-Shoot nine-

589 104 60
                                    

Warning,this story 21+ and fiction...

___

Dua bulan kemudian...

Sohyun kira telah ada perubahan. Nyatanya tebakan wanita itu salah. Usai menghilangkan sematan gadis pada dirinya, ternyata Jimin masih sama saja. Meski mata orang awam memandang hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja tampak normal pada umumnya. Benalu itu masih melekat tak kasat mata untuk dirinya. 

Rasanya selain Seulgi,Sohyun lebih gila oleh sosok bernama Kim Taehyung.

"Kau mau kemana?" Tanyanya saat melihat Jimin mengambil jaket jeans-nya buru-buru usai mendapat panggilan. Ini sudah tengah malam.

"Taehyung sakit," jawab pria itu panik," aku harus segera kesana."

Sohyun menghela napas berat. Mulai kesal seolah menjadi pihak ketiga dalam sebuah hubungan seseorang. Jimin itu suaminya. Tapi Taehyung selalu menjadi prioritasnya. Istri baginya hanyalah status.

"Tapi Jim-" belum sempat Sohyun menahannya, pria itu sudah dengan cepat menghilang dari pintu keluar apartement. Membuatnya harus berkali-kali mengedip agar menahan air matanya tak jatuh. Entah mengapa akhir-akhir ini rasanya sesak sekali melihat kondisi rumah tangganya.

Merasa tidak akan ada gunanya menunggu. Sohyun memutuskan pergi ke kamarnya,dan hanya berdiri di depan pintu mengamati isi seluruh ruangan. Tersenyum miris lantas kembali menutup lagi pintu tanpa memasukinya. Dia memutuskan untuk pergi juga.

"Aku bosan selalu sendirian."
.
.

"Jim.." Taehyung langsung menghambur dalam pelukan Jimin ketika pria itu bahkan baru menginjakkan kaki di depan pintu kamarnya.

"Ouh,sayangkuu..Bagaimana keadaanmu? Apanya yang sakit,hmm?" Tanya Jimin seraya mengangkat tubuh Taehyung dalam gendongannya seperti koala. Membawanya ke ranjang.

Bibir Taehyung tipis di tarik kebelakang wajahnya menunduk.

"Maaf," ujarnya dengan nada menyesal.

"Ha? Kenapa minta maaf sayang?" Jimin bingung. Dia pun meraih dagu Taehyung," ada apa?" Tanyanya lagi dengan pandangan lembut.

"Aku hanya berbohong." Jawab Taehyung lalu menjelaskan,"aku merindukanmu tapi aku tak punya alasan kuat agar kau segera menemuiku."

Taehyung membalas tatapan Jimin takut-takut. Dia mengaku salah. Tapi dia memang tak punya pilihan lain,saat tahu jadwal Jimin itu padat mengurus talent-talent baru. Dia tidak mungkin begitu saja menyuruhnya datang. Apalagi Sohyun,gadis itu akhir-akhir ini sering menempel ikut kekasihnya mengurus perusahaan. Semakin mempersulit Jimin lepas darinya. Meski hanya sekedar memberikan pelukan untuknya.

Jadilah malam-malam begini ia memutuskan untuk menelpon pria itu untuk datang dengan alasan sakit.

"Maafkan aku Jim.."

Meski kesal dibohongi sampai membuat khawatir lantas tak membuat Jimin memarahi pria berwajah flower itu. Semakin merapatkan diri, Jimin justru memberikan pelukan hangat pada sosok yang masih menjadi cintanya. Berbisik lembut." Tidak apa-apa.''

Taehyung menolehkan wajahnya dan di sambut eyesmile Jimin. Dia pun langsung memberi kecupan singkat pada bibir menggemaskan warna merah muda itu. Tentu saja tidak begitu saja berakhir,karena Jimin yang langsung menarik tengkuknya untuk mengulangi lagi kecupan itu hingga berubah menjadi lumatan ciuman yang menggairahkan.

Sudut bibir Taehyung tersenyum penuh kemenangan sebelum Jimin dengan nakal menggigit di bagian bawahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut bibir Taehyung tersenyum penuh kemenangan sebelum Jimin dengan nakal menggigit di bagian bawahnya. membuat dia sedikit mengerang. Semakin memperkuat adu lidah hingga kehabisan oksigen yang di tandai tumpahan saliva didagu,saat mereka akhirnya selesai melepas tautan bibir.

Dengan ibu jarinya Jimin mengusap dagu Taehyung.

"Miss you to.."bisiknya sembari menempelkan dahinya pada dahi Taehyung.
.
.

Tidak ada tempat terbaik untuk lari selain rumah mertuanya. Sohyun bersyukur memiliki Seungwan sebagai ibu mertuanya. Setelah dengan kurang sopan menekan bel pintu kediaman Park dan membangunkan wanita itu hanya untuk membukakan pintu untuknya tengah malam.

"Kau datang sendiri?" Tanya Seungwan sedikit terkejut melihat menantu kesayangannya datang hanya mengenakan piyama tidur.

Tidak menjawabinya Sohyun justru menghambur memeluk wanita itu dengan sedikit isak tangis. Seketika membuat wanita yang masih tampak cantik di usia yang hampir masuk kepala lima itu panik.

"Hei,nak. Kenapa menangis? Apa ada sesuatu? Apa Jimin menyakitimu?" Sepertinya cukup keras hingga membangunkan anggota keluarga yang lain.

Dari arah tangga di susul Sooyoung Chanyeol buru-buru menghampiri istri dan menantunya.

"Ada apa ?"  Chanyeol.

"Ibu,Sohyun kenapa?'' Soyooung.

Seungwan hanya bisa menggeleng pelan sembari mengelus punggung menenangkan Sohyun. Mereka akan bertanya lagi nanti saat dia sudah lebih baik.

Menimbulkan tanda tanya besar saat Jimin tidak tahu dimana saat ini. Kecuali Sohyun yang tau.

____

Aqua adalah aroma Jimin. Setidaknya itu yang membuat Sohyun sadar di mana ia membuka matanya pagi ini. Di kamar sang suami.

Meski sama-sama tak mendapati atensi pria itu. Tapi dia merasa kamar ini lebih nyaman dan tidak dingin seperti kamar mereka di apartement. meski baru pertama kali ia menempati kamar itu.

Jika biasanya ia akan menginap di kamar Soyooung. Semalam Seungwan meminta Sohyun untuk menempati kamar Jimin. Alasannya, untuk mengantisipasi kedatangan Jimin yang siapa tau mencari istrinya. Setelah kebohongan Sohyun yang mengatakan semalam pria itu lembur di rumah temannya Hoseok untuk menyelesaikan  rancangan sebuah event model fashionweek akhir tahun. Dan mengatakan sebab menangisnya hanyalah karena merindukan sang ibu.

Membayangkan kenyataaan sebenernya sang suami tidur di rumah kekasih sejenisnya hanya menciptakan senyum masam di pagi harinya. Dia tidak kuasa juga memberitahu hal sebenarnya pada sang mertua bagaimana kelakuan anak mereka. Sebab tidak sanggup menatap raut kekecewaan dari tatapan bangga yang selalu di tunjukan untuk suaminya sebagai si sulung Park.

Namun ia lupa jika Sooyoung itu lebih tau tabiat kakaknya. Maka dengan secangkir teh yang sengaja di bawa ke kamarnya ia mulai mengintrogasi mati-matian Sohyun. Memaksa gadis itu berbicara hal yang sesungguhnya terjadi.

"Dia pergi ke jalang pria itu, kan?" Desak Soyooung dengan tatapan penuh intimidasi.

"T-tidak-,"

"Kau bisa membohongi ayah dan ibu. Tapi tidak denganku Hyun," sambar Soyooung jengah mendengar Sohyun selalu saja menutupi kesalahan kakaknya.

Akhirnya Sohyun menyerah. Soyooung hanya bisa menghela napas berat saat melihat anggukan lemah sahabatnya.

"Sialan!" Umpatnya penuh amarah.
.
.

Entah berapa kali Yoojung melakukannya,yang jelas rambutnya sudah sangat berantakan karena dia jambak-jambak sendiri. Kepalanya mendadak pening usai mendengar sebuah cerita yang lebih mirip seperti pengakuan dari salah satu sahabatnya.Hyeyoon. Hingga dia tidak tahu harus menangapainya bagaimana. Mengetahui Taehyung pria yang Hyeyoon cintai adalah kekasih Jimin, benar-benar membuatnya hilang akal pikiran. Lantas memikirkan bagaimana jika Sohyun tau kisah yan barusan ia dengar.

Sungguh kepalanya pusing.

"Astaga... kenapa kalian harus berurusan dengan pria tak normal seperti mereka, sih?!" Ujar Yoojung sambil memijat pelipisnya.

Hyeyoon mengendikan bahu dengan raut sendu sembari memandangi pemandangan dari luar dinding kafe.

"Apakah ini karena kesalahanku?"


------

Hay,Jimsso hadir...

Gimana sapi kambing kalian uda jadi apa?

Masih suka kan sama story ini?

Thanks not to be siders🌷💜💜💞

So I'm married,mr Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang