BERTAHANLAH ANNORA

3K 224 1
                                    

Sore itu, begitu mendengar cerita dari Angeline tentang keadaan perusahaan dan ayahnya, Annora segera bertolak pulang. Dibawanya perut buncitnya yang kini tinggal menghitung hari. Tanpa perhitungan yang pasti, gadis itu menghadirkan dirinya begitu saja di tengah publik.

Ia melupakan apa yang telah disepakatinya dahulu bersama sang ayah. Yang tersisa dari pikiran Annora adalah menyelamatkan ayah dan perusahaannya.

Para pemegang saham sudah memutuskan hubungan sepihak mereka, dan bahkan ada beberapa projek yang kandas, dan para buruh berhenti bekerja. Star Group benar-benar diambang kehancuran.

“Annora!” seruan Angeline melambung ke udara tatkala wanita berbadan dua itu memasuki ruang ICU ayahnya. Ditatapnya sang ayah yang tergeletak dengan beberapa alat medis di tubuhnya, dan bayangan tubuh Fari yang menjaga dengan setia di sisinya, “Bagus. Setidaknya kau tidak meninggalkannya di saat dia tidak berdaya, Fari. Aku berterima kasih kepadamu.” Ujarnya.

Ketiga wanita itu lantas berpindah tempat untuk membahas masalah perusahaan, Angeline dan Fari bergantian memberikan cerita keadaan terkini perusahaannya. “Separah itukah, Tante?”

“Ya. Annora. Pelanggan Tante sudah pergi semua, dan beberapa proyek property ayahmu yang sedang berjalan kini macet, perusahaan sudah tidak bisa memberikan gaji lagi, Ann.” Jawab Angeline.

“Hal yang sama pun dialami Star Accessories, bahkan banyak klien yang mengklaim kalau barang kita palsu, dan desainnya sudah tidak bagus lagi, Ra.” Sambung Fari.

“Sejak foto hamilmu beredar, dan berita miring yang dibuat, sejak saat itu, hal ini perlahan-lahan muncul, entah siapa yang berani mengambil fotomu dan mengeksposenya?” gerutu Angeline.

“Helena.” Sergah Annora. Fari dan Angeline langsung memandang Annora lekat-lekat, merasa mendapati perharian kedua wanita itu, Annora langsung melanjutkan ceritanya,

“Aku bertemu dia di minimarket beberapa hari yang lalu, kami bertengkar hebat, tapi dia tidak bersama Ernest, melainkan pria lain.”

Angeline dan Fari saling melempar tatapan, keduanya sudah menduga jika keganjilan ini bukanlah hal yang biasa. “Aku memiliki firasat buruk, Ann.” Lirih Angeline yang di lanjutkan oleh Fari, “Aku, juga.” Selanya.

Annora menghela napas dalam, entah firasat apa yang akan terjadi, tapi Annora tidak berdaya. Yang terlintas dibenakknya hanyalah semua karena lelaki misterius yang bercinta kemarin malam dengannya lagi itu. Lelaki yang sudah memainkan peran suami dengan cara yang berbeda. Ingin rasanya ia berteriak dan memanggilnya, namun hal aneh, bahkan untuk sebuah nama dia pun tidak tahu. Lantas dengan apa aku harus memanggilnya. Oh Tuhan, kenapa semuanya semakin rumit saja. Selama ini, aku menyebutnya ‘suami’ ‘teman ranjangku’ lantas siapa dia sebenarnya.

Dalam sehari itu, Annora tidak mendapati telpon dari lelakinya. Seperti yang pernah-pernah ia alami. Bahkan ketika pagi tiba, wanita itu menatap layar ponselnya, berharap ada panggilan tidak terjawab, tapi tetap saja tidak ada sama sekali.

Pagi itu untuk pertama kali ia menapaki lantai gedung Star Group. Bersama Angeline ia hadir dan mengatasi apa yang terjadi.”Beri kami waktu, kami akan menyelesaikan proyek kalian dalam waktu yang tidak lama.”

“Kami tidak bisa menunggu lagi, Nona. Kembalikan saja sisa uang kami, atau kami akan menuntut pihak perusahaan dengan tuduhan penipuan.” Jawab salah satu konsumen mereka.

“Tapi, Nona, upah kami belum diberikan oleh perusahaan selama dua bulan, bagaimana dengan nasib kami.” Kini giliran kepala pekerja yang angkat bicara.

“Baikah semua, saya berjanji akan menyelesaikannya, tapi beri saya waktu, saya hanya minta waktu untuk mencarikan suntikan modal agar keluhan kalian terpenuhi.”

“Bagaimana caranya, Nona? Apa anda akan menjual tubuh anda lagi? siapa yang akan mau tidur dengan wanita bunting?”

HAHAHAHA. Sentilan kalimat salah satu pegawai mereka, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kini di depan umum para karyawan itu pun seakan sudah kehilangan rasa hormat mereka. Dalam hati Annora menjerit menangis, namun ia harus tetap terlihat tegar, agar harga dirinya jangan lagi terhina.

Angeline menepuk pundak wanita itu. Tanpa berkata, ia menyemangatinya agar tidak terpengaruh.

“Baiklah semuanya, cukup di sini pertemuan kita.” Annora memilih menyudahi pertemuan dengan para karyawan dan konsumennya. Sementar di tempat lain ada fari yang sedang menenangkan seluruh staf Star, dan tidak berselang lama, muncul tubuh gendut Annora. Tatapan sinis pun mulai terlihat pada setiap mata karyawannya.

Kalimat-kalimat cibiran mulai terdengar dari mulut mereka, “Lihatlah, aku tidak menyangka jika bos dingin kita selama ini, hanya seorang pelacur.”

“Huh, aku baru tahu kalau selama ini dia memberi kita upah dari hasil melacurnya,” cibiran karyawati lain.

Sepanjang kakinya melangkah memasuki lantai ruang tengah perusahaanya, telinga Annora disuguhkan dengan kalimat-kalimat penghinaan yang tajam dan menyayat hati.

Berulang kali, Annora harus menyemangati dirinya dalam hati. Mengepalkan tangannya agar ia tidak meroboh dan terpuruk di hadapan mereka. “Mereka tidak tahu.” Hanya itu kalimat ampuh yang membuatnya tetap berdiri penuh percaya diri selama satu jam di depan seluruh karyawannya.

“Saya akan memberi upah kalian hanya setengah dulu, sisanya akan menyusul sampai saya mendapatkan suntikan dana, jadi, bagi yang ingin resign, silahkan ke ruang saya dan ambil upah kalian besok.”

Pertemuan satu jam itu, cukup memaksa hati Annora untuk bertahan, satu jam telinganya mendengarkan kalimat-kalimat sinis dan tajam dari mulut keryawannya. Ironis, karyawan yang selama ini begitu patuh, tunduk, dan sangat menghormatinya kini berbalik menghina dan menghujatnya.

“Tinggalkan aku sendiri, Tante, Fari.” Pintanya menyuruh kedua wanita itu meninggalkannya dalam ruangan sendiri. Begitu bayangan tubuh kedua wanita itu menghilang dari balik daun pintu, seketika tangis Annora pecah dan menderu sejadi-jadinya.

Nada pilu dan isakan sedih bergantian terlontar dari mulut kecilnya. Wanita it uterus menangis, menangis tanpa peduli apapun, melengkingkan suara paraunya seiring rutukan dan makian dalam hatinya.

“Dasar lelaki brengsek! Kau brengsek! Kau sudah menhancurkan hidupku, lelaki kurang ajar! Kenapa aku sesial ini, apa kesalahan yang kuperbuat, kenapa Tuhan mempertemukan aku dengan Helena, andai aku tidak bertemu jalang itu.”Annora terus merutuki diri sendiri.

Dari tempat lain, sosok lelaki hebat itu sedang khusyuk menyaksikan video rekaman Annora yang terduduk menangis sejadinya. Di sampingnya sudah berdiri dua orang pengawal yang selama ini membantunya dalam semua rencananya, “Siapa biang kerok kekacauan ini?” suara dingin memenuhi pori-pori dinding ruangannya.

Mega beranjak dan berlutut di hadapan lelaki dan asistennya itu, “Maafkan saya, Tuan. Ini kesalahan saya, kelalaian saya dalam menjaga, Nona. Hari itu, Nona bertemu dengan Helena dan terjadi pertengkaran hebat antara keduanya.”

BANG BANG BUKK

Sebuah tendangan hebat melayang berkali-kali pada tubuh Mega. Wanita itu tidak melawan, karena memang itulah konskuensi yang akan dihadapi jika lalai dalam menjalankan tugas. Zec, kembali ke posisi semulanya setelah menghajar Mega.

Gadis itu kembali berlutut dan meski seluruh badan dan ujung bibirnya berdarah dan sakit. “Bereskan Helena. Buat ia menjadi semiskin apapun. Dan kau Mega, kau tahu apa yang harus kau lakukan?” ucapnya lagi, masih dengan suara yang dingin.

Mega meraih pisau kecil di Holster pinggangnya. Tanpa ragu ia menyayat lengannya hingga mengkucurkan darah segar, “Bagus. Awasi nona Annora, dia akan melahirkan. Jika sudah melahirkan kabari aku dan tetap berjaga, karena aku punya tugas penting untukmu nanti, kirim Salesa untuk menjadi Babysitter anakku.”

“Baik, Tuan.” Jawab Mega pasti. Wanita itu terlihat tetap kuat meskipun sebenarnya dia merasakan sakit luar biasa. Namun itulah resiko yang harus dihadapi jika melakukan kesalahan, dan anehnya lagi ia menerima dengan lapang segala resiko itu. Sungguh pengikut sejati.

Teman Ranjang Tuan MudaWhere stories live. Discover now