BABYSITTER & KONTRAK

3K 209 0
                                    

Sekembali dari rumah sakit, Annora belum lagi menanda tangani dokumen kontrak yang diberikan Angelin beberapa hari lalu. Wanita itu memilih menyibukkan diri dengan bayi mungilnya. “Ya Tuhan, Annora mau sampai kapan kau akan memadangi dokumen ini? Tanda tangani saja, dan masalah perusahaan terselesaikan.”

“Tidak. Sebelum, Tante memberitahu aku bagaimana Tante bisa mendapatkan kontrak kerja sama itu. Tante, aku sudah lelah dengan tipu daya, tolong mengertilah. Perusahaan itu adalah perusahaan terkemuka di dunia, menada tanganinya sama artinya menggemparkan dunia, jika aku menanda tanganinya makan cibiran publik akan semakin kuat mengecap aku sebagai wanita murahan. Apakah Tante tidak berpikir demikian?”

Angeline menghempaskan kasar napasnya, ia dapat memahami kewaspadaan Annora kali ini. Ternyata ulah Helian cukup membuat wanita itu semakin mawas. Ya Tuhan, bahkan untuk sekedar menanda tangani sebuah surat kontrak yang menguntungkannya kini berubah menjadi merugikannya, setidaknya itulah pandangan Annora sekarang ini.

“Bisakah kau mempercayaiku, keponakanku? Kali ini saja? Aku bisa menjamin, kali ini tidak akan ada kesalahan. Dan aku mendapatkannya dengan cara yang adil. Kau saja yang tidak mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh perusahaan Atlantis. Dan aku sudah menemukan pedangku, melawan mereka.” Jawabnya dengan percaya diri.

“Jadi kumohon tanda tanganilah, ingat perusahaanmu sebentar lagi akan dibakar habis oleh massa, dan pikirkan ayahmu, bagaimana jika dia bangun nanti, dia malah akan meninggal dunia begitu mengetahui apa yang sudah diperjuangkan selama ini habis ludas tanpa sisa.”

Nasehat Angeline berhasil membuat Annora terdiam. Ditatapnya dokumen itu. Tak lama ia meletakkan putranya dan meraih dokumen itu. Lama ia mengamati satu lembaran yang sudah dibubuhi oleh tanda tangan pihak pertama yang dalam hal ini langsung di tanda tangani oleh Presdirnya.

Pandangan Annira terfokus pada sesuatu. Keningnya mengerut, padangannya tajam. Angeline ahkan sempat khawatir melihat ekspresinya itu, “Ada apa Annora? Ada yang mengganggumu?”

“Tante,ada yang aneh, aku merasa … pernah melihat tanda tangan ini.” Astaga. Ketahuan deh. Tuan Helian, tampaknya persembunyianmu akan segera terbongkar, aku harus bagaimana? Ini belum waktunya. Pikir Angeline.

Angeline segera menyambar dokumen itu dan mendesak Annora untuk segera menanda tanganinya, “Ya Tuhan, kau benar-benar membahayakan kami, Annora. Cepat tanda tangani. Di luar sana massa sudah mengamuk Annora.”

Perhatian Annora seketika teralihkan, ia pun menyerah dan membubuhi tanda tangannya. Dengan harapan semoga keputusannya kali ini adalah benar.  “Setelah tanda tangan ini, aku akan sibuk Annora, jadi aku dan Fari akan sibuk dengan urusan kantor, jadi aku meminta Babysitter untuk membantumu menjaga si junior.”

Babysitter? Tapi bagaimana kita akan menggajinya?” Angeline meminta Salesa masuk ke ruangan itu, ia pun mendekat dan memberikan saran klise, “Tenang saja, keponakanku. Aku masih punya sisa tabungan, jadi urusan itu, serahkan kepadaku.” Ucapnya.

Salesa, segera membungkuk hormat, kemudian Annora menuntun wanita itu ke kamar Junior. “Nyonya, siapa nama pangeran tampan ini?”

“Aku belum menamainya, Salesa. Aku menunggu telponan ayahnya, sejak aku melahirkan dia, suamiku belum juga menghubungiku. Jadi sementara panggil saja dia Junior.” Jelasnya.

Gadis pemilik suara lembut itu beranjak meninggalkan Salesa dengan bayinya. Sementara ia menyibukkan diri di ruang kerja ayahnya. Ia berusaha mulai membaca beberapa dokumen berkas ayahnya. Mempelajari beberapa kontrak kerja yang pernah dilakukan oleh ayahnya.

“Ternyata kerja keras Ayah, sudah sampai ke tahap ini.”gerutunya. Annora menyalakan televisi di ruangannya. Sengaja, dia ingin mendengar berita terkini. Setidaknya Star akan menggemparkan dunia berita.

Sesuai dugaan, mata Annora membelalak menyaksikan beberapa sudut ruangan perusahaan Star dipadati beberapa investor dan pelanggan baru. Tak berselang lama, ia berlari menuju kamarnya. Pikirannya kini tertuju pada Tante dan Fari yang kini berada di perusahaan. Sebuah perubahan drastis. Beberapa menit lalu, ia menanda tangani surat kontrak dan kini perusahaanya dan perusahaan ayahnya dipadati oleh beberapa investor.

Sekali lagi matanya melebar sempurna, menemukan beberapa puluh panggilan tak terjawab dari Fari dan Angeline. Ia pun memutuskan untuk menghubungi Angeline terlebih dahulu, “Halo.” Sapanya.

“Sayang, aku kelelahan, cepatlah kemari bantu Tante, konsumen kita meenumpuk, Annora.” Suara cemperang Angeline yang terdengar sangat bersemangat. Tanpa menjawab, Annora mengalihkan panggilan kepada Fari, “Halo Fari, bag-”

“Annora, aku kewalahan, pesanan kita menggunung. Kemarilah bantu aku.” Suara pekikan Fari dan beberapa suara keributan yang tertangkap speaker handphonenya.

Annora tertegun, melihat perubahan besar yang terjadi di depan matanya. Bahkan ia melupakan pikiran tentang tanda tangan yang sempat ia curigai itu. Hari-hari berganti, Annora menyerahkan pengasuhan pada Salesa, ia memilih mengunjungi perusahaannya dan membantu Angelin juga Fari untuk  bekerja. Ia merasa cukup lelah dengan keadaan yang berubah derastis itu.

Para penikmat gosip pun mulai usil. Kebangkitan Star terkuak di dunia sosmed. Para inverstor yang sempat meningalkan mereka kini berbalik mendatangi Star Group, tapi sayang Annora memilih menolak mereka.

Kemenangan akhir Star sampai ke telinga Huan. Ditambah ia mencium adanya campur tangan Atlantis dalam kemenangan Star Group, “Sebarkan berita miring, berisi, ‘pemilik Star Group menaiki ranjang presdir Atlantis untuk mendapatkan kontrak’” perintah Huan. Laki-laki itu menyeringai sinis, seperti mencium sesuatu yang baru, ia pun kemudian menghubungi saudaranya itu, “Halo.” Suara sapaan dari Helian.

“Tampaknya aku sudah menemukan apa yang kau sembunyikan selama ini, Helian. Dan sepertinya aku akan bersenang-senang dengan Nona Muda Star Group. Hahaha, Helian tidak ku sangka kau sepicik itu.”

“Apa kau begitu peduli dengan urusan pribadiku, Huan? Sebaiknya kau menyerah dan jangan sentuh Star Group, karena itu bukan ladangmu.”

“Kau lupa Helian, apa yang menjadi ladangmu adalah ladangku juga, dan alam tidak akan memungkiri hal itu.”

“Dasar anak haram! Sebaiknya kau bersyukur aku tidak mengeskpose statusmu itu.”

“Dan kau jangan lupa, jika statusku terekspose maka apa yang akan terjadi? Atlantis akan berakhir dengan sekali tembak. Ingat Steve , rival bisnismu itu, dendam kesumat kepada keluarga Andreas.”

Helian menggeram, tangannya mengepal.  Darahnya seketika mendidih mendengar bagaiman para lawan bisnisnya sangat menantikan kehancurannya. “Tuan …” lirih Zec.

“Zec, saatnya kita muncul. Cepat atau lambat, Annora harus mempersiapkan diri atas situasi ini. Ini di luar kendaliku, Zec.”

“Baik, Tuan.”

Helian terdiam merenungi dan berpikir apa yang akan terjadi ketika Annora mengetahui kebenaran. Sementara, Annora, kini duduk dalam gelap kamarnya bersama buah hatinya. Ada Salesa duduk di sampingnya menemani, “Salesa, kenapa masih ada orang yang berpikir miring terhadapku? Sudah hampir satu bulan, sejak aku melahirkan, suamiku belum juga menghubungiku, padahal dia sudah berjanji.” Lirihnya.

“Nyonya, mungkin Tuan sedang menyiapkan sebuah kejutan untuk anda dan tuan kecil.” Ucapan Salesa mencoba menghibur.

Annora terdiam sejenak, pikirannya kembali pada sebuah tanda tangan yang sempat ia temukan pada berkas dokumen kontraknya, “Tanda tangan itu, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi di mana ….” Lirihnya.

Lama berpikir, Annora terperanjat. Ia menegakkan tubuhnya, dan kemudian memindahkan tubuh junior kepada Salesa. Wanita itu lantas berlari keluar menuju ruang kerja. Ia meraih dokumen dan mengambil secarik kertas lusuh dari laci pribadinya. “Nyonya, ada apa?” tanya Salesa terkejut.

“Salesa aku pernah melihat tanda tangan yang sama. Pemilik Atlantis, Helian Andreas, aku merasa pernah melihat tanda tangannya.” Celotehnya sembari membuka lembaran kecil yang lusuh itu. ia membuka lembaran dokumen  kontrak itu dan membentangkan kertas lalu menyocokkan tanda tangan keduanya, “Ya Tuhan.” Pekiknya menutup mulut kecilnya.

Teman Ranjang Tuan MudaWhere stories live. Discover now