HELIAN DATANG

3K 237 2
                                    

Annora terduduk menyepi di kamarnya. Matanya masih menatap lekat tanda tangan yang tertera pada lembaran cek kosong yang ternyata masih ia simpan. Balasan yang pertama kali ia dapatkan dari teman ranjangnya itu, “Helian Andreas, apakah benar malam itu aku tidur dengannya?” renungnya, ponselnya kini berdering.

Matanya menangkap nomor teman ranjang yang tertampil pada layar ponselnya, “Akhirnya kau menelponku, Helian.” Lirihnya. Annora menghela napas dalam, dan kemudian menjawabi pemilik suara itu. Sesaat keduanya terdiam, belum ada yang memulai percakapan.

Helian yang biasanya begitu bersemangat berbicara, memilih diam. Tak lama Annora berinisiatif membukan suara, “Helian …” lirihnya. Butiran bening itu kini kembali menyapa pipi Annora. Ada rasa haru, bahagia, juga sedih menyapanya. Ia berpikir semua hinaan yang ia terima selama ini karena sosok lelaki yang sebenarnya ada di hadapannya itu. Lelaki yang selalu datang ketika ia tidak sadarkan diri. “Kenapa, kau melakukan ini? Apa kau senang sekarang?”

“Maafkan aku Annora, ada alasan tertentu aku harus melakukannya, ini semua demi kebaikanmu. Jika aku memberitahumu, maka nyawamu dalam bahaya. Dan kini karena dunia sudah mulai mengintaimu karena perbuatan seseorang, jadi kau harus membuat pilihan, aku akan menerima apapun pilihanmu.”

“Bahaya apa itu?”

“Aku tidak bisa menceritakannya, tapi jika dunia tahu kau adalah milikku, maka seketika kau sudah dalam bahaya, ada banyak orang di luar sana yang menginginkan kehancuranku. Dan jika kau memilih kita akan menjalani hubungan ini dengan rahasia, setidaknya kita bisa mengulur waktu bahaya itu, tapi ….” Helian menjeda kalimatnya kemudian tak lama melanjutkannya lagi, “Kau dan anak kita akan tersiksa, dan pada akhirnya mereka akan tetap menemukan hubungan kita. Mana yang akan kau pilih? Tetap bersembunyi atau kita akan muncul?”

“Bukankah resikonya tetap sama, Helian. Aku akan tetap dalam bahaya. Tapi setidaknya hatiku dan putra kita tidak akan tersakiti. Aku siap, datanglah, aku sudah tidak punya alasan apa-apa lagi saat ini.” Tepat saat kalimat Annora berakhir, seketika isakan tangis Annora pecah, begitu juga dengan Helian di seberang sana. Keduanya terdengar sedih mendengar dilema hubungan keduanya di tengah rasa rindu dan cinta yang sudah seperti virus menggerogoti keduanya.

Rasa ingin bertemu dan meluahkan kerinduan yang mendalam sudah tidak dapat dijelaskan lagi. Pertemuan, menyatu, hanya itu yang tertulis dalam hati dan pikiran keduanya.

Untuk pertama kalinya, malam terasa begitu sangat lama berlalu, bagi Annora. Pertemuan yang sangat ia impikan selama ini, sangat membuat hatinya tidak karuan.  Berita akan pengumuman hubungan kerja sama Atlantis dan Star sudah membooming di dunia berita. Para paparazzi dan stasiun televisi kini bersiap-ssiap memburu berita menghebohkan dunia itu.

Pagi itu, Annora tampil sangat cantik. Mengenakan dres Maroon Black, yang pernah diberikan Helian kepadanya, dikenakannya. Ia memang sengaja. Dan terlihat sangat cantik meskipun sudah melahirkan. “Whoa, Nyonya, anda cantik sekali.” Puji Salesa, melihat majikannya berdandan pagi itu, “Salesa, apakah kau sengaja diutus oleh Helian untuk menjagaku?” tanyanya sembari melempar senyum hangat kepada wanita yang tertunduk karena tertangkap basah.

“Tampaknya Nyonya sudah mengetahuinya, ada lagi Nyonya, hari ini Mega akan membawa kami ke suatu tempat, Tuan Helian sudah memerintahkan kami untuk menyelamatkan Tuan kecil.” Jelas Salesa.

“Mega? Siapa Mega?” tanyanya mendengar sebuah nama lagi. Dengan berbangga hati, Salesa menjelaskan siapa wanita itu selama ini, “Dialah yang selama ini ditugaskan Tuan untuk mengawasi anda, Nyonya. Itu dia.” Tunjuk Salesa begitu bayangan tubuh Mega memasuki ruang kamar Anora.

Wanita itu membungkuk hormat kepada tuannya. Ada rasa lega pada Annora mengetahui Helian begitu menjaganya dengan baik. Bahkan memberikannya beberapa orang hebat di dekatnya, “Jadi kaulah yang selama ini memberi kabar pada Helian, terima kasih, dan maaf jika aku membuatmu dalam masalah selama ini.” Ucapnya dengan nada lembut dan penuh keramah tamahan.

Teman Ranjang Tuan MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang