Part 16 : Are You Worry?

3.4K 236 4
                                    

"Lo selingkuhannya Keenan, kan?!" bentak Tarisha

Aku mendecih, "Selingkuhan? Kenapa engga kamu tanyakan sendiri ke pacar kamu siapa saya?"

"Masih ngelak lagi. Asal lo tahu ya, gara-gara lo Keenan engga minta maaf dan engga ngajak gue baikan. Seneng kan lo sekarang?" tuduhnya

Aku berdiri dan membalas tatapan matanya yang menusuk itu, "Engga dan iya. Pacar kamu engga minta maaf dan engga ngajak kamu baikan itu bukan salah saya tapi salah kamu sendiri. Kalian berantem itu juga gara-gara kamu sendiri, kan? Mana ada seorang anak yang bisa terima ibunya dituduh sembarangan sekalipun itu pacarnya sendiri. Harusnya kamu itu tahu diri, ini semua salah kamu bukan pacar kamu. Jadi kenapa harus pacar kamu duluan yang minta maaf dan ngajak baikan?. And yeah you're right, saya senang sekarang karena akhirnya pacar kamu itu membuat keputusan yang benar buat engga terus-terusan ngalah sama perempuan toxic seperti kamu!"

Perempuan itu menggertakkan giginya geram, "Darimana lo tahu gue berantem sama dia gara-gara itu?"

Aku tersenyum miring, "Pacar kamu sendiri yang cerita ke saya. See? Pacar kamu aja lebih senang cerita ke saya daripada ke kamu yang pacarnya sendiri"

Perempuan itu mendengus, "Dia engga mungkin segampang itu cerita ke orang lain kalo bukan lo duluan yang maksa. Gue lebih tahu orang seperti apa Keenan itu"

"Maksa? Buat apa saya maksa? Engga ada untungnya"

"Udah jelas salah masih engga mau ngaku. Dasar pelakor engga tahu diri," cibirnya

"Ngaca! Yang engga tahu diri itu kamu!" semburku

"Kurang ajar!" desisnya dan mengayunkan lengannya padaku

Aku menangkap lengannya sebelum tamparan itu sempat mendarat di wajahku dan menghempaskannya.

"Kamu bilang saya apa tadi? Selingkuhan? Pelakor? Oke, fine. Kalau begitu jangan salahkan saya kalau nanti pacarmu itu meninggalkanmu dan berpaling ke saya karena perempuan toxic seperti kamu memang engga pantas buat laki-laki sebaik dia"

Dengan kekehan meremehkan, perempuan itu membalas ucapanku, "Itu engga akan terjadi karena dia cinta mati sama gue. Mau apapun masalah kami dan sekeras apapun usaha lo buat ngegodain dia, dia bakal balik lagi ke gue"

Aku menaikkan sebelah alisku dan menantangnya, "We'll see"

***

Keenan

"Capt, bisa ngobrol bentar?" tanya Riana, pramugari senior yang seumuran denganku

"Mau ngomong apa, Ri?" aku balas bertanya

"Barusan saya dapat kabar dari anak-anak kalau pacarnya captain habis ngelabrak orang," ujar Riana

"Ngelabrak orang? Siapa?" heranku

Perempuan itu mengalihkan tatapannya kearah lain, terlihat ragu apakah ia harus mengatakan siapa orangnya atau tidak.

"Riana? Siapa yang dilabrak sama Tarisha?" aku menuntut jawaban darinya

"Katanya sih selingkuhannya captain," cicitnya ragu-ragu

"Hah?"

"Nih, capt. Bisa dilihat sendiri videonya," ujar Riana sambil menyodorkan ponselnya padaku

Aku melihat video singkat di ponsel Riana yang menampakkan Tarisha sedang membentak-bentak seseorang di sebuah restoran.

Aku mengusap wajahku gusar. Rupanya Tarisha benar-benar berpikir bahwa aku ada apa-apa dengan Dokter Kirana di belakangnya. Sial, kenapa juga mereka harus bertemu.

"Ri, saya engga pernah selingkuh. Perempuan yang di labrak sama Tarisha itu dokter yang ngerawat mama saya, ini cuma kesalahpahaman aja," ujarku

"Ya kalau itu sih bisa diomongin ke Tarisha sendiri, capt. Saya permisi dulu ya," ujarnya dan buru-buru pergi

Nampaknya, kesalahpahaman ini harus segera di selesaikan. Aku segera mencoba menghubungi Tarisha tapi perempuan itu terus saja menolak panggilanku.

Kirana

Kerutan samar muncul di dahiku ketika ponselku bergetar dan nama Captain muncul di layar.

"Are you okay?" tanyanya sedetik setelah aku menerima panggilannya

"Kenapa tiba-tiba nanya begitu?" aku balas bertanya

"Saya baru aja diberi tahu salah satu rekan kerja kalau kamu habis di labrak sama Tarisha. Saya juga sudah lihat videonya tadi," ujarnya

"Video?" ulangku memastikan

"Iya, video waktu dia labrak kamu," sahutnya

Aku menenggelamkan wajahku ke bantal. Shit, bagaimana bisa aku tidak menyadari ada orang yang merekam pertengkaran kami tadi. Kalau sampai video itu menyebar dan pihak rumah sakit tahu maka karierku disana bisa terancam.

"Kirana?" panggilnya

"Boleh saya minta tolong sama kamu?" sahutku

"Sure. Apa yang bisa saya lakukan?" tanyanya

"Saya minta tolong jangan sampai video itu tersebar kemana-mana  karena karier saya bisa terancam," jawabku

Di seberang sana, pria itu menghela nafas.

"I can't promise you. Tapi saya akan lakukan sebisa saya agar video itu tidak menyebar lebih jauh lagi"

"Fine, thank you"

"Nevermind. Tapi serius kamu engga kenapa-napa, kan?"

"Kenapa nanyain itu terus? Khawatir sama saya?"

My Perfect Random ManWhere stories live. Discover now