Part 20: A Broken Friendship

2.9K 209 6
                                    

Kirana

"Tanda vitalnya tolong dievaluasi secara berkala ya, Sus," ujarku sambil mengecek kembali tanda vital seorang pasien yang baru saja mendapatkan operasi bypass jantung

"Baik, Dok"

"Thank you, saya tinggal dulu ya"

"Terima kasih kembali, Dokter"

Selesai menjalankan tugas, aku meninggalkan ICU menuju ke ruanganku untuk menghabiskan waktu istirahat.

"Sibuk banget sebulan ini, Bu Dokter? Sekarang mau kemana lo?" sapa Shecyl yang berpapasan denganku

"Balik ke ruangan gue lah," jawabku

"Lo udah makan?" tanya Lyra

Aku menggeleng, "Ini rencananya mau pesen online, mau makan di ruangan gue aja"

"Hadu, udah lo ikut aja ke kantin sama kita. Kita makan bareng, jarang-jarang, kan, kita istirahat bareng gini dan udah sebulan juga lo semedi di ruang operasi," sahut Miranda

Aku mengangguk setuju, "Ok, fine. Yuk, kantin"

Suasana kantin ramai dengan para tenaga medis yang mencari asupan untuk mengisi perut keroncongan mereka. Beruntung masih ada satu meja kosong yang bisa kami berempat tempati.

"Ran, lo sibuk banget sebulan ini," Miranda membuka suara

Sebulan belakangan memang sangat hectic, entah itu aku yang sengaja menyibukkan diri atau memang sedang banyak pekerjaan. Namun, aku sangat bersyukur akan hal itu karena menjadi tetap sibuk adalah cara paling ampuh untuk membuatku lupa akan kekesalanku terhadap Keenan yang dengan bodohnya mau menerima kembali perempuan yang sudah terang-terangan menghina ibunya sekaligus melupakan ide gila tentang menikah dengan random man. Huh, menyebalkan sekali kalau diingat. Bucin dan bodoh memang sepaket.

"Emang lagi banyak kerjaan aja, sih," sahutku

"Duhh, Ran. Berdedikasi banget, sih, lo," komentar Lyra

"Ya, nih, gue operasi tiga jam aja udah kebas ini tangan sama leher," imbuh Shecyl

Aku tertawa menanggapinya, "Itu, sih, lo aja yang udah menuju jompo"

Tiba-tiba sebuah keinginan terlintas di benakku. Mumpung kami berempat lagi makan bareng dan Lyra yang bakal segera pindah tempat kerja untuk ikut suaminya setelah menikah, kenapa enggak diabadikan saja momen ini.

"Mau foto, enggak?" tanyaku

"Pake hp lo, ya?" tanya Miranda

Aku mengangguk dan segera mengeluarkan ponsel dari saku jas putihku.

"Say cheese," ujarku sembari mengambil satu buah foto

"Liat," kata Shecyl segera setelah foto pertama berhasil diambil

"Ih, kok gue jelek banget, sih, ulang!" ucap Miranda yang tidak puas dengan penampakannya sendiri

"Baru sadar, Bu?" sahut Lyra sembari tersenyum mengejek

"Berisik, iri bilang bos!" balas Miranda ketus

Akhirnya, total ada tujuh foto yang berhasil kami ambil dengan berbagai macam gaya dan ekspresi mulai dari yang adu cantik sampai adu jelek. Sebenarnya, bisa lebih dari tujuh kalau saja ibu-ibu kantin tidak datang dan membawakan makanan pesanan kami.

"Share di grup, Ran. Mau gue bikin story," ujar Shecyl

Aku mengangguk dan langsung mengirimkan foto-foto itu ke grup whatsapp yang anggotanya hanya kami berempat kemudian mengikuti Shecyl membuat instagram story. Selesai membuat instagram story, mataku tertuju kepada akun milik Lily, adik Keenan, yang juga baru saja membuat story.

My Perfect Random ManWhere stories live. Discover now