-Shoot Twenty-

437 85 35
                                    

"Ada apa dengan wajahmu, Kim ?" Elusan halus mendarat pada bahunya yang sedikit terbuka. Sendu. Itu yang Hyeyoon lihat ketika pertama kali memasuki apartement Taehyung.

"Aku membawakan makanan kesukaanmu."

Pria itu tak bergeming. Tetap diam, matanya justru fokus pada layar ponsel yang padam. Dia sedang menunggu pesan dari kekasihnya. Sudah lebih dari tiga hari Jimin- dia tak menghubunginya sejak pertemuan terakhir mereka. Kemana pria itu ?tanyanya dalam hati.

Sementara di lain tempat suasana kaku juga menyerang kediaman Jimin. Cukup lama dirinya pun tak pernah berkomunikasi dengan Sohyun, meskipun hanya menanyakan hal-hal kecil. Senyap. Mereka lebih tepatnya Sohyun, hanya akan membuang muka saat tak sengaja berpapasan.

"Sampai kapan kau akan mendiamiku, Hyun?" Tak tahan Jimin segera menghentikan langkah Sohyun yang sudah hampir keluar dari pintu kamar.

Gaun putih sepanjang lutut motif bunga matahari dengan lengan bertali spageti. Sore itu Sohyun tampil menawan hingga memunculkan banyak tanda tanya di kepala Jimin.

Mau kemana wanita itu ?

Jimin hampir tak mengontrol dirinya untuk meraih wajah dan meraup bibir warna merah muda sang istri. Ketika Sohyun yang kali ini kembali berdandan bagai anak gadis seusia SMA, mengenakan bando warna kuning sebagai hiasan kepala. Mendongak dengan wajah tanpa ekspresi. Tampak galak, namun tak melunturkan ayu pada rupanya.

'' Haruskah aku menjawab?" God, akhirnya Jimin mendengar suara perempuan itu lagi.

Ia mengangguk," tentu saja harus."

"Aku mau pergi dengan Jungkook. Hari ini dia ulang tahun. Tapi Tuan Wonwoo memiliki banyak pekerjaan tak bisa menemani pria kecil itu untuk bersenang-senang," jelas Sohyun menekan kata formal untuk Ayah Jungkook. Meski masih kesal pada masalah tempo lalu, tapi dia tidak mau membuat suaminya itu memiliki pikiran buruk lagi tentang hubungan keduanya.

" Sudah sejauh itu kau tau soal mereka?

"Tolong jangan merusak mood-ku sekarang. Aku akan pergi sampai malam, mungkin kau ada rencana mengundang kekasihmu untuk bermain ?'' sindir Sohyun mengelak tuduhan tak berujung Sang Suami.

Dia tahu karena Jungkook yang menguhubunginya. Anak itu sudah sering melewati ulang tahunnya sendirian karena kesibukan sang ayah. Dan kebetulan saat ini ada dia, ia ingin sekali saja meniup lilin umurnya dengan orang lain. Tak mau terlambat. Sohyun langsung memutuskan ingin segera pergi enggan meladeni tuduhan suaminya sebelum timbul kembali pertikaian.

Sampai Jimin sendiri menariknya masuk kekamar mengunci pintu dan mengambil kuncinya dengan smirk lebar.

"Tunggu 20 menit. Aku akan bersiap-siap," ucapnya sebelum Sohyun protes.

" Ahh..sepertinya aku rindu bocah itu.." gumannya sambil berlalu masuk ke dalam kamar mandi didalam ruangan itu.

Menimbulkan helaan napas panjang Sohyun yang memilih untuk duduk manis di tepian ranjang. Menanti Suaminya. Ia rasa hari ini akan terasa sedikit panjang.

---//---

Meski sempat bingung. Jungkook tak mempermasalahkan kehadiran Jimin yang tiba-tiba muncul dari belakang Sohyun. Dia tetap tersenyum lebar hingga menampilkan gigi kelincinya saat pria itu menyodorkan satu kotak besar ke arahnya.

"Happy birthday Son." Serunya menampilkan eyesmile yang cukup mempesona di mata Sohyun. Jimin yang mengusak kepala Jungkook penuh kasih memberikan gambaran indah di dalam pikirannya. Membuat ya berandai jika suatu saat kepala putra atau putri yang lahir dari rahimnya sendiri ada pada posisi Jungkook. Menjadikan Jimin sosok ayah yang luar biasa.

Hingga bayangan Taehyung melintas merusak angannya.

"Kau kenapa ?" Tanya Jimin saat melihat gerakan acak kepala Sohyun ketika perempuan itu  mengusir segala pikiran jelek yang datang.

"Tidak, aku tidak apa-apa," elaknya.

"Jadi Jung. Apa rencana atau keinginanmu untuk menghabiskan hari ulang tahunmu sekarang? Tanyanya kemudian mengalihkan.  Dimana permintaan Jungkook sangat sederhana. Dia hanya ingin pergi kesebuah taman bermain dan mencoba semua permainan dengan puas.

"Makan malam bersama dengan sebuah kue ulang tahun," itu impian paling besarnya. " Maaf bibi, paman, aku iri dengan teman-temanku yang biasa melakukan itu."

"Biasanya aku tak punya keinginan apa-apa selain melihat ayahku tetap sehat dan bahagia dengan hanya hidup denganku. Tapi, melihat ada kalian di depan. Aku ingin menganggap kalian adalah orang tuaku."  Jelas Jungkook.

Tentu saja dengan mudah akan Sohyun kabulkan ditambah saat ini Jimin ada bersamanya. Tidak ada salahnya mereka  mencoba peran sebagai orang tua dari seorang anak.

Membuat hati Sohyun sedikit menghangat. Rasa kesalnya sedikit berkurang. Sebab, kini Jimin dengan penuh semangat baru saja menawarkan punggung untuk Jungkook.

"Naiklah. Mari kita senang-senang habiskan hari ini dengan penuh kebahagiaan."

Tanpa menduga jika di lain tempat salah satu ruang pemantau penerbangan. Orang-orang tampak kacau dengan informasi yang mereka terima.

Salah satu pesawat dengan rute penerbangan Korea-Jepang mengalami kecelakaan setelah kejadian lost contact.

----

Ada yang kangen gak ?

Maaf ya makin gak jelas gak tamat-tamat kayak sinetron indonesia 😂

Terimakasih sudah mau menunggu dan meluangkan waktu untuk kisah ini😘

So I'm married,mr Gay?Where stories live. Discover now