Part 17 : I Won't Be Lost

3.5K 211 9
                                    

Kirana

Tatapan-tatapan haus akan penjelasan itu mengunciku sejak beberapa menit yang lalu. Entah penjelasan macam apalagi yang mereka harapkan sampai rela mendatangi rumahku sepulang bekerja seperti ini karena aku yakin Miranda pasti sudah menceritakan semuanya.

"Mau makan, engga? Atau nyemil?" tawarku berusaha mengalihkan topik sambil men-scroll menu-menu yang ditawarkan oleh salah satu restoran langgananku

Malas sekali rasanya kalau harus mengingat kembali kejadian kemarin itu. Apalagi, aku masih tidak tahu sudah sampai kemana saja video sialan itu dan apa Keenan benar-benar menepati ucapannya. Oh, kepalaku pusing sekali rasanya.

"Yasudah kalau kalian engga mau, gue pesen sendiri aja," ujarku karena tak kunjung mendapat jawaban dari mereka

"Ikan bakar asam manis, minumnya es jeruk aja," sahut Shecyl

"Gue pesen ayam geprek tapi jangan terlalu pedas, minumnya samain aja sama Shecyl," timpal Lyra

Aku memutar bola mata sambil mengetikkan pesanan kami bertiga, sudah ku duga mereka tidak akan menolak makanan gratis sepulang kerja begini. Tapi, kenapa harus ada drama diam-diaman dulu?

"Kita mau denger langsung dari lo," ujar Lyra

Aku menghela nafas, "Sama persis kayak yang diceritain Miranda"

Kedua sahabatku itu memberengut kesal mendengar responku yang ogah-ogahan barusan.

"Justru yang bikin gue pusing sekarang itu video pas si perempuan toxic ngelabrak gue," aku buka suara setelah hening sekian menit

"Video? Kok Miranda engga cerita soal video-video ya?" sahut Lyra

"Gue juga baru tahu semalam waktu Keenan chat gue, kemarin video itu cuma nyebar di grup rekan kerjanya Keenan aja, engga tau deh sekarang udah sampai mana" ujarku frustasi

Oh God, membayangkan video itu jadi viral saja sukses membuatku merinding. Mau ditaruh dimana mukaku nanti.

"By the way, dia ngomong apa aja ke lo?" tanya Lyra

"Cuma nanyain apa gue baik-baik aja sama minta maaf. Udah itu doang," jawabku

"Seriusan?" ulang Shecyl yang ku jawab dengan anggukan

"Peduli juga ya dia sama lo," sahut Lyra sambil menaik turunkan alisnya dengan jahil

Aku menggeleng, "Dia cuma engga enak sama gue karena mamanya pasien gue. He said that himself"

Tatapan-tatapan yang tadinya penuh tuntutan itu kini berubah menjadi penuh belas kasihan.

"Engga usah ngeliatin gue kayak gitu," ujarku risih dengan tatapan mereka

"I think it won't work. Your relationship with him, I mean," ujar Lyra

"Kenapa engga?" tanyaku sambil menaikkan sebelah alis

"Dia udah punya pacar, Rana," sahut Shecyl

"Baru pacar, kan?" sahutku

"Terus kalo baru pacar kenapa? Mau lo hancurin hubungan mereka?" Lyra menimpali

Aku mendengus, "Perempuan toxic itu sendiri yang udah hancurin hubungan mereka. Gue cuma mau nyelametin Keenan dari hubungan yang engga sehat itu"

"Lo yakin itu bukan cuma obsesi lo buat cepetan nikah?" sinis Lyra

"Rana, gue ngerti lo lagi dalam misi buat tuntasin sumpah lo. Tapi bukan berarti lo harus stuck sama satu laki-laki aja, yang penting random, kan?" ujar Shecyl

My Perfect Random ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang