20. Battledore And Shuttlecock

455 77 13
                                    


[source: https://pixfeeds

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[source: https://pixfeeds.com/images/13/378839/640-103602965-badminton-shuttlecock.jpg]


Pecahan Kedua Puluh

Battledore And Shuttlecock



Gun Natthanon Phunsawat memegang raketnya hati-hati. Tangannya yang gugup sesekali meremas gagang. Kepalanya mendongak, matanya memicing, arah pandangnya mengikuti kok putih yang terbang perlahan ke arahnya. Lalu, saat kok bulu angsa itu cukup dekat, Gun mengayunkan lengan dan memukulnya, membuat senar api putih pada raketnya memuai sebentar, sebelum kok itu kembali ke area lawan.

"Lebih kuat, Gun! Buat senar yang lebih kuat." Teriak Tay yang duduk di atas rumput, tepat di sisi area permainan berlangsung.

Krist Sangpotirat, dengan raket api birunya, memukul kok dengan santai. Dibanding Gun yang baru pertama kali, ia lebih mahir.

Kok mengayun di udara, memberi waktu pada Gun untuk menutup mata dan menggenggam erat raketnya. Perlahan, Gun mengalirkan kekuatan, menganyam ulang senar-senar putih agar tersusun lebih kuat. Tepat saat kok melayang menghampiri, Gun membuka mata, lalu memukul kok dari bawah, melambungkan kembali pada Krist. Menyadari senarnya yang tidak lagi memuai, Gun tersenyum girang.

"Cantik."

Tay menoleh pada Off yang duduk bersila dengan tangan menopang dagu di sampingnya.

"Maksudmu, Gun?"

Off melirik Tay sebentar, lalu beralih menatap Gun lagi. Permainan Gun dan Krist masih berlanjut. Tapi arah pandang Off berhenti pada Gun saja, memperhatikan setiap detail pergerakannya yang lucu; menatap kok serius, memukul ragu-ragu, lalu tersenyum senang saat kok putih itu berhasil kembali ke area Krist. Tanpa sadar, Off menarik sudut bibirnya.

"Tentu saja Gun. Untuk apa aku memuji Krist?"

"Karena Krist lebih cantik."

Off dan Tay sama-sama menoleh ke sisi kiri, menatap Singto yang juga duduk bersila menatap Krist. Off menautkan alis tidak setuju.

"Kalian tidak percaya?" Singto melirik dua temannya serius. "Lihat! Gigi-gigi kecil Krist saat tersenyum." Mereka menatap Krist bersamaan. "Senyum lebarnya manis sekali. Kalau kalian tidak melihatnya, coba periksakan mata kalian ke dokter."

Alis Off semakin bertaut. "Tidak, Sing. Lihat lesung pipi Gun! Dia menggemaskan sekali, astaga."

"Tidak, Off. Krist lebih manis."

"Tapi Gun lebih lucu. Paling lucu. Kecil. Menggemaskan."

"Kamu harus melihat bibir Krist saat tersenyum."

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang