BAGIAN 27 | Momen

14.1K 1.9K 30
                                    

Bagian ini sudah selesai direvisi.

Author note's:
Guys, sorry banget :') keadaan aku ga memungkinkan buat double update minggu ini huhu.. T_T maafiiin

Sebagai gantinyaa.. Minggu depan aku kasih kalian ilustrasi Eric sesuai bayangan aku yang aku gambar sendiri, tapi semampu aku gambarnya hehe. Hope you like it nanti :')

Daann.. Perayaan 100k nih 🎉, seperti biasa di bawah nanti ada surat dan pengumuman~
________________________________

Hari ini perayaan ulang, ulang tahunnya Syina. Aku sebenarnya merasa tidak perlu melakukan perayaan lagi. Tapi mungkin aku bisa berpikir begitu karena aku belum pernah merasakan ulang tahunku hancur karena pemberontakan. Aku tidak bisa membayangkan jika aku ada di posisi Syina.

Memangnya, di kehidupanku yang dulu pemberontakan apa yang bisa terjadi padaku? Justru mungkin aku yang pernah memberontak karena tidak ingin berangkat sekolah, atau tidak ingin minum obat, atau ingin makan es krim pagi-pagi sewaktu aku masih kecil. Walaupun pemberontakanku selalu berujung sia-sia.

Memberontak itu karena aku merasa tidak adil bukan? Atau sebenarnya.. karena aku kala itu hanya ingin mengikuti rasa malas, takut, dan keinginanku? Aku tidak tahu, tapi aku merasa aku hanya mengikuti keinginanku saja.

Sebenarnya aku penasaran kronologi kejadian pemberontakan di acara ulang tahunnya Syina. Tapi aku tidak tahu bisa dapat jawaban dari siapa dan aku rasa tidak ada gunanya aku tahu.

Seperti kata pepatah, ketidaktahuan kadang membuat bahagia. Bagaimanapun kebenaran akan selalu terungkap suatu saat nanti. Aku hanya berharap, semoga kejadian seperti itu tidak terjadi lagi.

"Putri, saya bawakan gaun Anda. Walaupun Anda masih kecil, saya tetap ingin mendadandani Anda. Hehe.. Anda pasti akan tampak sangat menggemaskan," ucap Lily yang menyadarkan lamunanku.

Lily membawa gaun mini tidak berlengan berwarna coklat kulit gelap. Gaun itu dilapisi kain tile putih dengan hiasan bunga-bunga merah muda yang indah, serta bordiran batang dan daunnya yang menambah kesan alam. Rasanya seperti baju itu dikelilingi taman bunga. Atau semacam peri hutan.

Aku suka sekali gaun itu Lily, terima kasih.

Akupun didandani oleh Lily. Lily juga memakai gaun yang senada denganku. Lily terlihat cantik.

"Baiklah, mari kita pergi Putri," ucap Lily yang kemudian menggendongku dari kamar diikuti 2 prajurit. Prajurit-prajurit itu diberikan oleh Eric. Ingat, aku masih tinggal di istananya.

Kami melewati kamar Eric dan ternyata Eric sudah menunggu di depan pintu kamarnya.

"Ayo," ajaknya.

Rupanya Eric tidak berkomentar apapun soal penampilanku. Padahal aku sedikit menantikannya. Pesta kemarin sebenarnya akupun memakai gaun yang cukup bagus. Tapi saat ini entah kenapa..

Kenapa aku ingin dipuji? Dasar perempuan, haduh.

"Apa yang bisa dipuji dari penampilam anak sekecilmu?" tanya Eric yang berjalan ke arahku.

Aku tahu itu, cukup bilang menampilanku bagus agar aku tidak greget.

"Greget? Apa itu?" tanya Eric.

Aku bingung menjawabnya.

Hah.. Sudahlah, mari fokus saja ke pestanya.

"Penampilanmu bagus. Hanya jangan sampai kau malah dengan bodohnya mencoba berenang lagi di kolam saat aku menampilkan hadiahku," ucap Eric.

Hei, tidak lucu bercandamu! Aku hampir mati kau tahu? Lagi pula-

"Iya iya, maaf, aku hanya tidak tahu harus bicara bagaimana. Lagi pula tenang saja, jika terjadi sesuatu ada aku," ucap Eric yang membuat mataku membulat.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang