6. Blooming Petals [TayNew]

666 114 14
                                    


[source: https://images

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[source: https://images.app.goo.gl/n6MrVhDVrcYkougW6]


Pecahan Keenam

Blooming Petals



Selain perih, New Techaapaikhun tidak merasakan apa-apa lagi di tubuhnya yang hampir keseluruhan merah merata. Sebagian besar merah biru keunguan. New lupa bagaimana rasanya tertawa. Bahkan tersenyum saja, New tidak tahu harus bagaimana. Setiap hirupan nafas, yang New dengar hanya teriakan-teriakan murka dari ibu dan kakak perempuannya. Setiap hembusan nafas, yang New rasa hanya tamparan atau pukulan perih yang tak henti-henti merubah wana kulit putih susu di tubuh, meninggalkan jejak yang sulit luruh. Setiap hari, New seperti bernafas bersama luka.

Kalau ditanya apa arti keluarga, dalam benak yang sudah beranjak remaja New tidak pernah berubah. Sejak kecil, baginya keluarga adalah tempat hangat yang mampu melelehkan salju. Walau terdengar cukup klise, pemikiran New akan keluarga tetap sama sejak pertama kali di usia 8 tahun ayahnya membeli buku tentang 4 musim. New belum pernah melihat salju, juga belum pernah keluar dari wilayah Crissia. Tetapi buku 4 musim itu seolah membiusnya, membuatnya paham bahwa salju sangat dingin dan perlu dilelehkan. Seperti perasaannya yang telah membeku semenjak ia ditinggalkan oleh keluarga, matahari yang membuatnya terasa hangat.

New tidak ingat bagaimana detail isi buku 4 musim. New juga tidak ingat sub judul pada chapter pertama isi buku. Yang New ingat, buku itu selalu membuatnya merasa melihat salju. New selalu ingin menjemurnya, agar buku itu merasa hangat, begitulah pola pikirnya saat itu. Dan sekarang, saat buku itu sudah hilang entah dimana, saljunya masih tersisa, membekas kuat di dada New, meleleh setiap malam menjadi air mata.

New sering menatap matahari, berharap benda silau itu dapat membakar salju di dada. Namun seiring waktu, bersama peluh yang jatuh, salju New tak kunjung runtuh. New lelah sekali. Ia lelah di kelilingi salju. New ingin keluar dan mencari mataharinya sendiri. Dengan tekad sebulat lingkar matahari, New memutuskan untuk melarikan diri, menjauh dari hal-hal yang ia sebut kehangatan beberapa tahun silam.

Menginjak tahun kedua, di seberang jalan gerbang utama Swain Academy, di bawah rimbun bunga tabebuya, di tengah kelopak-kelopak merah muda, New menemukan seorang matahari sedang memisahkan diri dari teman-temannya, lalu berjalan pelan menghampirinya.

"Jangan bersedih. Kalau kamu sedih bunga tabebuya akan ikut bersedih."

New mendongak, berpikir apakah matahari benar-benar menapakkan kaki di bumi.

"Apa kamu mengatakan hal itu pada semua orang?"

Mataharinya tersenyum, kemudian memposisikan diri duduk di samping New.

"Tentu saja tidak. Aku sudah menandaimu sejak usiaku 8 tahun."

New terbelalak.

"Kamu masih mengingatku?"

Sore of The Hiraeth [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang