10. Magic Cub

625 115 29
                                    

[Source:https://www

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Source:https://www.wallpaperflare.com/3-by-3-rubik-s-cube-water-macro-puzzle-motion-multi-colored-wallpaper-ggmk]


Pecahan Kesepuluh

Magic Cub Six Colours



Hiduplah dengan bahagia, Ohm.

Ohm terduduk lemas. Ia menggenggam tanah di sisinya. Di bawah hujan yang belum berniat mereda, Ohm menenggelamkan diri dalam tangis. Hatinya seperti melebur, tidak menyisakan sedikitpun kehangatan yang memberinya alasan untuk bertahan.

"Aku membencimu, sialan!" teriakan Ohm tertahan di tengah deru hujan.

Di atas karang yang terguyur hujan, Ohm menyatu dengan kesedihan, menguraikan diri dalam putus asa tanpa harapan.

Ohm menatap ujung tebing tempat Fluke berpijak beberapa saat yang lalu. Mungkin kalau sekarang, Fluke masih memaafkannya. Mungkin kalau ia menyusul sekarang, Fluke dan First akan membagi tempat dengannya di surga. Mungkin kalau ia juga pergi sekarang, mereka bertiga bisa kembali bersama-sama.

Ohm berdiri, melawan deru angin yang berhembus kuat membawa percikan hujan. Dengan kaki yang diseret, Ohm mendekat ke bibir tebing.

"Fluke..."

Dalam remang dan kabut hujan, Ohm seperti melihat Fluke tersenyum padanya di atas laut.

"First..."

Di samping Fluke, Ohm melihat First melambaikan tangan.

Ohm tersenyum nanar. Ya, dua sahabatnya sedang menunggu di sana. Di ujung tebing itu. Menunggunya untuk turut berkumpul bersama mereka.

Ohm terus berjalan. Hanya beberapa langkah lagi, beberapa langkah lagi saja, Ohm bisa mengembalikan sapu tangan First yang tak pernah lepas dari saku celana.

Pergilah ke Crissia.

Langkah Ohm terhenti.

Terkadang, alasan yang kamu cari justru berada di luar lingkungan yang kamu kenal.

Matanya mengerjap, memudarkan bayangan Fluke dan First di ujung tebing.

Jangan berhenti berkelana sampai kamu menemukan alasan mengapa kamu pantas untuk bertahan.

Ohm berlutut, tidak sanggup untuk sekedar berdiri.

"Bodoh!"

Singto berteriak. Singto segera berlari menghampiri Ohm dan mengguncang pundaknya.

"Hey, sadarlah!" Singto menepuk pipi Ohm yang masih kalut dalam tangis.

Perlahan, Ohm membuka mata, mata lahir maupun mata hatinya, mengembalikan kesadaran pada dunia nyata. Fluke dan First telah pergi. Itulah yang terbesit pertama kali dalam kepala.

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang