BAGIAN 23 | Runyam Sudah!

16.4K 2.3K 40
                                    

Author's note : Kok update hari Jumat?? Hehe di bawah nanti ada surat untuk kalian, aku juga kasih pengumuman 😊, jangan sampai terlewat~

Bagian ini sudah selesai direvisi.
________________________________

"Zinnia! Berhenti! Mengapa kau menggigit bekas gigitan dia?" tanya Syina sambil menunjuk Leo.

Jeng Jeng. Syi-syina tau?!!

"Nyonya Carabella, silahkan ikuti saya bersama tuan muda Leo," ucap salah satu pelayan Syina.

Tamat sudah!
...

Kita ada di ruangan apa ini?

Ini pertama kalinya aku melihat ruangan ini. Ada meja oval di tengah-tengah ruangan. Tepat seperti ruang rapat. Aku duduk dipangkuan Lily. Kami duduk entah menunggu apa.

Seorang dokter sedang mengobati lukaku yang ku rasa tidak separah itu. Cukup dibersihkan dan dibalut. Lily juga bisa melakukannya sendiri.

Syina duduk disampingku dan mengelus-elus kepalaku. Aku lebih khawatir pada Leo dan ibunya. Mereka sekarang duduk di depanku.

Sebenarnya, bagaimana Syina tau Leo yang gigit aku?

Tapi.. jika dipikir-pikir, Nyonya Carabella memang meneriaki nama Leo beberapa kali karena marah tadi. Aku lambat sekali menyadarinya. Mana mungkin Syina tidak tahu? Di sana kan banyak juga saksi matanya. Tari, ya ampun. Dan malunya aku malah gigit tangan aku sendiri padahal Syina sudah tahu. Hah..

Tap tap tap.

Ternyata muncul lagi beberapa orang ke ruangan. Itu Kaisar, Juan, dan Eric. Rupanya kami menunggu mereka.

Mereka duduk di kursi masing-masing. Sejenak setelah Kaisar duduk, ia bergantian melihatku dan Syina. Aku tidak tahu kenapa.

Beberapa detik berlalu, Kaisar memperhatikan lukaku yang sudah dibalut. Aku balik memperhatikannya, menebak-nebak apa yang dipikirkan Kaisar.

"Kau yakin itu cukup untuk membalut lukanya?" tanya Kaisar tiba-tiba dengan ekspresi dinginnya.

Hah?

"Saya rasa cukup Yang Mulia. Saya sudah oleskan obat untuk luka Putri. Lukanya tidak terlalu parah, akan sembuh dalam beberapa hari. Anak-anak memang biasa terluka ketika kecil, ini bukan masalah besar Yang Mulia," ucap sang dokter yang sudah agak tua itu.

"Terluka hal biasa katamu?" tanya Kaisar tanpa ekspresi.

Kenapa rasanya tegang sekali? Kasiar tanpa ekspresi seerri ini membuat suana lebih tegang karena aku tidak bisa membaca suasana hatinya.

"Ah, iya Yang Mulia. Maksud saya terluka saat bermain. Anak-anak biasa mengalaminya," ucap Dokter dengan tenang.

"Jadi kau bilang dia menggigit putriku juga hal biasa?" sekarang Kaisar melihat ke arah Leo.

Oke, suananya benar-benar tidak nyaman sekarang.

Semua terdiam.

Para saksi didatangkan oleh ketua pelayan Kaisar. Mereka menceritakan kejadian tersebut dari sudut pandang masing-masing.

"Nyonya Carabella, apa kau mengakui anakmu telah melukai putriku?" tanya Kaisar.

Nyonya Carabella dengan pasrah mengangguk. Dan berkata, "Maaf Yang Mulia. Itu memang benar. Tapi saya mohon, anak saya tidak sengaja. Leo masih kecil bahkan untuk berjalan saja masih belum bisa. Saya mohon. Saya yakin Yang Mulia adalah Kaisar yang bijaksana."

"Aku tidak yakin soal itu," ucap Kaisar sambil menyilangkan salah satu kakinya ke atas, tangan kanannya menyangga kepalanya. Saat ini Kaisar benar-benar terlihat seperti tirani.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang