-Shoot ten-

550 108 52
                                    

Warning! This story 21+ area and fiction

___


Mencari udara segar. Sohyun memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitaran area rumah mertuanya. Merapatkan cardigan yang ia pinjam dari Soyooung untuk melindungi tubuhnya yang hanya terbalut dress sepanjang lutut tanpa lengan motif bunga daisy dari dingin. Ia pun akhirnya memutuskan untuk duduk di sebuah bangku kosong yang terletak di pinggiran taman komplek.

Memasuki musim hujan tidak banyak orang yang keluar. Takut tiba-tiba air jatuh membasahi tubuh mereka hingga menggigil, akhirnya tetap di dalam rumah dengan selimut tebal atau secangkir teh hangat adalah sebuah pilihan yang dirasa tepat. Tidak heran kalau hari itu ia hanya melihat sedikit orang yang juga menikmati udara sore hari di bawah langit yang mulai mengabu.

Hingga seorang anak lelaki kisaran umur 7 tahun melewatinya dengan sepeda. Yang tidak berselang lama tampak kehilangan kendali dan membuatnya terjatuh.

"Ouh!"pekik Sohyun langsung bangkit dari duduknya berlari ke arah anak yang jatuh dari sepeda. " Kau baik-baik saja?'' ,tanyanya saat sudah tiba dan berjongkok di depan bocah lelaki itu.

"Eugh, sakit.." rintih bocah itu.

Sohyun mengamati dengan panik sosok yang saat ini tengah memeluk lututnya dengan meringis kesakitan. Ada luka gores disana.

"Tunggu di sini. Aku akan mencarikan obat untukmu,'' pinta Sohyun. Langsung berlari mencari toko atau apotek terdekat di sekitaran taman.
.
.

"Tolong alcohol,betadine dan plasternya." Pinta Sohyun pada penjaga toko dari minimarket terdekat yang ia temukan. Panik membuatnya tak sadar. Kalau dirinya keluar rumah tanpa membawa dompet atau pun ponselnya. Membuatnya kelabakan saat petugas toko itu sudah memberikan barang yang ia butuhkan dan harus di bayar. Ia tidak memiliki uangnya.

"Bolehkah ku bawa dulu? Aku akan segera kembali," Sohyun mencoba bernegosiasi. Yang sayangnya tidak berhasil di lakukan. Petugas hanya memberikan barang itu saat ia telah membayarnya. Sementara Sohyun mulai khawatir dengan bocah lelaki yang sedang menunggunya.

Wanita itu mondar-mandir di depan kasir sambil menggigiti kukunya bingung. Sangat menyesal meninggalkan tasnya begitu saja.

"Hitung sekalian dengan ini.'' tiba-tiba seorang pria dengan coat hitam menghampiri kasir dan meletakan barang belanjaannya. Menghentikan gerakan mondar-mandirnya.

"Apa kau akan membayarkannya?'' tanya Sohyun memastikan." Aku butuh sekali tapi uang ku tertinggal di rumah," katanya memberitahu.

Pria itu mengangguk." Ya. Kau ketara sekali membutuhkannya,"

"Ah..terimakasih!" Ucapnya dengan senang lalu meminta pada kasir untuk cepat-cepat menghitungnya.'' seseorang sedang sangat kesakitan saat ini,'' katanya.

Saat transaksi selesai dan barang telah di serahkan. Sohyun membungkuk dengan sopan pada sosok yang telah baik hati menolongnya.

"Terimakasih. Aku akan segera menggantinya,''

"Sama-sama. Kau tidak perlu menggantinya,'' tolak pria itu halus." Aku senang bisa membantumu.''

"Ah ya terimakasih. Maaf aku harus pergi sekarang," Sohyun sekali membungkuk sopan dan segera meninggalkan pria itu didepan minimarket kembali ke taman.

"Kenapa aku tak bertanya namanya ya tadi?" Guman pria itu menyesal saat melihat tubuh Sohyun mulai menjauh.

____

"Kau mau kemana?'' tanya Jimin heran saat melihat penampilan Sohyun sudah sangat rapi di pagi hari. Terlebih itu masih jam tujuh.

Mengoleskan lipstik dengan warna nude ke bibirnya. Sohyun menjawab," aku mau pergi kerumah ayah dan ibu mertua.''

So I'm married,mr Gay?Where stories live. Discover now