johyun,ibu mereka dulu adalah idola sekolah. Yang akhirnya jatuh cinta pada si pria kutu buku hanya karena sepiring teopeokki.

Lain waktu, Suho akan menceritakan kisah manis itu pada Sohyun. Saat gadis itu bertanya tiap kali merindukan sosok wanita yang telah melahirkannya.

"Oh,ya. Apa dia jadi menyusul?" Sela Suho ingat jika anak Chanyeol akan datang memenuhi panggilan pria itu untuk membicarakan suatu hal yang penting.

Chanyeol mengambil ponsel dari saku jasnya. Sejenak menatap layar benda pipih itu. " Sebentar lagi katanya," dia membaca pesan yang sudah lima menit lalu dia terima namun baru sempat di buka.

Suho mengangguk dan memutuskan untuk langsung memulai saja inti dari acaara makan siang bersama itu.

"Sohyun," dengan suara lembut memanggil putrinya.

"Ya?"

"Ayah ingin bicara serius. Boleh?"

"Tentu saja. Siapa yang melarang. Ayah ingin bicara apa?" Tanyanya.

"Memenuhi permintaan mendiang ibumu yang kebetulan adalah sahabat istri paman Chanyeol. Kami sudah sepakat menjodohkanmu dengan putra mereka. Apa kau bersedia?" Kata Suho dengan dalam menatap wajah putri kesayangannya itu.

Tentu saja gadis itu terkejut mendengarnya. Namun mendengar itu  juga permintaan ibunya, rasanya sulit jika langsung menolak. Jika alasannya karena memang dia tidak mengenal sosok anak dari paman chan ini. Terlebih dia baru saja di kecewakan seorang lelaki yang dulu katanya sempat memiliki keinginan untuk menikahinya.

"Lebih baik pertemukan dan kenalkan kami dulu," adalah kalimat aman yang akhirnya dia katakan sebagai jawaban. Dia tidak ingin menjawab 'tidak' karena itu pasti akan membuat ayahnya sedih. Karena gagal memenuhi keinginan wanita yang paling dia cintai sebelum dirinya.

Yang langsung di sahuti antusias Chanyeol. Tentu saja itu jawaban yang mudah dan bisa langsung di lakukan. Sebab, dari arah pintu masuk dia bisa melihat sosok pemuda tak asing yang baru saja datang,tengah mencari-cari tempat saat ini mereka duduk. Dengan semangat pria itu mengakat tangan. Memberi isyarat lambaian pada sosok yang tengah kebingungan di depan pintu masuk.

"Dia datang!" Serunya lalu melambaikan tangan tiga kali." Jim, Disini..!

Tentu saja membuat Sohyun dan Seokjin memutar tubuh mereka yang duduk dengan posisi membelakangi pintu masuk. Mereka ingin segera melihat sosok putra paman Chan yang barusan di bicarakan dan ingin dijodohkan dengan gadis itu.

Sontak membuat mata Sohyun melebar selebar-lebarnya saat sudah dengan jelas melihat sosok yang di maksudkan. Gadis itu segera berbalik ke arah ayahnya lagi dengan raut wajah Syok.

"What the hell!" Umpatnya dalam hati.

Saat sosok itu tiba di meja mereka. Semua selain Sohyun menyambutnya dengan ramah.

Gadis itu hanya terus menunduk panik sambil menggigit-gigit bibir bawahnya. Sekelebat ingatan dua malam lalu kembali terlintas dalam pikirannya. Saat dirinya ketauan mengintip dan menguping obrolan sepasang pria kekasih.

Tidak menyangka jika salah satunya kini ada di sini. Di meja yang tengah ia tempati. Duduk dengan manis di antara dua pria paru baya depannya,sedang memperkenalkan diri.

"Nah,Sohyun. Ini Jimin calon Suamimu,'' kata Chanyeol berusaha menarik atensi gadis itu agar segera mengangkat wajahnya untuk berhadapan dengan sang putra.

Dan sesuai perkiraan. Saat dia mulai memperlihatkan wajahnya. Sama dengan dirinya. Pria itu juga tampak terkejut melihatnya.

"Kau!" Sosok bernama Jimin itu menunjuk tepat di depan wajah Sohyun.

Yang menimbulkan tanda tanya besar ketiga orang lain yang duduk di meja itu.

"Kalian saling mengenal?" Tanya Seokjin mewakili penasaran dua Chanyeol dan Suho.

Dan tidak ada satu dari mereka yang menjawab selain hanya saling menatap mengirim isyarat satu sama lain.

"Awas saja jika dia membocorkan soal kamar mandi itu."

"Apa aku harus mengatakanya?"

    
-------- 

Hai,kembali lagi.

Gimana mau lanjut atau nggak nih?

Kalian suka gak?

Terimakasih setiap mampir storyku tidak siders🤗💜💜💜💜🤗

So I'm married,mr Gay?Where stories live. Discover now