-Shoot Five-

550 103 21
                                    

Warning,this story 21+ area and fiktif...

_____

Langit biru telah berubah warna jadi hitam tanda hari sudah malam. Sedikit melengguh Taehyung mulai membuka mata, perlahan pria itu memindahkan tangan Jimin yang melingkari pinggangnya. Turun dari sofa mengenakan boxernya dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Dia harus membersihkan aroma anyir amis bekas percintaan sebelumnya.

Mengguyur tubuhnya di bawah guyuran air Shower. Taehyung berpikir tentang kondisinya saat ini. Pertanyaan sampai kapan berputar di dalam kepalanya. Ada katakutan dalam dirinya saat mengetahui jika orang tua Jimin akan menjodohkanya dengan gadis pilihan mereka. Meski pria itu belum sekalipun membuka suara tentang hal itu. Namun beberapa hari lalu dia tak sengaja mendengar percakapan pria itu dengan adiknya saat dia mengunjungi kantornya. Sempat mendengar perdebatan kecil di antara keduanya yang awalnya Jimin ingin menolak dan berakhir menurutinya.

Dia menyadari kalau Jimin jadi sama sepertinya karena sebuah trauma yang sewaktu-waktu dapat di sembuhkan. Itu membuatnya tak suka. Dia sudah nyaman dan jatuh cinta begitu dalam dengan pria berwajah tampan dan menggemaskan itu. Kali ini saja rasanya Taehyung ingin egois untuk kebahagiaannya.

Meskipun dia tahu. Kedepan mungkin langkahnya semakin berat untuk mempertahankan Park Jimin.

Apapun caranya dia akan membuat pria itu tak bisa lepas darinya.

"Jimin is mine!"

.
.

Terkejut tentu saja. Mendengar kabar akan mendapat kiriman barang dari keluarga Park untuk acara lamarannya. Sohyun tidak menyangka. Jika sosok Joy  yang mengantar paket gaun untuknya adalah sahabatnya sendiri Sooyoung.

"K-au adik Park Jimin?'' tanya Sohyun masih tak percaya. Sebab selama ini gadis itu tak terlalu terbuka soal keluarganya. Sejak perteman mereka dari masa kuliah bersama ke empat teman yang lain.

Yang tentu saja mungkin akan heboh jika tahu dia akhirnya menyetujui perjodohan yang sudah di rencanakan. Dengan pria yang adalah kakak kandung salah satu sahabat mereka sendiri.

Soyooung mengangguk tersenyum menginyakan. Segeralah Sohyun menarik gadis itu masuk ke dalam kamarnya dengan raut panik.

"Joy,panggil saja aku Joy." Kata Soyooung mulai memperkenalkan nama akrab keluarganya saat mereka tiba di kamar dan duduk di atas ranjang Sohyun.

Bukan soal nama panggilan. Tapi Sohyun merasa tak enak jika mengingat masa curhatnya beberapa hari lalu yang sempat mengungkit kelainan sexsual calon suaminya.

"Soyooung, sungguh aku tidak tahu. Maafkan telah membuka aib kakakmu di depan teman lainnya," ujarnya dengan nada tak enak. Baru menyadari alasan sikap diam Soyooung saat itu.

Namun gadis itu tidak marah. Justru Soyooung menarik tangan Sohyun dan menggenggamnya seolah mendapat sebuah harapan baru. Lantas dia mengamati dalam wajah cantik di depannya yang tengah memandangnya innoucent.

"Tolonglah kakakku," mohonnya dengan nada sedih.

"Soyooung.."

"Kembali kan dia pada hidup yang semestinya. Aku mohon," air mata tak bisa lagi Soyooung tahan. Membuat Sohyun ikut sedih dan segera menarik tubuh sahabatnya. Dia memeluknya.

Menenangkan Soyooung. Sohyun menilai keputusannya menerima perjodohan dengan Jimin bukan sebuah kesalahan. Melihat ada harapan dari seorang adik yang ingin melihat kakaknya kembali pada kodratnya. Semakin memantapkan pilihannya untuk dinikah dengan pria park itu. Meski alasan utamanya tetaplah karena dia tidak ingin membuat ibunya di atas sana kecewa jika ia menolak permintaan terakhirnya.

"Percayaka saja padaku," jawab Sohyun kemudian. Tanpa sadar air mata gadis itu menetes saat pelukan Soyooung semakin mengerat memberikan kepercayaan besar tentang kakaknya.
.
.

Jimin kembali memeluk Taehyung yang tiba-tiba saja menjadi manja enggan di tinggal. Hari ini dia harus pulang lebih awal. Sesuai kesepakatan yang telah di tentukan, hari ini adalah malam pertemuan lamaran Jimin dan Sohyun. Tentu saja tidak ingin menyakiti perasaan Taehyung. Dia bilang akan menghadiri tamu kolega bisnis dari Brazil. Tidak menyadari jika kekasihnya itu tau alasan sebenarnya.

Setengah jam lalu saat Jimin tengah di toilet dirinya tak sengaja membaca pesan yang ayah pria itu kirimkan. Memintanya pulang lebih cepat untuk hadir melamar gadis bernama Sohyun.

"Aku akan datang lagi esok." Kata Jimin sambil melirik jam di dinding.

Taehyung dengan malas melepas pelukannya. Dengan bibir mengerucut lucu hanya bisa mengangguki. Tersenyum saat Jimin memberinya kecupan singkat.

"Bawakan aku cokelat ya?" Rengek Taehyung sebelum pria itu benar-benar keluar dari apartementnya. Dan di angguki Jimin sebelum menghilang dari balik pintu. Yang seketika membuat raut wajahnya jadi kesal sekaligus sedih.

Jujur saja. Taehyung ingin menggantikan posisi gadis bernama Sohyun itu saat ini.

Huft..,menghela napas berat ia melangkah kembali ke kamar dan menghampiri laci yang ada disamping nakas tempat tidurnya. Membuka dan mengambil sebotol obat tidur.

 
____

Terimakasih sudah mampir storyku dan tidak siders😘

So I'm married,mr Gay?Where stories live. Discover now