-Shoot Four-

591 109 81
                                    

Warning,This 21+ area and fiktif..

------

Tuk..tuk..tuk..

Jimin berpangku tangan sambil melirik gadis yang kini di biarkan hanya duduk berdua dengannya di tempat yang telah sengaja di pesankan. Salah satu jari tangannya mengetuk-ketuk meja memecah sunyi. Sebab belum ada satu diantara mereka yang ingin membuka pembicaraan.

Sungguh pria itu tidak menyukai situasi yang sedang terjadi. Membayangkan tidur di kamar Taehyung mungkin lebih baik, daripada sekedar menuruti perintah sang ayah untuk mengenal sosok orang yang akan menjadi calon istri katanya. Jika saja dia tega menyakiti perasaan orang tuanya. Bisa saja Jimin langsung menolak dan mengatakan hal yang selama ini menjadi perdebatan antara dia dan adiknya. Namun,dia tidak ingin melihat harga diri Chanyeol hancur. Lalu bersikap patuh menjadi langkah yang dia pilih. Juga dia tidak memiliki alasan kuat untuk menolak hal yang telah di tentukan ini.

Taehyung adalah kelemahannya.

"Bagaimana kita menolaknya?" Sebelah alis Jimin terangkat saat akhirnya gadis itu membuka suara untuk pertama kali. Di liriknya meja yang berjarak empat buah dari tempatnya. Bisa dia lihat raut was-was berharap pada keduanya. Membuatnya hanya bisa menghela napas berat.

"Tapi aku tak berencana menolak," Katanya kemudian.

"APA?!" Pekik Sohyun nyaring hingga menarik beberapa atensi pengunjung yang lain. Lalu gadis itu menundukkan kepala agar menutupi wajahnya karena malu.

"Kau gila?" Ujarnya setengah berbisik. Tak mengerti dengan perkataan Jimin yang enggan menolak. Padahal dia tahu. Pria itu pasti tidak menginginkan perjodohan ini, dan lebih memilih menikmati hubungan dengan pria yang ia duga kekasihnya dua hari lalu.

"Aku tidak mau ya menikah denganmu."

"Kau pikir aku mau?hei,kita tidak akan memiliki pilihan."

"Terserahlah. Yang pasti aku tidak mau menikah dengan pria tak nor-mal-se-per-ti-MU?" Sarkas tegas Sohyun merendahkan suaranya dengan kedua mata yang melotot-melotot. Tidak peduli jika dia menyinggungnya. Lalu gadis itu segera berdiri dari tempat duduknya. Memilih untuk kembali ke meja ayah dan kakaknya. Dia ingin pulang.

Dengan acuh Jimin memandangi tubuh Sohyun yang meninggalkannya.
.
.

"Are You seriously, dad?!"

Meniru gaya Namjoon-kakaknya yang pandai berbahasa inggris. Sohyun bertanya pada sang ayah saat memasuki ruang utama rumah mereka.

"Kau ini bicara apa?" Suho tak mengerti.

Sohyun melangkah lebih cepat berdiri di hadapan pria berusia tua yang masih tampak tampan itu. Menghentikan langkahnya di dekat sofa. Lalu dengan cepat gadis itu menarik sang ayah untuk duduk, yang hanya di perhatikan heran oleh Seokjin.

"Hei,Sohyun. Ada apa denganmu?"

"Sini,sini,kakak ikut duduk sini." Suruh Sohyun dengan menepuk bagian sofa kosong sampingnya. Yang langsung Seokjin turuti. Pria itu sejenak beradu tatap dengan ayahnya dengan bingung, duduk mengapit gadis itu.

Sohyun sejenak menghela napas.

"Ayah. Yang tadi itu tidak wajib di turuti,kan?" Tanyanya memastikan masih ada pilihan menolak. Tidak mau menyinggung Chanyeol. Gadis itu memutuskan untuk mendiskusi kan soal perjodohan itu di rumah.

"Apa?"

"Itu yah, soal perjodohan."

Suho mengerutkan dahi tampak berpikir." Oh,perjodohan itu ya?"

So I'm married,mr Gay?Where stories live. Discover now