BAGIAN 11 | Aku Bersalah

26.7K 3K 39
                                    

Bagian ini selesai direvisi.
___

"Ada apa dengannya? Apa kau tidak suka bermain denganku?" tanya Kaisar pada Lily kemudian padaku.

Jeng jeng.

Apa?! Masa masih ditanya kenapa? Jelas aku bosan! Ya ampun, apa ini yang Kaisar sebut bermain? Lilyyy, tolong akuuuu!

...

"Ma-maaf Yang Mulia, mungkin Putri Zinnia bosan," jawab Lily menunduk.

"Hmm bosan? Padahal Syina sangat suka duduk dipangkuanku dan melihatku menulis," ucapnya.

APA?! Serius Syina tahan dengan situasi seperti ini? Aku memang ingat beberapa kali adegan di komik itu terjadinya di ruang kerja kaisar dan Syina sedang dipangku. Tetapi serius? Aku tidak akan tahan diam saja. Mungkin saja aku bisa diam lama jika diberikan HP. Tapi memangnya ada HP di dunia ini?

Aku mulai menarik-narik rambut Kaisar. Kaisar merasa terganggu dan mengangkatku.

"Sepertinya kau tidak suka main denganku, sayangnya para pangeran tidak bisa menemanimu bermain sekarang, mereka sedang melakukan tugas dariku, Syina juga sedang belajar," ucapnya.

Apa? Kaisar ingin aku ditemani para pangeran dan Syina?

Ada apa ini? Kaisar terdengar seperti seorang ayah yang sedang bingung bagaimana menghibur anaknya.

Tapi, kaisar sudah berasumsi aku tidak suka main dengannya, aku jadi terpikirkan satu ide. Aku akan membuatnya kesal. Dengan begini, aku harap Kaisar tidak akan bermain lagi denganku. Posisiku sebagai 'penonton' pun akan aman.

"Hua.. hua...," aku mulai menangis dengan kencang.

Kaisar Edgar tidak bergeming. Kebayangan orang tidak suka dengan tangisan bayi yang kencang, tapi Kaisar Edgar diam saja. Walau begitu aku tidak akan menyerah!

Aku menangis lebih kencang. Aku mulai menggerak-gerakkan tanganku dan...

Srek.

Kukuku yang tajam mencakar wajah Kaisar. Seketika aku berhenti menangis, kurasakan punggungku dingin, aku ketakutan.

Aaaaaaaaa! Apa yang aku lakukan?! Kenapa bisa berdarah begini? Apa aku terlalu berlebihan, lihat, sampai berdarah begini.. Bagaimana ini? Apa Kaisar bakal menghukumku?

Kaisar dengan mata dinginnya lagi-lagi hanya menatapku. Hatiku merasa bersalah. Walaupun aku ingin membuatnya tidak menyukaiku, tapi aku juga tidak berniat sampai melukainya begini.

Tanganku yang kecil mencoba mengelus luka di pipinya.

Grep.

Tiba-tiba tanganku dipegang oleh Kaisar.

Oh tidak... apa Kaisar akan menghukumku?

Seketika ku tutup mataku.

Deg deg deg.

Tak sesuai bayanganku, Kaisar menarik tanganku perlahan dan kurasakan ia menyentuh jari-jariku. Karena merasa aman, akupun membuka mata.

"Lily, kau teledor sekali, kenapa kuku Zinnia belum dirapikan?" tanya Kaisar dengan nada dinginnya.

Sebenarnya Kaisar memang selalu berbicara dengan nada dingin, entah kenapa sekarang terasa lebih mencekam, apa karena aku ketakutan?

Lily menjawab dengan nada gemetar, "Maafkan saya Yang Mulia, tolong ampuni saya."

Kaisar kembali menatapku kemudian berkata, "Kau bisa jadikan ini senjata untuk orang yang mau menyakitimu, tapi aku takut kau malah menusukkannya pada pipimu sendiri."

Se-senjata?! Apa katanya? Senjata untuk orang yang ingin menyakitiku?

Kaisar kemudian memberikanku pada Lily, "Urus Zinnia."

"Baik Yang Mulia, saya dan Putri pamit undur diri," ucap Lily.

Kami keluar dari ruangan itu. Aku mengintip ingin melihat Kaisar dengan menyembunyikan setengah wajahku pada bahu Lily. Kaisar hanya kembali duduk dan mengerjakan pekerjaannya kembali.

.

Aku telah sampai di kamarku. Syukurlah tadi Kaisar tidak marah. Eh, apa lebih baik Kaisar marah padaku supaya ia tidak tertarik lagi denganku? Tapi aku salah tadi.

Aaaa aku bingung! Sebenernya ini kejadian bagus agar Kaisar tidak ingin bermain lagi  denganku, tapi kenapa hatikuu merasa tidak enak?

Kekuatan Kaisar itu "memperkuat diri", tapi tadi hanya dengan kukuku sudah berdarah. Kukuku memang tajam sih, tapi rasanya kalau di cakar kucing pun darahnya tidak seperti tadi. Aneh sekali.

Yang jelas, aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Kaisar. Di cerita asli, tidak pernah ada kejadian seperti ini. Syina selalu bersikap lembut dan manis. Akh! Pokoknya, rasanya aku harus minta maaf. Aku tidak ingin disebut perempuan yang kasar hiks.

Di kala aku memikirkan tentang kejadian tadi, rupanya Lily menghampiriku dan duduk di samping kasurku.

"Putri Kecil, tidak baik melakukan hal seperti tadi. Untung saja Kaisar tidak marah. Saya menghawatirkan Anda. Ini salah saya, saya minta maaf Putri Kecil," ucapnya sambi merapikan kukuku.

Maafkan aku membuatmu takut dan hampir dihukum Lily. Aku tidak bermaksud begitu. Ini bukan salahmu.

Ternyata, aku tidak bisa bertindak sembarangan. Sedih sekali walaupun di sini aku masih berumur kurang dari 1 tahun, tapi aku harus melindungi nyawaku dan pengurusku. Hah, kesalahan sedikit saja, jika membuat Kaisar marah, aku tidak tahu resikonya sebesar apa.

Rencana kehidupanku di dunia ini yang sudah aku susun, apakah akan berjalan mulus? Aku mulai ragu.

__________________________________

Duh, Zinnia main cakar aja kaya kucing wkwk gimana tuh nasib wajah gantengnya kaisar Edgar?

Maaf temen2 tadi aku hapus dulu karena suatu hal -/\-j

Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik tanda bintang ⭐ ya ^_^

Makasih yang udah vote 🙏

[Diupload oleh Sisi Shalla 19-07-2021] -> [Direvisi 29 Januari 2022]

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang